Omzet adalah salah satu bagian penting dalam sebuah bisnis. Namun, banyak orang keliru menganggap omzet sebagai profit. Ini perbedaannya.
Sebagai pelaku bisnis, omzet adalah salah satu hal yang rutin kamu pantau. Namun, rupanya, banyak orang yang salah menyangka omzet sebagai profit. Padahal, keduanya merupakan dua istilah yang berbeda. Di sini, kamu akan lebih memahami tentang omzet dan juga profit, serta upaya yang bisa dilakukan untuk meningkatkan omzet.
Baca juga: Membagi Keuntungan: Penjelasan Profit Sharing
Apa Itu Omzet?

Omzet adalah istilah yang sering digunakan dalam dunia bisnis untuk menggambarkan total pendapatan yang diperoleh oleh suatu perusahaan atau bisnis dalam periode waktu tertentu. Dalam bahasa Indonesia, omzet merujuk pada total uang yang diterima dari penjualan produk atau layanan, tanpa memperhitungkan biaya atau pengeluaran lainnya. Omzet memberikan gambaran seberapa besar volume transaksi yang dilakukan oleh perusahaan dalam periode tertentu, tetapi bukan merupakan ukuran keuntungan.
Di Indonesia, terdapat dua cara penulisan yang sering digunakan untuk merujuk pada istilah ini, yaitu omzet dan omset. Meskipun keduanya sering digunakan secara bergantian, KBBI (Kamus Besar Bahasa Indonesia) lebih menganjurkan penulisan yang benar adalah omzet.
Penyebutan yang Benar: Omzet vs Omset dalam KBBI
Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI), penulisan yang benar adalah omzet, dengan “z” di akhir kata. Meskipun beberapa orang mungkin lebih familiar dengan penulisan omset, yang dengan “s”, KBBI menyatakan bahwa bentuk yang tepat dalam bahasa Indonesia adalah omzet. Dengan demikian, apabila Anda merujuk pada istilah ini dalam konteks resmi atau formal, sebaiknya menggunakan omzet.
Perbedaan Omzet dengan Profit
Pada dasarnya, omzet dan profit (keuntungan) adalah dua hal yang berbeda, meskipun keduanya berhubungan erat dalam analisis kinerja bisnis. Berikut adalah perbedaan antara omzet dan profit dalam beberapa aspek, seperti cara menghitungnya, laporan, manfaat, dan penjelasan lainnya:
Cara Menghitung Omzet dan Profit
- Omzet dihitung dengan mengalikan harga jual suatu produk atau layanan dengan jumlah yang terjual.
- Rumus: Omzet= Harga Jual×Jumlah Terjual
Profit dihitung dengan mengurangi omzet dengan semua biaya yang dikeluarkan, seperti biaya produksi, gaji, sewa, dan lainnya.
- Rumus: Profit= Profit=Omzet−Total Biaya
- Laporan
- Laporan Omzet sering kali muncul dalam laporan penjualan atau laporan arus kas, yang menggambarkan berapa banyak uang yang diterima perusahaan dari hasil penjualan.
- Laporan Profit (Laba atau Keuntungan) lebih detail dan menyertakan berbagai kategori biaya (seperti biaya bahan baku, gaji, biaya operasional lainnya). Laporan laba rugi menunjukkan apakah perusahaan menghasilkan keuntungan atau justru mengalami kerugian setelah memperhitungkan biaya-biaya tersebut.
- Manfaat
- Omzet bermanfaat untuk mengukur seberapa besar volume transaksi yang dilakukan oleh bisnis. Ini memberi gambaran mengenai daya tarik produk atau jasa yang ditawarkan oleh perusahaan di pasar. Namun, omzet tidak dapat menunjukkan apakah perusahaan tersebut sedang menguntungkan atau tidak.
- Profit lebih menggambarkan kesehatan keuangan perusahaan, karena menunjukkan seberapa efektif bisnis dalam menghasilkan keuntungan
Simulasi Contoh Perbedaan Omzet dan Profit (Studi Kasus UMKM dari Berbagai Industri)
Untuk memberikan gambaran yang lebih jelas, berikut adalah beberapa studi kasus yang menggambarkan perbedaan antara omzet dan profit di berbagai industri UMKM (Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah):
1. Industri Makanan dan Minuman (Restoran UMKM)
Omzet: Sebuah restoran lokal yang menjual makanan dan minuman dengan harga rata-rata Rp 50.000 per pelanggan. Jika dalam sebulan restoran tersebut melayani 1.000 pelanggan, omzet yang diperoleh adalah:
Omzet= 1.000×Rp50.000=Rp50.000.000
Profit: Untuk menghitung profit, kita harus mengurangi biaya-biaya yang timbul, seperti biaya bahan baku makanan, gaji karyawan, dan sewa tempat. Misalkan total biaya operasional restoran tersebut selama sebulan adalah Rp 35.000.000, maka profit yang diperoleh adalah:
Profit=Rp50.000.000−Rp35.000.000=Rp15.000.000
2. Industri Fashion (Toko Pakaian UMKM)
Omzet: Sebuah toko pakaian menjual 200 potong pakaian dengan harga rata-rata Rp 150.000. Omzet yang diperoleh adalah:
Omzet= 200× Rp 150.000=Rp 30.000.000
Profit: Jika biaya produksi dan biaya operasional lainnya (seperti gaji karyawan dan sewa toko) adalah Rp 20.000.000, maka profit yang diperoleh adalah:
Profit=Rp30.000.000−Rp20.000.000=Rp10.000.000
3. Industri Jasa (Pengembangan Website)
Omzet: Sebuah perusahaan pengembang website menerima 10 klien dengan harga rata-rata Rp 10.000.000 per klien. Omzet yang diperoleh adalah:
Omzet=10×Rp10.000.000=Rp100.000.000
Profit: Biaya operasional, termasuk gaji karyawan dan infrastruktur lainnya, adalah Rp 60.000.000. Maka profit yang diperoleh adalah:
Profit=Rp100.000.000−Rp60.000.000=Rp40.000.000
Cara Meningkatkan Omzet di Tahun 2025
Meningkatkan omzet bisnis adalah tujuan utama bagi banyak pengusaha, terutama di tahun 2025 yang penuh dengan tantangan dan peluang baru. Berikut beberapa cara yang bisa dilakukan untuk meningkatkan omzet:
- Peningkatan Pemasaran Digital: Memanfaatkan media sosial, SEO (Search Engine Optimization), dan iklan digital untuk meningkatkan visibilitas bisnis dan menarik lebih banyak pelanggan.
- Diversifikasi Produk atau Layanan: Menambahkan variasi produk atau layanan yang dapat menarik lebih banyak konsumen, terutama yang dapat melengkapi penawaran yang sudah ada.
- Meningkatkan Pengalaman Pelanggan: Fokus pada pelayanan pelanggan yang luar biasa dan menciptakan pengalaman berbelanja yang menyenangkan dapat mendorong pelanggan untuk kembali dan merekomendasikan bisnis Anda ke orang lain.
- Program Loyalitas: Membuat program loyalitas untuk mempertahankan pelanggan setia dan mendorong mereka melakukan pembelian lebih sering.
- Ekspansi Pasar: Mencoba untuk memasuki pasar baru atau menjangkau segmen pelanggan yang berbeda. Ini bisa melalui penjualan online atau membuka cabang di lokasi baru.
- Kolaborasi dengan Influencer atau Brand Lain: Kolaborasi dengan influencer atau bisnis lain dapat membantu Anda menjangkau audiens yang lebih luas dan meningkatkan omzet secara signifikan.
- Sediakan Berbagai Metode Pembayaran untuk Pelanggan
Untuk meningkatkan omzet di tahun 2025, menyediakan berbagai metode pembayaran menjadi kunci. Hal ini dapat dilakukan dengan memanfaatkan payment gateway yang memungkinkan pelanggan memilih opsi pembayaran yang sesuai, seperti kartu kredit, debit, e-wallet, atau transfer bank. Salah satu contoh payment gateway yang memudahkan integrasi berbagai metode pembayaran adalah DOKU, salah satu perusahaan pionir payment gateway di Indonesia
Omzet adalah salah satu indikator penting dalam dunia bisnis, tetapi tidak dapat berdiri sendiri sebagai ukuran keberhasilan bisnis. Sementara omzet menggambarkan total pendapatan dari penjualan, profit lebih menggambarkan keberhasilan perusahaan dalam mengelola pendapatan dan biaya. Untuk meningkatkan omzet di tahun 2025, pengusaha perlu memanfaatkan teknologi, strategi pemasaran yang tepat, dan terus berinovasi untuk menjaga daya saing.
Baca juga: Gross Profit: Kunci Perhitungan Keuntungan Bisnis
Ingin Bisnis UMKM / Korporasi Anda Tumbuh Pesat di Tahun 2025? Berikan Opsi Pembayaran Beragam untuk Pelanggan Anda bersama DOKU
Di tahun 2025, pelanggan semakin mengutamakan kenyamanan dan kemudahan dalam bertransaksi. Faktanya, 67% orang Indonesia kini lebih memilih bertransaksi secara cashless karena alasan kemudahan dan keamanan (Visa Study).
Keunggulan DOKU:
Metode Pembayaran Luas
DOKU menyediakan rangkaian produk pembayaran terluas, mulai dari Kartu Kredit, cicilan Kartu Kredit, Transfer Bank, E-wallet, PayLater, Direct Debit, Digital Banking, QRIS, hingga OTC (Over The Counter), di mana pelanggan bisa melunasi pembeliannya melalui transaksi tunai di gerai minimarket dengan menggunakan kode tertentu.
Memiliki Lisensi Terlengkap
DOKU adalah satu-satunya penyedia layanan pembayaran di Indonesia yang memiliki lima lisensi dari Bank Indonesia, yaitu untuk payment gateway, transfer dana, uang elektronik, dompet elektronik, dan operator QRIS.
Pengalaman dan Sertifikasi Unggul
Dengan menggunakan payment gateway yang tepat, hal tersebut memungkinkan pelanggan melakukan pembayaran tanpa kendala. Alhasil, komplain pelanggan dapat terhindarkan.
Perlu diketahui, Payment Card Industry Data Security Standard (PCI DSS) adalah standar keamanan informasi kepemilikan yang dikelola oleh PCI Security Standards Council, yang dibentuk oleh American Express, Discover Financial Services, JCB International, MasterCard Worldwide, dan Visa Inc.
Telah Dipercaya Ratusan Ribu Merchant Korporat
Tercatat lebih dari 150.000 merchant korporat dari lintas industri telah menggunakan layanan pembayaran DOKU, termasuk diantaranya Google, Garuda, Prudential dan Traveloka.
CEO DOKU, Chris Yeo, menegaskan pentingnya keunggulan yang dimiliki DOKU dalam sektor fintech pembayaran di Indonesia. “Saya pikir keunggulan kami sebagai payment fintech company adalah memiliki 6 lisensi pembayaran yang tidak dimiliki oleh semua fintech di Indonesia. Lisensi pembayaran ini memungkinkan kami menghasilkan berbagai macam produk pembayaran yang berbeda, seperti payment gateway, pembayaran lintas batas (cross-border), pembayaran tagihan (billers), e-money, e-wallet, QRIS, hingga collecting agent untuk mengumpulkan Penerimaan Negara Bukan Pajak (PNBP).”
Hubungi kami
Sales kami siap memberikan informasi lebih lanjut, atau daftar di sini untuk mulai menawarkan berbagai opsi pembayaran kepada pelanggan Anda!