Biaya Produksi: Pengertian, Jenis, dan Cara Menghitungnya

apa yang dimaksud dengan biaya produksi

Sebenarnya, apa yang dimaksud dengan biaya produksi? Ketahui pula apa saja jenisnya dan bagaimana cara menghitung biaya produksi dengan benar.

Jika membicarakan bisnis, pasti tidak lepas dari salah satu aktivitas yang disebut dengan produksi. Jenisnya sendiri bisa berupa barang fisik atau jasa. Supaya bisa berjalan optimal, pastinya para pebisnis membutuhkan biaya, yang selanjutnya disebut dengan biaya produksi. 

Nantinya, biaya tersebut akan menjadi acuan bagi para pemilik bisnis menentukan harga jual yang tepat. Akan tetapi, biaya ini tidak sekadar biaya pembelian bahan baku dari barang yang dibuat, tetapi juga ada keterlibatan biaya lain dalam proses tersebut. 

Read More: Sebelum Berjualan, Ikuti 7 Cara Menentukan Harga Jual Ini!

apa-yang-dimaksud-dengan-biaya-produksi

Pengertian Biaya Produksi

Jadi, apa yang dimaksud dengan biaya produksi? Secara umum, biaya produksi adalah modal atau anggaran yang dikeluarkan oleh perusahaan selama melakukan pengolahan bahan baku untuk menciptakan suatu produk yang selanjutnya akan dijual atau dipasarkan pada pelanggan. 

Oleh karena itu, biaya ini sudah pasti ada dalam setiap aktivitas produksi pada perusahaan. Dalam menentukan harga produk, perusahaan akan berpedoman pada biaya ini. Semua total biaya untuk proses produksi akan dijumlahkan, lalu digabungkan dengan biaya lain sampai masuk dalam penentuan harga. 

Tak hanya itu, biaya produksi juga biasanya dipakai untuk melakukan evaluasi dan analisis dari profit maupun kerugian yang dialami perusahaan dalam kaitannya dengan penjualan produk tersebut. 

Jenis Biaya Produksi

Tidak hanya satu, biaya produksi terbagi lagi menjadi beberapa jenis yang selanjutnya akan dijumlahkan sebagai patokan dalam menentukan harga jual suatu produk. Adapun jenis dari biaya produksi, antara lain: 

1. Biaya tetap (fixed cost)

Pertama adalah biaya tetap. Ini merupakan jenis biaya yang selalu digunakan oleh perusahaan setiap bulan. Sama seperti namanya, biaya tetap tidak akan mengalami perubahan dalam jumlahnya. Artinya, semua biaya ini sifatnya pasti dan selalu masuk dalam anggaran setiap bulan. 

Selain itu, biaya tetap juga pada umumnya tidak mengalami kenaikan, meski perusahaan memutuskan untuk menambah proses produksi. Contoh yang masuk dalam biaya tetap, seperti biaya gaji karyawan dan biaya untuk penyewaan gedung kantor. 

2. Biaya variabel (variable cost)

Jenis biaya produksi selanjutnya adalah biaya variabel. Biaya ini adalah modal yang dikeluarkan oleh perusahaan dengan angka yang mengacu pada berapa banyak produk tersebut akan dibuat. Mudahnya, apabila jumlah produksi semakin meningkat, biaya variabel juga tentunya akan ikut mengalami kenaikan. 

Perlu kamu tahu bahwa biaya variabel adalah salah satu jenis biaya yang menjadi pertimbangan awal perusahaan saat sedang menentukan harga dari suatu produk dengan hitungan setiap unit. Contohnya, biaya untuk membeli bahan baku. Sebab, biaya ini pastinya harus disesuaikan dengan banyak jumlah produksi yang hendak dihasilkan. 

Mudahnya, saat kamu ingin membuat roti dalam jumlah besar, maka kamu harus membeli tepung dalam jumlah yang sama banyaknya. Hal ini akan berdampak pada peningkatan biaya untuk pembelian tepung tersebut, dan inilah yang disebut dengan biaya variabel. 

Selain itu, biaya variabel besarnya tidak akan sama, karena bergantung pada naik dan turunnya harga dari bahan baku. Oleh karena itu, perusahaan dituntut untuk selalu memiliki tindakan antisipasi perubahan dari bahan baku sehingga tidak mengalami kerugian.

3. Biaya rata-rata (average cost)

Kemudian, biaya rata-rata, jenis biaya yang mana barang setiap unitnya didapatkan dari jumlah biaya produksi dan dibagi dengan total barang yang dibuat pada suatu proses tersebut. Perusahaan memerlukan biaya ini untuk tujuan menentukan tingkat profit yang ingin diperoleh, biasanya dalam bentuk persentase. 

Selanjutnya, perusahaan akan membandingkan biaya ini dengan modal tetap sebagai acuan untuk pengambilan keputusan. Setelah mengetahui angka perbandingan biaya rata-rata dengan biaya tetap, barulah perusahaan dapat memutuskan berapa profit yang sesuai dengan kebutuhan. 

4. Biaya marginal (marginal cost)

Lalu, ada lagi biaya marginal, biaya ekstra yang dikeluarkan perusahaan dengan tujuan untuk menaikkan proses produksi. Jenis biaya ini kamu dapatkan dengan menambahkan biaya variabel saat proses produksi berlangsung. 

Perusahaan baru dapat menentukan biaya marginal setelah mengetahui berapa besarnya biaya tetap dan variabel. Cara menghitungnya yaitu kenaikan biaya yang dibagi dengan angka perubahan pada jumlah sasaran produksi. 

Pada dasarnya, biaya marginal memiliki peran untuk membuat aktivitas operasional perusahaan berjalan dengan optimal. Melalui biaya ini, perusahaan menjadi lebih efektif dan efisien dalam membuat produk dan mendapatkan keuntungan yang menjanjikan. 

5. Biaya total

Terakhir adalah biaya total, atau jumlah dari biaya tetap dan variabel. Jenis biaya ini adalah jumlah semua biaya yang kamu pakai selama berlangsungnya proses produksi. Perusahaan baru bisa mengetahui besar biaya total saat telah memiliki produk yang siap untuk dijual. 

Seperti namanya, biaya ini juga menjadi akumulasi dari semua pengeluaran perusahaan, mulai dari pembelian bahan baku, ongkos untuk operasional, hingga biaya yang kamu perlukan untuk melakukan pemasaran produk. 

Cara Menghitung Biaya Produksi

apa-yang-dimaksud-dengan-biaya-produksi

Menghitung biaya produksi sebenarnya tidak sulit. Asalkan kamu mengetahui rumusannya. Coba perhatikan contoh berikut ini. 

Perusahaan A mempunyai target bulanan harus membuat 5.000 makanan kaleng. Selanjutnya, perusahaan menjelaskan biaya produksinya seperti berikut. 

  • Biaya bahan baku: Rp15.000.000
  • Biaya untuk gaji 5 karyawan: Rp10.000.000 
  • Biaya 2 orang petugas keamanan: Rp2.000.000
  • Buaya yuk menyewa tempat: Rp3.000.000

Maka, jumlah semua biaya yang harus disiapkan perusahaan A untuk membuat 5.000 makanan kaleng adalah Rp30.000.000 setiap bulan. Jadi, biaya produksinya. 

30.000.000 : 5.000 = 6.000

Alhasil, jumlah biaya produksi dari perusahaan A adalah Rp6.000. 

Ternyata, perusahaan A ingin mengambil untung sebanyak 40% dari biaya produksi. Maka: 

 6.000 + (40% x 6.000) = 8.400

Jadi, harga jual produk akhir yang ditawarkan oleh perusahaan kepada konsumen adalah sebesar Rp8.400. 

Itu tadi informasi seputar apa yang dimaksud dengan biaya produksi, apa saja jenisnya, dan bagaimana cara mudah untuk menghitung biaya tersebut. Semoga semakin menambah ilmu kamu tentang bisnis, ya.

Pilih DOKU Agar Bisnis Lebih Sukses

Anda pemilik bisnis? Ingin proses pembayaran pelanggan makin otomatis dan bisnis maju pesat ?

Yuk bermitra dengan DOKU, perusahaan teknologi pembayaran yang juga pionir payment gateway di Indonesia. Berdiri sejak tahun 2007, DOKU sudah mengawal ratusan ribu transaksi sukses dari berbagai perusahaan besar hingga UMKM. Cukup sekali daftar, bisnis langsung terkoneksi ke beragam metode pembayaran. Terima pembayaran bisnis makin mudah dan pelanggan pun lebih nyaman bertransaksi. 

Pilih solusi pembayaran sesuai kebutuhan Anda, seperti:

  • Solusi Perusahaan: Apapun jenis bisnisnya, kelola pembayaran pelanggan jadi mudah pakai DOKU
  •  Solusi UMKM: Tidak Perlu Paham Teknis, Bisnis Bisa Go Digital

Pastikan untuk ubah setiap peluang menjadi uang! Gunakan DOKU sekarang!