Menghadapi konsumen dengan berbagai macam karakter adalah tantangan bagi pebisnis. Tipe-tipe konsumen seperti saja yang harus dihadapi? Simak ulasan berikut!
Salah satu strategi bisnis unik dan tepat adalah dengan mengenal perilaku konsumen. Artinya, kamu harus memahami tipe–tipe konsumen seperti apakah yang sering berkunjung atau membeli produk.
Dengan memahami tipe-tipe konsumen, kamu bisa menyusun strategi penjualan dan mengambil keputusan. Nah, sebagai acuan, berikut ini beberapa tipe-tipe konsumen yang wajib dipahami.
Read More: 7 Cara Menata Warung Sembako Kecil
1. Konsumen Baru
Saat masuk ke toko atau tempat usaha, konsumen baru biasanya sudah memiliki incaran produk. Namun, konsumen tersebut belum mengetahui merek produk yang sebaiknya dibeli. Karena itu, ia kerap membandingkan merek dari banyak toko sebagai pertimbangan.
Selain membandingkan merek, konsumen baru juga menyesuaikan dengan bujet yang dimiliki. Sebagai contoh, kamu mempunyai produk dari merek A. sementara toko sebelah menyediakan produk serupa bermerek B.
Kedua produk tersebut mempunyai kualitas sama dengan diskon relatif besar untuk pelanggan baru. Jika ingin konsumen ini membeli produk dari toko kamu, berikan sesuatu yang berbeda pada pandangan pertama. Semisal, memberikan layanan gratis pengiriman sampai ke rumah dan pelayanan ramah.
2. Konsumen Impulsif
Apakah kamu pernah menemukan konsumen yang mencari produk atau jasa tanpa tujuan jelas, tetapi akhirnya bertransaksi? Itulah konsumen impulsif; ia kerap membeli produk secara mendadak sesuai gerak hatinya.
Meski sulit menebak kebutuhan konsumen impulsif, kamu bisa menjadikannya sebagai pelanggan loyal. Salah satu caranya dengan memberikan pelayanan responsif ketika ia menanyakan produk. Coba tawarkan beberapa opsi produk dengan kemudahan pembayaran.
Jika kamu memiliki promo produk, segera sampaikan kepada konsumen impulsif tanpa basa-basi. Karena itu, strategi direct selling sangat tepat untuk menaklukan tipe konsumen ini.
3. Pengincar Diskon
Sebagian konsumen merasa senang jika diberi diskon atau potongan harga, terutama untuk produk yang menjadi incarannya. Selain menguntungkan, diskon juga bentuk apresiasi atas loyalitas pelanggan.
Namun, bagaimana kalau ada konsumen yang selalu mengincar diskon ketika datang ke toko kamu? Tipe konsumen ini pastinya tidak akan membeli produk dengan harga pasaran. Karena itu, penjual kerap kesulitan untuk mengatasinya.
Di satu sisi, kamu ingin mempertahankan konsumen tersebut. Sementara di sisi lain, permintaan konsumen pengincar diskon bisa merugikan toko. Lantas, bagaimana trik menanganinya?
Cara pertama, coba mengobrol dengan konsumen untuk menciptakan hubungan baik. Saat mengobrol, paparkan mengenai kelebihan produk maupun layanan di tempat usaha kamu. Pastikan konsumen tersebut terdorong membelinya dengan harga standar.
Trik kedua, kamu bisa menggunakan bundling package tanpa mengurangi total harga barang, tetapi tetap terlihat murah. Semisal, konsumen bisa mendapatkan 3 produk murah jika melakukan pembelian minimal 4 barang.
Kamu juga dapat menggunakan strategi reward untuk konsumen pengincar diskon. Sebagai contoh, untuk pembelian kelipatan Rp50.000, konsumen berhak memperoleh kupon. Nantinya, kupon tersebut bisa ditukar dengan hadiah menarik atau cashback ke e–wallet.
4. Konsumen Loyal
Apakah kamu pernah mengecek histori belanja beberapa konsumen yang datang ke toko? Kalau ada orang membeli di tempat sama berulang kali, itulah konsumen loyal. Tipe ini biasanya merasa cocok dengan layanan atau produk yang ditawarkan.
Karena sudah terlanjur cocok, konsumen tersebut sulit pindah ke merek atau perusahaan lain. Loyalitasnya otomatis terbentuk karena tempat yang ia pilih menyediakan produk sesuai kebutuhan. Selain itu, konsumen loyal selalu mendapatkan pelayanan baik dari kamu sehingga merasa nyaman.
Lantas, bagaimana mempertahankan konsumen loyal?
Pertama, kamu harus membuat layanan pendukung untuk mempererat komunikasi pelanggan. Bentuk komunikasi tersebut misalnya, dengan layanan pengiriman ke lokasi, menjawab pertanyaan lewat media sosial, serta customer support melalui email.
Cara kedua, buatlah program loyalitas pelanggan, misalnya berupa pemberian hadiah langsung untuk konsumen yang mencapai pembelian jumlah tertentu. Selain itu, kamu bisa meningkatkan retensi pelanggan dengan mengucapkan terima kasih melalui email atau Whatsapp ke nomor pelanggan.
Memberikan perhatian kecil kepada pelanggan juga bisa membuatnya makin loyal kepada bisnis kamu. Bentuk perhatian kecil itu, misalnya mengucapkan selamat ulang tahun untuk pelanggan atau memberikan diskon di hari bahagianya.
Terakhir, kamu bisa mempertahankan pelanggan loyal dengan membantunya mencari solusi atas masalah produk yang digunakan. Meski masalah produk bukan kesalahan bisnismu, cobalah mendengarkan keluh kesah pelanggan. Dengan begitu, pelanggan merasa nyaman karena kepedulian kamu.
5. Konsumen Kritis
Konsumen kritis biasanya banyak bicara dan suka menanyakan hal-hal kecil terkait produk. Tipe ini juga kerap mengkritik ketika ada yang salah dengan produk buatan kamu. Bahkan, mereka tidak segan mengunggah kritikannya ke media sosial.
Meski konsumen ini menyebalkan, kamu harus siap menghadapi. Pasalnya, konsumen kritis bisa menjadi sangat setia jika sudah merasakan keunggulan produk. Jadi, sebisa mungkin jelaskan kepadanya tentang detail produk, keunggulan, dan solusi atas kelemahannya.
Jika konsumen kritis tetap mengeluh setelah dijelaskan, pastikan kamu sudah menyiapkan media untuk menampungnya. Semisal, dengan membuatkan forum khusus pelanggan atau layanan customer service.
6. Konsumen Ekspresif
Konsumen ekspresif akan mengungkapkan apa pun yang dirasakannya setelah menggunakan produk atau layanan bisnis kamu. Ketika kecewa, tipe konsumen ini cenderung langsung protes dan marah. Sebaliknya, saat puas dengan suatu produk, tipe konsumen ekspresif kerap menyatakan kebahagiaannya di hadapan publik.
Untuk mengatasi konsumen ekspresif, kamu harus berbicara langsung dengannya. Tingkatkan kepercayaan konsumen ini dengan menjelaskan keunggulan produk. Perlihatkan juga berbagai testimoni positif mengenai produk dan layanan bisnis kamu.
Selain itu, kamu bisa menggunakan trik berikut untuk menarik konsumen ekspresif.
- Yakinkan konsumen bahwa produk dan layanan bisnis kamu mampu meningkatkan citra dirinya.
- Kamu bisa menggunakan anekdot dan informasi pribadi untuk memaparkan produk dan layanan bisnis.
- Coba bersikap ramah, lucu, menarik, dan menjadi pribadi yang positif setiap saat.
- Jangan menjebak konsumen ini secara mendetail supaya tidak terjadi konflik antarpribadi.
7. Konsumen Hemat
Konsumen hemat cenderung membeli produk yang dibutuhkan saja. Itu pun memilih produk dengan harga murah, tetapi berkualitas.
Untuk menangani konsumen hemat, kamu bisa menarik minat beli dengan beinteraksi lebih dekat sambil merekomendasikan produk. Pastikan rekomendasi tersebut sesuai kebutuhan konsumen supaya terjadi proses transaksi.
Jika pada transaksi pertama mengesankan bagi konsumen hemat, kamu bisa menariknya sebagai need based customer. Dengan demikian, di tahap berikutnya, need based customer ini dapat menjadi konsumen loyal.
Kamu punya bisnis? Ingin Go Digital, jangkau calon pelanggan lebih luas dan omzet meningkat?
Ayo bergabung dengan Juragan DOKU, sahabat berjualan persembahan DOKU yang bisa mendukung aktivitas jualan online kamu dengan fitur pembayaran digital dan edukasi pelatihan online bisnis gratis!
Setelah bergabung, kamu bisa menikmati fitur pembayaran digital seperti Payment Link yang bisa perbanyak transaksi sukses melalui WhatsApp, e-Katalog yang bisa buat toko online secara mandiri, QRIS yang bisa terima pembayaran dengan satu kode QR dan yang gak boleh dilewatkan, pelatihan online bisnis gratis yang nantinya akan dibimbing oleh para mentor bisnis yang handal!
Cara bergabungnya mudah, bisa melalui Aplikasi Juragan DOKU yang bisa kamu download via smartphonemu, atau kamu juga bisa mendaftar melalui website di sini.
Terima pembayaran lancar, Usaha makin gencar, Gabung jadi Juragan DOKU, Sekarang!