Bingung cari ide nama bisnis yang bagus dan gampang diingat? Gunakan strategi pencarian nama berikut ini agar bisnismu berkembang.
Ketika kamu merintis usaha kecil, tetapi nggak ada salahnya mencari ide nama bisnis yang berkontribusi besar untuk kesuksesan. Ingat, nama adalah hal pertama yang diperhatikan calon konsumen atau pelanggan.
Apple. Uber. Gojek. Google. Apa kesamaan dari berbagai bisnis ikonik ini? Salah satunya: mereka punya nama ikonik yang mudah diingat dan mencerminkan identitas mereka. Proses menentukan nama ini jelas tidak sembarangan, tetapi dampaknya besar.
Bagaimana cara menemukan nama terbaik untuk bisnismu? Inilah beberapa strategi yang bisa kamu terapkan.
Read More: Niat Berbisnis? Simak 6 Perbedaan UKM dan UMKM
1. Pahami Filosofi, Visi, dan Misi Bisnismu
Ingin nama bisnis kamu berkesan di ingatan konsumen? Pastikan kamu paham betul tujuan di balik pendirian bisnis. Pertimbangkan hal-hal seperti kesan yang ingin kamu timbulkan, demografi konsumen, jenis barang, dan tujuan masa depan pendirian bisnis.
Contoh populernya adalah kosmetik Wardah. Nama bahasa Arab yang bermakna “bunga mawar” ini mencerminkan sejarah perusahaan yang bekerja sama dengan pesantren serta tujuan pendirian untuk membuat kosmetik buat konsumen Muslim.
2. Hindari Nama dan Ejaan yang Rumit atau Rancu
Gimana jadinya kalau nama bisnismu terlalu rumit, rancu, atau susah dieja? Konsumen bakalan susah mengingat nama produkmu. Hal ini berarti nama bisnismu akan jarang dibicarakan atau muncul di ingatan ketika mereka mencari produk atau jasa.
Coba lihat para jawara penghargaan Indonesia Best Brand 2022: Sharp, Momogi, Garda Oto, Tolak Angin, Tango. Salah satu kesamaan mereka adalah nama-nama yang mudah diingat. Setiap kali konsumen belanja, mereka akan lebih familiar dengan nama-nama tersebut.
Nama yang mudah bukan hanya soal kesan di benak pelanggan, lho. Semakin gampang ejaan nama bisnis, semakin mudah pula konsumen mencarinya di internet, misalnya lewat pencarian Google.
Ada beberapa prinsip yang sebaiknya kamu ikuti agar nama bisnismu mudah diingat, yaitu:
3. Hindari Kombinasi Janggal
Hindari nama yang sulit dieja, misalnya yang terlalu banyak menggunakan huruf konsonan. Hindari juga nama bisnis yang ejaannya cenderung rancu. Jika kamu mengecek KBBI dan menemukan ejaan kata baku yang beda dari versi populernya, lebih baik pilih yang populer.
Hindari Kombinasi Huruf dan Angka Acak
Kombinasi huruf dan angka, terutama yang acak, cenderung sulit diingat. Kamu bisa menggunakan kombinasi ini jika didukung pemasaran yang kuat atau ada ciri khasnya. Contohnya adalah Djarum 76 yang mudah diingat dan mencerminkan tahun pendiriannya.
Hindari Nama yang Kombinasinya Asal-asalan
Mencari nama yang lucu atau unik boleh saja, tetapi hindari nama yang terdengar asal-asalan atau “terlalu random.” Jangan sampai konsumen susah mengingatmu hanya karena nama. Jika ingin nama yang unik, pastikan mudah diingat atau berkaitan dengan bisnismu.
Misalnya, merek alat tukang dan perkakas elektronik Krisbow sekilas terlihat acak. Akan tetapi, nama tersebut ternyata berasal dari inisial pendirinya, Krisnandi Wibowo. Selain masih gampang diingat, nama tersebut mencerminkan latar belakang bisnisnya.
3. Pastikan Identitas Bisnis Tercermin Jelas
Ide nama bisnis sebaiknya mencerminkan identitas bisnismu yang utama. Kamu bisa menonjolkan aspek paling menyolok dari identitas usaha. Misalnya, jika kamu mengusung teknologi masa depan atau kosmetik ramah lingkungan, masukkan dalam nama bisnismu.
Love, Beauty & Planet adalah salah satu contoh paling menyolok. Produsen produk skincare ini mengusung bahan vegan, non-cruelty, dan kemasan ramah lingkungan. Identitas produknya terlihat jelas dari namanya.
Untuk produk Indonesia, kamu bisa lihat contoh Mustika Ratu. Merek produk skincare dan kosmetik ini dibuat untuk mencerminkan konsep kecantikan “ala Indonesia” yang anggun, dengan bahan tradisional. Identitas bisnis tercermin jelas dari mereknya.
4. Pastikan Tidak Ada Unsur Penjiplakan
Ketika kamu sudah memilih beberapa ide, cek dulu keberadaannya di pasar. Apakah ada nama yang kebetulan sudah digunakan? Jangan sampai kamu kena perkara hukum hanya gara-gara lupa mengecek ketersediaan nama bisnis!
Di Indonesia, merek yang sudah terdaftar resmi akan tercatat di data Direktorat Jenderal Kekayaan Intelektual. Untuk mengeceknya, kamu bisa ke situs resmi DJKI. Klik menu Penelusuran > PDKI, lalu pilih “Merek”. Ketik ide nama yang kamu pilih di kotak pencarian.
Kamu juga bisa mengetik ide nama bisnis langsung di Google, disambung dengan produk yang akan kamu jual (misalnya: ABC keripik pisang). Cara ini cocok untuk melihat kesamaan dengan produk bernama sama yang belum terdaftar di data DJKI.
5. Cek Ketersediaan Domain .com
Kalau kamu sudah punya nama bisnis dan berencana mengembangkannya, saatnya memikirkan nama situsnya. Karena situs jualan berdomain .com, kamu bisa cek ketersediaannya untuk nama bisnismu.
Ada banyak cara untuk mengeceknya. Misalnya, jika kamu ingin membuat situs berbasis WordPress, kamu pasti diminta memasukkan pilihan nama situs saat mendaftar. Jika sudah ada yang menggunakan, WordPress akan memintamu mencari yang lain.
Jika tidak ingin repot, kamu bisa gunakan Google Domains yang akan mencarikanmu domain berbayar. Caranya, kunjungi halaman pencarian domain dan klik Find the Perfect One. Jangan lupa, kamu harus punya akun Google dulu sebelum mencobanya!
6. Bereksperimen dengan Business Name Generator
Buat yang sudah kehabisan ide atau ingin mendapat banyak inspirasi, boleh coba bereksperimen dengan business name generator. Ini adalah situs yang memberimu ide-ide nama bisnis berdasarkan kata kunci yang kamu masukkan.
Business name generator akan memberimu berbagai kombinasi nama, bahkan yang mungkin belum terpikirkan. Hasilnya mungkin belum tentu bisa kamu gunakan, tetapi cocok untuk mendapatkan banyak contoh ide merek.
Business name generator punya banyak versi tergantung bahasa yang digunakan. Jika kamu ingin mencari nama berdasarkan bahasa Indonesia, misalnya, kamu bisa coba Wizlogo atau BusinessNameGenerator versi Indonesia.
7. Pertimbangkan Aspek Sosial dan Kultural
Akhirnya, ketika memilih nama bisnis, jangan lupakan aspek sosial dan budaya. Hal ini terutama berlaku ketika kamu ingin memilih nama bisnis yang unik atau terinspirasi dari bahasa daerah dan istilah populer.
Mempertimbangkan aspek lokal bisa membantumu menghindari kesalahan yang pernah dilakukan beberapa perusahaan besar. Contohnya, Honda Jazz sebelumnya bernama Honda Fitta, tetapi diganti karena ternyata bermakna kurang pantas di Swedia dan Norwegia.
Contoh yang positif di Indonesia juga ada. Tahu toko kaus Dagadu, ‘kan? Kata Dagadu yang terlihat acak itu ternyata berasal dari bahasa Walikan, bahasa gaul di Yogyakarta, yang bermakna umpatan akrab. Nama ini membuat Dagadu gampang diingat, lucu, dan berkesan.
Sebelum membuat nama, pertimbangkan target pemasaran produkmu. Siapa yang akan membeli? Di mana area pemasaran utamanya? Apakah ada fenomena, adat, atau hal populer yang menimbulkan kesan negatif terhadap kata tersebut?
Setelah menemukan ide nama, jangan lupa membuat bisnismu semakin menarik dengan menggunakan DOKU sebagai platform pembayaran. Ayo bergabung dengan Juragan DOKU, sahabat berjualan persembahan DOKU yang bisa mendukung aktivitas jualan online kamu dengan fitur pembayaran digital dan edukasi pelatihan online bisnis gratis!
Setelah bergabung, kamu bisa menikmati fitur pembayaran digital seperti Payment Link yang bisa perbanyak transaksi sukses melalui WhatsApp, e-Katalog yang bisa buat toko online secara mandiri, QRIS yang bisa terima pembayaran dengan satu kode QR dan yang gak boleh dilewatkan, pelatihan online bisnis gratis yang nantinya akan dibimbing oleh para mentor bisnis yang handal!
Cara bergabungnya mudah, bisa melalui Aplikasi Juragan DOKU yang bisa kamu download via smartphonemu, atau kamu juga bisa mendaftar melalui website di sini.
Terima pembayaran lancar, Usaha makin gencar, Gabung jadi Juragan DOKU, Sekarang!