Apa itu Investor dan Bagaimana Cara Kerjanya?

apa itu investor

Beberapa tahun terakhir, istilah investor dan investasi semakin populer. Berkat kemajuan teknologi, cara orang melakukan investasi jadi lebih beragam. Kalau dulu investor kerap dianggap sebagai mereka yang kaya dan punya banyak aset, sekarang siapa saja bisa jadi investor meski hanya dengan dana sedikit. Apa itu investor sebenarnya?

Secara umum, investor adalah sebutan bagi individu maupun kelompok yang melakukan aktivitas investasi. Untuk memahami lebih jauh apa itu investor, jenis-jenis dan cara  mereka mendapatkan keuntungan, simak penjelasannya berikut ini!

Read More:  Gross Profit: Kunci Perhitungan Keuntungan Bisnis

Pengertian Investor

Dilansir dari Investopedia, investor adalah individu maupun entitas (seperti perusahaan) yang mengeluarkan sejumlah uang atau dana dengan harapan mendapatkan imbal balik atau keuntungan finansial.

Para investor berinvestasi dengan menggunakan instrumen keuangan yang berbeda-beda untuk mendapatkan tingkat return yang sesuai dengan tujuan investasi mereka. Seperti yang kita tahu, setiap orang punya tujuan yang berbeda-beda saat berinvestasi. Ada yang ingin membuat tabungan pensiun, mengumpulkan dana pendidikan anak atau sekadar mengumpulkan kekayaan.

Beberapa contoh alat investasi yang bisa kamu gunakan untuk mencapai tujuan keuanganmu antara lain termasuk –tetapi tidak terbatas pada saham reksa dana, emas, obligasi, valuta asing dan lain sebagainya. Investor biasanya akan melakukan analisis untuk melihat peluang masing-masing instrumen dari sudut pandang yang berbeda-beda. Tujuannya adalah untuk meminimalisasi risiko sembari memaksimalkan return atau keuntungan.

Jenis-jenis Investor

Investor bukanlah sekelompok orang yang seragam. Setiap investor punya gaya investasi yang berbeda. Ini bisa dilihat dari profil risiko, gaya preferensi hingga kerangka waktu berinvestasi yang mereka gunakan. Misalnya saja, ada sekelompok investor yang lebih suka membeli instrumen dengan risiko rendah dan keuntungan konservatif seperti produk obligasi dan deposito.

Tapi, ada juga investor yang berani mengambil risiko besar demi mendapatkan keuntungan yang tinggi. Investor semacam ini cenderung memilih produk investasi seperti saham valuta asing dan lain sebagainya. Untuk mengetahui jenis-jenis investor, simak penjelasannya berikut ini!

Jenis-jenis Investor Berdasarkan Profil Risiko

Profil risiko merupakan tingkat toleransi atau kemampuan seorang investor dalam mentolerir risiko yang mungkin mereka hadapi dalam berinvestasi. Berdasarkan profil risiko, ada 3 jenis investor yang perlu kamu ketahui:

  • Investor konservatif. Investor ini bisa dibilang punya profil risiko rendah. Mereka akan berusaha menjaga nilai pokok dari investasi mereka dengan keuntungan sedikit karena dianggap lebih stabil dan aman
  • Investor moderat. Investor moderat adalah investor yang mampu mentolerir risiko tingkat menengah. Mereka biasanya punya pemahaman yang lebih besar daripada tipe konservatif. Saat memilih produk investasi, mereka akan sangat hati-hati dan teliti. Investor moderat siap dengan risiko terjadinya fluktuasi jangka pendek namun tetap berusaha mempertahankan nilai awal investasi mereka
  • Investor agresif. Investor ini punya kemampuan menangani risiko yang sangat besar. Mereka percaya bahwa semakin besar risiko yang mereka ambil, maka akan semakin tinggi peluang mereka mendapatkan untung yang besar. Investor agresif tidak takut dengan fluktuasi tajam bahkan mereka juga siap dengan kehilangan modal mereka.

Jenis-jenis Investor Berdasarkan Jangka Waktu Investasi

Berdasarkan jangka waktu investasinya, investor juga dibagi ke dalam 3 kelompok yakni:

  • Investor jangka pendek. Investor jangka pendek adalah mereka yang berinvestasi dalam produk-produk investasi jangka pendek. Kisaran waktu investasinya antara 12 bulan sampai 3 tahun. Contoh investasi jangka pendek adalah obligasi, deposito dan P2P lending
  • Investor jangka menengah. Investor jangka menengah memilih produk investasi dengan masa investasi antara 3 sampai 10 tahun. Biasanya investor ini memiliki tujuan keuangan tertentu seperti persiapan biaya pendidikan anak atau biaya membeli rumah. Contoh produk investasinya reksa dana pendapatan tetap dan obligasi
  • Investor jangka panjang. Investor yang memiliki tujuan investasi lebih dari 10 tahun adalah investor jangka panjang. Contoh produk investasi yang bisa dipilih oleh investor jangka panjang antara lain adalah saham, reksa dana saham dan properti.

Pada dasarnya, investor konservatif, moderat dan agresif memiliki pilihan instrumen investasi yang berbeda-beda jangka waktunya. Investor konservatif misalnya, cenderung memilih produk investasi jangka panjang seperti deposito. Di sisi lain, investor moderat biasanya memilih perpaduan antara investasi jangka pendek dan panjang.

Investor dengan profil risiko tinggi (agresif) lebih suka dengan produk investasi jangka pendek seperti saham, properti dan perdagangan valuta asing (forex).

Jenis-jenis Investor Berdasarkan Gaya Investasi

Berdasarkan gaya investasi, investor terbagi ke dalam 2 jenis yakni investor aktif dan investor pasif.

  • Investor aktif. Investor aktif adalah investor yang melakukan aktivitas investasi terus-menerus. Mereka juga cenderung secara aktif melakukan pemantauan terhadap performa instrumen investasi yang sudah mereka beli. Mereka juga paham kapan waktu yang tepat untuk membeli atau menjual sebuah instrumen investasi
  • Investor pasif. Di sisi lain, investor pasif biasanya juga merupakan investor jangka panjang. Mereka lebih suka membangun kekayaan secara perlahan seiring berjalannya waktu. Mereka juga membatasi jumlah dana yang akan dikeluarkan saat melakukan investasi.

Bagaimana Cara Kerja Investor?

Cara kerja investor pada dasarnya kembali pada jenis instrumen apa yang mereka pilih. Tapi secara umum, ada 2 cara investor bisa mendapatkan keuntungan yakni lewat capital gain dan return/dividen/imbal hasil.

Mendapatkan Keuntungan Lewat Capital Gain

Keuntungan capital gain diperoleh investor dari selisih harga beli dengan harga jual instrument mereka. Misalnya saja, kamu membeli saham seharga Rp10 juta. Saat ada kenaikan harga, kamu memilih untuk menjual saham tersebut dengan harga Rp11 juta. Selisih antara harga beli dengan harga jual itu adalah keuntungan yang kamu peroleh dari capital gain.

Investasi lain yang mendatangkan keuntungan berupa capital gain antara lain adalah properti, kendaraan bermotor hingga emas.

Mendapatkan Keuntungan dari Return/Imbal Hasil

Selain capital gain, keuntungan lain yang bisa didapatkan oleh seorang investor bisa berasal dari dividen atau imbal hasil. Biasanya, dividen akan didapatkan dari investasi saham. Perusahaan yang mengeluarkan saham membagikan keuntungan kepada pemilik saham dalam bentuk dividen atau bagi hasil.

Misalnya saja kamu membeli saham perusahaan A. Pada akhir tahun, perusahaan tersebut membukukan laba sebanyak X triliun rupiah. Sebagai salah satu pemegang sahamnya, kamu berhak atas sejumlah return atau dividen sesuai dengan porsi saham yang kamu punya.

Investor adalah salah satu profesi yang menggiurkan. Ada banyak orang yang berhasil membangun kekayaan dari investasi. Salah satunya adalah Warren Buffett (bapak investasi dunia) dan Lo Kheng Hong (investor terkaya di Indonesia). Itulah ulasan lengkap mengenai apa itu investor dan bagaimana cara kerjanya.

Kamu pemilik bisnis? Ingin proses pembayaran pelanggan makin otomatis dan bisnis maju pesat ?

Yuk bermitra dengan DOKU, perusahaan teknologi pembayaran yang juga pionir payment gateway di Indonesia. Berdiri sejak tahun 2007, DOKU sudah mengawal ratusan ribu transaksi sukses dari berbagai perusahaan besar hingga UMKM. Cukup sekali daftar, bisnis langsung terkoneksi ke beragam metode pembayaran. Terima pembayaran bisnis makin mudah dan pelanggan pun lebih nyaman bertransaksi. 

Pilih solusi pembayaran sesuai kebutuhan Anda, seperti:

  • Solusi Perusahaan: Apapun jenis bisnisnya, kelola pembayaran pelanggan jadi mudah pakai DOKU
  •  Solusi UMKM: Tidak Perlu Paham Teknis, Bisnis Bisa Go Digital

Pastikan untuk ubah setiap peluang menjadi uang! Gunakan DOKU sekarang!