Perbedaan Omzet dan Profit, Jangan Sampai Keliru agar Bisnis Tetap Maju

omzet adalah

Omzet adalah salah satu bagian penting dalam sebuah bisnis. Namun, banyak orang keliru menganggap omzet sebagai profit. Ini perbedaannya.

Sebagai pelaku bisnis, omzet adalah salah satu hal yang rutin kamu pantau. Namun, rupanya, banyak orang yang salah menyangka omzet sebagai profit. Padahal, keduanya merupakan dua istilah yang berbeda. Di sini, kamu akan lebih memahami tentang omzet dan juga profit, serta upaya yang bisa dilakukan untuk meningkatkan omzet.

Read more: Bocoran Strategi Content Marketing, Biar Jualan Makin Laris

Perbedaan Omzet dan Profit

Pada dasarnya, omzet merupakan total pemasukan yang diperoleh dari produk terjual. Pemasukan ini sering disebut pula sebagai pemasukan kotor. Artinya, pemasukan ini belum dikurangi berbagai pengeluaran seperti modal, biaya distribusi, pemasaran, gaji pegawai, dan sebagainya. Dari definisi ini, kita pun bisa menyimpulkan bahwa omzet dapat dihitung menggunakan persamaan berikut.

Omzet = jumlah produk terjual x harga jual

Sementara itu, profit merupakan keuntungan bersih yang diperoleh perusahaan. Profit dihitung dengan mengurangkan hasil penjualan dengan berbagai biaya yang disebutkan di atas. Dengan kata lain, profit sama dengan omzet dikurangi oleh modal dan biaya-biaya lainnya. Formulasinya dapat dituliskan sebagai berikut.

Profit = omzet – (modal + total biaya lainnya)

Dari sini, terlihat jelas perbedaan antara omzet dengan profit. Profit merupakan keuntungan sebenarnya yang diperoleh perusahaan dan menjadi tolok ukur kesuksesan suatu usaha. Adapun, omzet adalah pemasukan kotor yang diperoleh dari hasil penjualan. Agar lebih jelas, perhatikanlah contoh perhitungan omzet dan profit berikut ini.

Contoh Perhitungan Omzet dan Profit

Sebagai contoh, perusahaan XYZ menyediakan kaos-kaos polos yang siap untuk disablon:

  • Kaos putih lengan pendek = Rp25.000
  • Kaos putih lengan panjang = Rp40.000
  • Kaos warna lengan pendek = Rp35.000
  • Kaos warna lengan panjang = Rp50.000

Apabila perusahaan XYZ setiap bulan berhasil menjual 500 kaos untuk setiap baju putih dan 300 kaos untuk setiap baju warna, perhitungan omzet adalah sebagai berikut.

Omzet = (500 x Rp25.000) + (500 x Rp40.000) + (300 x Rp35.000) + (300 x Rp50.000)

= Rp12.500.000 + Rp20.000.000 + Rp10.500.000 + Rp15.000.000

= Rp58.000.000

Dari perhitungan di atas, dapat dilihat bahwa omzet perusahaan XYZ setiap bulan adalah Rp58.000.000 (lima puluh delapan juta rupiah). Selanjutnya, perusahaan XYZ mengeluarkan biaya setiap bulan Rp30.000.000. Biaya tersebut meliputi modal, gaji karyawan, biaya perawatan, dan berbagai tagihan. Dari sini, kamu bisa menghitung pula profit perusahaan. Caranya, kurangkanlah omzet dengan biaya-biaya tadi.

Profit = Rp58.000.000 – Rp30.000.000 = Rp28.000.000

Mana yang Lebih Penting: Omzet atau Profit?

Dengan keberadaan istilah omzet dan profit, timbullah sebuah pertanyaan. Mana yang lebih penting dalam perjalanan sebuah bisnis? Apakah omzet ataukah profit?

Secara kasat mata, profit tentu lebih penting daripada omzet. Sebabnya, profit benar-benar merupakan keuntungan yang diperoleh perusahaan. Adapun, omzet adalah pemasukan dari hasil penjualan. Namun, pada praktiknya, bisnis tidaklah sehitam putih itu. Ada kalanya, suatu bisnis lebih mengejar omzet dibandingkan profit. Bingung? Begini penjelasannya.

Jika kamu dihadapkan pada dua kasus berikut, manakah yang akan kamu pilih? Pertama, bisnis dengan omzet Rp100.000.000 dengan profit Rp10.000.000. Kedua, bisnis dengan omzet Rp50.000.000 dengan profit Rp25.000.000. 

Telaah Bisnis Berorientasi Profit

Kalau hanya dengan melihat angka, tentu bisnis yang kedua tampak lebih menggiurkan. Kamu hanya perlu menjual sedikit barang, tetapi bisa menghasilkan keuntungan besar. Mungkinkah hal itu terjadi? Sangat mungkin.

Bisnis model kedua biasanya bisa dicapai dengan menjual barang-barang yang tidak mudah kedaluwarsa. Misalnya, kosmetik dan produk-produk perawatan diri. Kamu tidak perlu menjual banyak untuk memperoleh keuntungan besar. Namun, pasar produk ini pun cukup spesifik. Kamu juga tidak bisa terus-terusan menawarkan produkmu pada orang yang sama dalam waktu dekat. 

Karakteristik bisnis kedua membuat skema profit memang lebih cocok daripada skema omzet. Apabila model bisnis tersebut dipaksakan untuk mengejar omzet, bisa jadi akan menjadi lekas gulung tikar. Sebabnya, dana sangat mungkin lekas habis untuk biaya promosi besar-besaran dan diskon. Skema bisnis yang mengutamakan profit memang mensyaratkan kamu bekerja lebih keras.

Telaah Bisnis Berorientasi Omzet

Kalau produkmu termasuk cepat kedaluwarsa, bisnis berorientasi omzet adalah pilihan yang bisa jadi lebih tepat. Misalnya, bisnis jual beli makanan. Pasalnya, kamu harus berpikir agar produk cepat laku, bahkan jika produk itu merupakan produk yang sama dan untuk pembeli yang sama. Untuk itu, kamu tidak mengambil untuk terlalu banyak dalam setiap produk. Ringkasnya, yang penting laku dan tetap untung. 

Setelah menetapkan profit yang mungkin tidak banyak, kamu bisa berupaya memperbanyak jumlah penjualan sehingga total keuntungan pun turut meningkat. Kunci dari model bisnis ini adalah kualitas yang sesuai ekspektasi pelanggan, pelayanan yang ramah, serta skema pembangunan jaringan distribusi.

Dengan kualitas produk yang baik dan pelayanan yang ramah, pelanggan tentu tidak akan segan kembali lagi untuk membeli. Adapun, skema jaringan distribusi memungkinkanmu untuk menjual produk lebih banyak lagi.

Tips Agar Omzet Makin Tinggi

Untuk kamu yang berbisnis dengan berorientasi omzet, pastikanlah agar keuanganmu tetap bersih. Artinya, pastikan kamu membayar utang-utang yang ada, lalu pastikan agar profitmu tidak sekadar menjadi piutang yang sulit dicairkan. Apalagi, pembayaran utang-piutang juga bisa diselesaikan menggunakan DOKU sebagai payment getaway. Selanjutnya, berikut inilah tujuh tips yang bisa kamu tempuh untuk meningkatkan omzet.

1. Berikan Kualitas Produk Terbaik

Jangan pernah kecewakan pelangganmu dengan produk yang asal-asalan. Jika kualitas produkmu memuaskan, pelanggan tidak akan ragu untuk kembali membeli dan memberimu kepercayaan.

2. Pelayanan Ramah

Bukan hanya produk yang harus bagus, pelayananmu pun harus ramah. Pelanggan yang sakit hati terhadap pelayanan sangat berpotensi tidak mau kembali lagi, lho! Tidak peduli walaupun  produkmu bagus dengan harga yang ramah dompet.

3. Memberikan Diskon Menarik

Jika produkmu memang bagus, diskon tidak akan pernah gagal memicu ledakan pembeli. Namun, pastikan agar diskon tidak memengaruhi harga produksimu ya! Buatlah diskon secara tepat, tidak memberatkan, dan di waktu-waktu yang pas. 

4. Strategi Bundling

Apabila kamu memiliki beberapa jenis produk, pertimbangkanlah untuk membuat paket bundling. Gabungkanlah beberapa produk menjadi satu kesatuan dan juallah dengan harga yang lebih murah daripada total harga jual setiap produk. Selain sebagai bentuk diskon, paket bundling juga bisa ditawarkan sebagai parsel atau paket hadiah.

5. Memperluas Jaringan

Semakin luas jaringanmu, semakin banyak pula peluang terjualnya produkmu. Bukan hanya itu, sebagian jaringanmu mungkin juga mau menjualkan produk-produkmu sebagai agen atau reseller. Selain memperluas jaringan, tentu saja kamu harus tetap menjaga baik-baik kepercayaan jaringan yang sudah ada.

6. Garansi

Jika memungkinkan, kamu bisa memberikan garansi atas kualitas produkmu. Garansi dapat menumbuhkan rasa aman bagi pelanggan sehingga meningkatkan kepercayaan mereka terhadap bisnis yang kamu kelola.

7. Optimis dan Konsisten

Segala usaha atau upaya dalam bisnis haruslah dijalankan secara optimis dan konsisten. Berapa kali pun kamu pernah mengalami jatuh atau kegagalan, seorang pebisnis harus bangkit dan melangkah untuk membangun masa depan yang lebih cerah. 
Demikianlah, omzet adalah salah satu hal yang tidak luput diperhatikan oleh para pengusaha. Adapun, orientasi terhadap omzet atau profit tergantung pada jenis dan tujuan usaha. Orientasi mana pun yang kamu pilih, pastikan agar aliran keuanganmu bersih sehingga bisnismu bisa berjalan dengan lancar.

Pilih DOKU Agar Bisnis Lebih Sukses

Yuk bermitra dengan DOKU, perusahaan teknologi pembayaran yang juga pionir payment gateway di Indonesia. Berdiri sejak tahun 2007, DOKU sudah mengawal ratusan ribu transaksi sukses dari berbagai perusahaan besar hingga UMKM. Cukup sekali daftar, bisnis langsung terkoneksi ke beragam metode pembayaran. Terima pembayaran bisnis makin mudah dan pelanggan pun lebih nyaman bertransaksi. 

Pilih solusi pembayaran sesuai kebutuhan Anda, seperti:

  • Solusi Perusahaan: Apapun jenis bisnisnya, kelola pembayaran pelanggan jadi mudah pakai DOKU
  •  Solusi UMKM: Tidak Perlu Paham Teknis, Bisnis Bisa Go Digital

Pastikan untuk ubah setiap peluang menjadi uang! Gunakan DOKU sekarang!