Perkembangan pesat teknologi kecerdasan buatan atau AI telah mengubah lanskap dunia kerja secara signifikan. Sementara AI menawarkan berbagai manfaat, seperti peningkatan efisiensi dan produktivitas, teknologi ini juga menimbulkan kekhawatiran, terutama bagi pekerja perempuan. Ada pula penelitian yang mendukung pernyataan tersebut dari McKinsey yang secara umum memperkirakan kelompok pekerja perempuan 1,5 kali lebih mungkin harus mencari peran baru dibandingkan dengan pria.
Beberapa studi menunjukkan bahwa perempuan cenderung lebih terdampak oleh otomatisasi dan AI dibandingkan laki-laki. Dibalik hadirnya teknologi AI tersebut, muncul juga peluang dan solusi yang bisa dimanfaatkan oleh pekerja perempuan seperti pengembangan keterampilan teknologi, kolaborasi manusia dan AI, hingga membangung jaringan profesional untuk memperoleh informasi peluang kerja baru.
Optimisme terhadap kemampuan dan peluang pekerja perempuan untuk tetap bersaing di tengah masifnya teknologi AI ini pun disampaikan oleh Founder DOKU, Nabilah Alsagoff. Tak hanya sekedar teori, hal itu dibuktikan dengan meningkatnya jumlah pekerja perempuan yang mengisi posisi pekerjaan yang menuntut pengetahuan dan kemampuan di sektor teknologi seperti DOKU.
Ingin membaca artikel lengkap tentang dampak AI di dunia kerja terhadap perempuan?