Intip Cara Menghitung Gaji Karyawan Berdasarkan Omset!

cara menghitung gaji karyawan berdasarkan omset

Ingin tahu bagaimana cara menghitung gaji karyawan berdasarkan omset? Lihat tips-tips beserta informasi penting lainnya di sini!

Baru memulai usaha dan punya beberapa karyawan, lalu bingung bagaimana cara menghitung gaji mereka? Apakah ada aturan-aturan khusus yang harus dipatuhi atau tolok ukur gaji yang ideal?

Gaji pegawai adalah pengeluaran usaha untuk sumber daya manusia yang persentasenya bersumber dari omzet. Perhitungan gaji memang bukan tanggung jawab pemilik usaha sepenuhnya, apalagi jika kamu sudah memiliki tim keuangan tersendiri.

Akan tetapi, ada baiknya bila pemilik bisnis mengetahui cara menghitung gaji karyawan berdasarkan omset. Selain menambah wawasan, pemahaman tentang perhitungan gaji menurut omzet juga penting untuk pengusaha yang ingin mengevaluasi keuangan bisnis.

Yuk, simak pembahasan berikut!

Kebijakan Penggajian di Indonesia

Sebelum mengetahui cara menghitung gaji karyawan berdasarkan omset, kamu perlu memahami kebijakan penggajian di Indonesia.

Jenis-Jenis Upah Pegawai menurut Undang-Undang

Dalam hal pemberian gaji pada pegawai swasta, Depnaker (Departemen Tenaga Kerja) sudah mengaturnya dalam PP No. 78 Tahun 2015 tentang Pengupahan. Ada 11 jenis upah untuk pegawai, antara lain,

  • upah minimum atau gaji,
  • upah atas absen kerja karena berhalangan,
  • upah lembur,
  • upah atas absen kerja akibat aktivitas di luar pekerjaan,
  • potongan gaji dan denda,
  • cara dan bentuk pembayaran gaji,
  • upah atas tugas yang dijalankan selama waktu istirahat,
  • pesangon,
  • skala dan struktur pemberian gaji yang proporsional,
  • hal-hal yang bisa dihitung dengan gaji, dan
  • gaji untuk menghitung PPh (Pajak Penghasilan).

Hukuman bagi Pengusaha yang Menunda Pemberian Gaji pada Karyawan

Setiap perusahaan biasanya mengadakan perjanjian tertulis sebelum menerima karyawan. Perjanjian ini mencakup banyak hal, termasuk waktu dan tata cara pembayaran gaji pegawai.

Jika perusahaan sudah menuliskan waktu penggajian dalam kesepakatan kerja, tetapi melakukan penundaan gaji, hal ini dilarang  oleh undang-undang.

Sesuai Undang-Undang No. 13 Tahun 2003 tentang Ketenagakerjaan, pemerintah akan mendenda perusahaan yang lalai atau sengaja terlambat membayar upah pegawai.

Berapa Gaji Karyawan yang Ideal Berdasarkan Omset?

Omzet setiap perusahaan pastinya berbeda dengan perusahaan lain sehingga besaran upah pegawai yang harus diberikan pun berbeda.

Menurut para ahli, persentase yang ideal untuk menggaji karyawan menurut omzet adalah 15 persen, 20 persen, atau bahkan 30 persen.

Untuk pelaku UMKM, 15 persen dan 20 persen sudah cukup karena mereka hanya dibebankan untuk menghitung upah pegawai.

Sebagai contoh, seorang pelaku UMKM di bidang kuliner menghasilkan omzet sebanyak Rp50 juta per bulan. Ia bisa memakai persentase sebesar 15 persen atau 20 persen.

Jika menggunakan 15 persen maka alokasi dana untuk gaji karyawan sebesar Rp7.500.000, sedangkan bila memakai 20 persen akan menjadi Rp10.000.000 setiap bulannya.

Besaran upah yang akan diberikan untuk satu karyawan bisa diatur sesuai kebutuhan usaha maupun pekerja.

Contohnya, kamu berniat memberikan upah sebesar Rp1,5 juta per bulan untuk satu pegawai. Bila menggunakan persentase 15 persen dengan alokasi dana sebesar Rp7,5 juta, berarti kamu bisa merekrut hingga 5 pegawai dengan gaji tersebut.

Berbeda dengan bisnis skala kecil dan menengah, beban perusahaan besar jauh lebih kompleks. Hal ini karena pelaku bisnis besar tak sebatas memperhitungkan gaji karyawan, tetapi juga mempertimbangkan alokasi dana untuk retensi dan rekrutmen talenta perusahaan.

Perusahaan besar biasanya memakai persentase yang tak lebih dari  30 persen dari jumlah omzet per periode.

Cara Menghitung Gaji Karyawan Berdasarkan Omset

Pada poin-poin berikut, kamu akan diajak memahami cara menghitung gaji karyawan berdasarkan omset yang sesuai undang-undang dan manusiawi!

1. Tetapkan standar gaji karyawan

Cara menghitung gaji karyawan berdasarkan omset yang pertama adalah dengan menentukan standar gaji pegawai. Hal ini bisa dilakukan dengan mempertimbangkan jenis industri dan wilayah tempat bisnis beroperasi

Standar gaji karyawan bisa ditentukan dengan menggunakan beragam sumber. Misalnya, data kompensasi dari bisnis serupa, asosiasi industri, dan laporan gaji nasional.

2. Rutin mengevaluasi kinerja pegawai

Cara menghitung gaji karyawan berdasarkan omset yang kedua adalah mengevaluasi performa pegawai secara berkala. Evaluasi dijalankan agar kamu bisa menilai seberapa besar kontribusi dan seberapa bagus kinerja pegawai selama berada di perusahaan.

Evaluasi performa bukan hanya berguna untuk menentukan gaji pokok, tetapi juga bonus-bonus lain. Misalnya, jika seorang pegawai menunjukkan kinerja yang bagus dalam sebulan dibanding pegawai lain, kamu bisa mempertimbangkan untuk memberinya bonus.

3. Pertimbangkan penggajian yang fleksibel

cara menghitung gaji karyawan berdasarkan omset

Pertimbangan soal penggajian yang fleksibel menjadi salah satu cara menghitung gaji karyawan berdasarkan omset. Bagi pemilik UMKM, anggaran yang dimiliki biasanya tidak terlalu besar untuk menggaji pegawai.

Maka dari itu, pengusaha kecil dan menengah bisa membuat penggajian lebih luwes. Sebagai contoh, menawarkan waktu yang fleksibel atau memberikan opsi sistem paruh waktu untuk pekerja.

Hal yang terpenting adalah memastikan bahwa setiap pegawai menerima gaji yang layak dan sesuai kinerja yang dilakukannya, sekalipun mereka tidak bekerja dengan waktu penuh.

4. Pertimbangkan bonus

cara menghitung gaji karyawan berdasarkan omset

Kemudian, pengusaha bisa mempertimbangkan bonus sebagai cara menghitung gaji karyawan berdasarkan omset. Bonus yang dimaksud bisa meliputi tunjangan kesehatan, bonus tahunan, atau pembagian keuntungan.

Bonus tak cuma membuat pegawai lebih termotivasi, tetapi juga menjaga agar mereka tetap betah bekerja di perusahaanmu.

5. Lakukan penggajian sesuai undang-undang ketenagakerjaan untuk UMKM

Cara menghitung gaji karyawan berdasarkan omset yang satu ini penting bagi UMKM. Pasalnya, undang-undang di Indonesia telah memberikan keringanan pada pelaku UMKM dalam menggaji pegawai.

Lewat Peraturan Perundang-undangan (PP) Pengupahan No. 36 Tahun 2021, pemerintah membolehkan gaji pegawai UMKM lebih kecil daripada UMP (Upah Minimum Provinsi).

Artinya, upah karyawan usaha kecil dan menengah bisa didasarkan pada persetujuan antara dua belah pihak, yakni pemilik bisnis dan pekerja.

Meski begitu, pelaku UMKM harus tetap mengikuti peraturan berikut dalam menggaji karyawan:

1. Minimum 25 persen di atas garis kemiskinan yang ada di level provinsi.

2. Minimum 50 persen dari rata-rata tingkat konsumsi yang dilakukan masyarakat di level provinsi.

Read more: Dongkrak Omzet lewat Medsos: Ini Cara Membuat Akun Bisnis di Instagram

Sekian penjelasan seputar cara menghitung gaji karyawan berdasarkan omset yang perlu kamu ketahui. Cara-cara di atas bisa diterapkan agar keuangan bisnismu tetap terkelola dengan baik.

Selanjutnya, agar dapat menggaji karyawan dengan lancar, jangan lupa untuk meningkatkan omzet usaha. Salah satu tipsnya adalah dengan bergabung menjadi Juragan DOKU.

Sebagai sahabat pengusaha persembahan dari DOKU, Juragan DOKU menyediakan berbagai fitur pembayaran digital yang disukai calon pelanggan saat ini. 

Fitur-fitur yang dimaksud, seperti Payment Link yang bisa perbanyak transaksi sukses melalui WhatsApp, e-Katalog yang bisa buat toko online secara mandiri, Instant Checkout untuk transaksi di Instagram atau Facebook bisnis Anda jadi otomatis, hingga QRIS yang bisa terima pembayaran dengan satu kode QR. Serta yang gak boleh dilewatkan, pelatihan online bisnis gratis yang nantinya akan dibimbing oleh para mentor bisnis yang andal!

Cara bergabungnya pun mudah. Kamu bisa mengunduh Aplikasi Juragan DOKU melalui smartphone atau kamu juga bisa mendaftar melalui website di sini

Terima pembayaran lancar, Usaha makin gencar, Gabung jadi Juragan DOKU, Sekarang!