Adaptasi di Setiap Situasi jadi Kunci Sukses Bisnis Lawless Burgerbar

lawless burgerbar

Industri Food & Beverage (F&B) merupakan salah satu yang cukup berdampak dengan saat pandemi. Pembatasan sosial di masa pandemi membuat bisnis restoran harus mencari cara agar terus bertahan. Salah satu caranya adalah mengurangi aktivitas fisik dengan memesan makanan secara online ataupun dine-in order. Setelah pandemi, industri F&B pun bangkit, hal ini dibuktikan dengan data dari Inventure Alvara, yakni sebanyak 79% konsumen tidak ragu lagi untuk melakukan dine-in di restoran. Situasi Ini bisa menjadi momen yang baik bagi bisnis F&B untuk bangkit pasca pandemi. Salah satu bisnis restoran yang mampu bertahan dan bangkit dari hal tersebut adalah Lawless Burgerbar.  

Awal Mula & Lini Bisnis Lawless

Lawless berdiri pada tahun 2011 yang digawangi oleh 5 orang laki-laki yang memiliki minat tinggi di bidang seni dan musik yaitu Arian Arifin, Gofar Hilman, Ucup, Sammy Bramantyo dan Roni Pramaditia. Lawless berawal dari sebuah inisiasi untuk memiliki tempat kumpul yang bisa menggabungkan kultur motor custom, musik hardcore dan tato. 

Lawless, One-Stop Shopping (Clothing, Merchandise, Tato & Bengkel)

Pertama kali, Lawless Jakarta hadir sebagai toko merchandise dan aksesoris bagi penggemar musik, khususnya musik metal, hardcore. Lawless Jakarta merupakan gabungan dari toko Pistone milik Gofar Hilman dan Howling Golf milik personil Band Seringai. Selain itu, Lawless Jakarta juga menyediakan tempat bagi brand lokal untuk memamerkan karya mereka. Semakin lengkap, Lawless juga memiliki studio tato. 

Lawless cukup aktif menggelar acara yang berkaitan dengan motor dan musik. Sesekali, Lawless juga mengadakan pameran motor untuk menggaet semakin banyak peminat motor kustom di Jakarta. Tidak berhenti disitu, lini bisnis Lawless semakin beragam dengan hadirnya Lawless Jakarta Records. Melalui, Lawless Jakarta Records, mereka bekerjasama dengan band-band independen untuk bisa merilis karyanya dalam format fisik sekaligus mempromosikan ke khalayak ramai. 

Di tahun 2016, Lawless bekerjasama dengan Jagermeister untuk membuat event musik yang bernama Jagermusic. Pada event tersebut hadir beberapa band metal seperti Taring, Petaka, Seringai dan Dental Surf Combat. Setelah sukses dengan musik, tato dan motor, Lawless pun melebarkan bisnisnya di bidang lain yaitu kuliner yang dinamai Lawless Burger Bar. 

Kemunculan Lawless Burger Bar

Lawless Burger Bar resmi dibuka pada 3 September 2017 yang bertempat di sebelah Toko Lawless Jakarta. Lawless Burgerbar hadir dari perpaduan tempat nongkrong yang nyaman untuk bisa menikmati burger, bir dingin dengan iringan musik rock. Konsep Ini menjadi ciri khas Lawless Burgerbar. Semakin unik dan berbeda, Lawless Burger Bar menyajikan burger dengan nama metal sebagai ciri khasnya. Nama-nama menu burger di Lawless Burgerbar diambil dari nama-nama band dan lirik lagu rock & metal, seperti The Lemmy (Lemmy Kilmister – vocalist & bassist band Motorhead, Motley Burg (Band heavy Metal Motley Crue), dll. 

Pembatasan aktivitas sosial saat pandemi, tidak menghentikan bisnis Lawless Burger. Lawless burger pun beradaptasi dengan mengeluarkan konsep pre-order. Dengan pre-order, memungkinkan konsumen untuk memesan bun, patty dan saus khas Lawless Burgerbar. Tidak berhenti disitu saja, inovasi lainnya juga dilakukan Lawless dengan membuka lini bisnis lainnya yakni Lawless Donuts. 

Lawless juga pernah mendapatkan penghargaan Jakarta’s Best Eats pada tahun 2019 sebagai pemenang pada kategori Casual Dining. Selain itu, pada tahun 2020, Media Merah Putih memberikan penghargaan sebagai Top 10 Survivor of The Year yang menjadi sebuah apresiasi terhadap Lawless Burgerbar karena mampu survive dan bangit ditengah pandemi. 

Lawless Burgerbar Gunakan EasyEat, Aplikasi Dine-In Order

Kemampuan bertahan Lawless Burger juga dibuktikan dengan mampu beradaptasi di tengah era serba digital, yakni dengan penggunaan Aplikasi untuk dine-in order. Lawless Burgerbar menggunakan aplikasi dine-in order dari EasyEat. EasyEat adalah platform penyedia sistem manajemen pemesanan makanan untuk kafe/restoran asal Singapura yang berkolaborasi dengan DOKU untuk mewujudkan pengalaman dine-in kekinian yang lebih praktis untuk memfasilitasi ritme kehidupan masyarakat modern yang serba cepat dan dinamis. 

Saat ditemui pada acara di salah satu restoran yang menggunakan solusi EasyEat, Lawless Burgerbar Menteng, Wassem Mohd., CEO Easy Eat menjelaskan, ”Urusan memilih menu dan memesan makanan bisa jadi menantang baik bagi pramusaji maupun pelanggan ketika dine-in di kafe/restoran. Kegiatan ini bisa jadi memakan waktu cukup lama, menambah tumpukan antrian dan berakibat kurang nyaman jika tidak dikelola dengan baik. Dengan platform EasyEat, tantangan ini dapat teratasi karena semua proses tersebut dilakukan secara real-time. Lebih canggihnya lagi, berkat kolaborasi bersama DOKU, kini pelanggan tidak hanya dapat memilih menu dan memesan makanan tapi juga bisa langsung membayar pesanan mereka menggunakan metode pembayaran yang diinginkan, semua dalam satu platform yang sama.”

Baca juga: Pengalaman Dine-In Praktis tanpa Antri dengan Pesan & Bayar melalui Platform Digital

Platform EasyEat memudahkan pengunjung dalam melihat dan memesan menu dengan QR tanpa harus mengunduh aplikasi apapun. Setelah scan QR yang disediakan oleh EasyEat, pengunjung restoran dapat langsung melihat dan memesan makanan tanpa harus menunggu pramusaji datang. Setelah itu, pengunjung dapat langsung melakukan proses pembayaran dengan pilihan opsi bayar beragam dan menunggu makanan datang setelah proses pembayaran selesai. Hal tersebut juga dilakukan hanya melalui smartphone tanpa perlu ke kasir. 

Di kesempatan yang sama, Troy Hambali, VP of Business Development DOKU turut berkomentar, “Dalam kolaborasi bersama EasyEat, DOKU berfungsi sebagai mitra teknologi yang mengadakan fitur pembayaran dalam platform EasyEat, sehingga pengunjung dapat langsung menyelesaikan pembayaran dalam satu platform. Dengan solusi All-in-One POS EasyEat yang terintegrasi dengan platform pembayaran DOKU, pengunjung dapat memilih metode pembayaran yang nyaman bagi mereka, mulai dari scan QRIS, e-wallet, m-banking, debit card dan credit card. Dengan demikian proses pesan dan bayar jadi lebih cepat dan operasional kafe/restoran secara keseluruhan menjadi lebih efisien.” Solusi dari EasyEat yang dipakai Lawless Burger menjadi pilihan yang tepat untuk mulai go digital dalam hal pemesanan makanan di restoran. Semakin memudahkan pelanggan, bisnis pun akan semakin berkembang. 

Setelah mengetahui perjalanan bisnis Lawless dari awal berdiri hingga membangun Lawless Burgerbar, kita bisa melihat bahwa sebuah bisnis akan tetap bertahan jika diikuti kemampuan adaptasi yang baik. Dengan menggunakan sistem aplikasi dine-in order yang tak hanya memudahkan pelanggan, tetapi juga pemilik bisnis dalam operasionalnya adalah bukti bahwa Lawless mampu mengikuti kemajuan teknologi saat ini untuk bisnis tetap relevan.