Fintech & Inklusi Keuangan Indonesia: Apa ya Kaitannya?

inklusi keuangan indonesia

Inklusi keuangan Indonesia kian meningkat, salah satu faktor pendorongnya adalah tren pembayaran digital yang ikut mengalami pertumbuhan hingga perubahan perilaku masyarakat dalam bertransaksi. Berdasarkan data BCG, penetrasi layanan keuangan berbasis pembayaran digital telah mencapai 85%, di mana 74% di antaranya didorong oleh fintech melalui inovasi seperti e-wallet dan QRIS. Pertumbuhan ini tidak hanya terjadi karena adopsi teknologi yang masif, tetapi juga berkat dukungan sektor publik dan swasta. 

Sejak diperkenalkannya QRIS, transaksi berbasis digital melonjak hingga 21 kali lipat, menjadikan pembayaran digital sebagai salah satu solusi utama untuk menjangkau lebih dari 40% populasi Indonesia yang masih unbanked. Namun, tantangan tetap ada, terutama pada sektor UMKM, di mana penetrasi layanan keuangan hanya mencapai 57%, dengan mayoritas pembayaran masih menggunakan uang tunai. Transformasi ini menunjukkan bahwa pembayaran digital berperan penting dalam membangun akses keuangan yang lebih inklusif, sekaligus mempercepat transisi Indonesia menuju ekonomi tanpa uang tunai.

Keberhasilan transformasi pembayaran digital dan inklusi keuangan Indonesia tidak lepas dari peran pemerintah dan perusahaan fintech pembayaran seperti DOKU. Di Indonesia, QRIS dan e-wallet telah mendorong penetrasi pembayaran digital secara signifikan. Pada sektor UMKM, meskipun pembayaran secara tunai masih menjadi metode utama, penetrasi layanan keuangan berbasis fintech telah mencapai 32%.

Ragam Inovasi Pembayaran Pendorong Inklusi Keuangan

Beragam inovasi dalam teknologi pembayaran telah menjadi pendorong utama inklusi keuangan di berbagai negara. Mulai dari solusi berbasis ponsel hingga sistem pembayaran digital real-time, inovasi ini tidak hanya memudahkan akses ke layanan keuangan, tetapi juga memberikan dampak signifikan bagi pertumbuhan ekonomi lokal dan global. Berikut adalah beberapa contoh inovasi pembayaran yang sukses mendorong inklusi keuangan di berbagai belahan dunia.

  1. mPesa: Revolusi Pembayaran Digital di Afrika
Inklusi Keuangan Indonesia

mPesa adalah salah satu inovasi fintech yang berasal dari Kenya. Diluncurkan oleh Safaricom, mPesa dirancang untuk mengatasi tantangan inklusi keuangan di wilayah yang sebagian besar penduduknya sebanyak 63% tidak memiliki akses ke layanan perbankan tradisional. Sebelumnya tahun 2013, layanan untuk mengirim uang (remitansi) domestik bergantung pada jalur informal (teman, bus/taksi) yang tidak aman dan metode formal melalui Kenya Post yang lamban dan mahal.

Melalui mPesa, memungkinkan penggunanya untuk menyimpan, mengirim, dan menerima uang langsung dari ponsel mereka tanpa memerlukan rekening bank. Keunggulan utama mPesa terletak pada aksesibilitasnya. Dengan jaringan agen yang luas bahkan di wilayah pedesaan, mPesa telah menjadi solusi pembayaran digital yang inklusif, memungkinkan transaksi mikro seperti pembelian barang sehari-hari hingga pembayaran tagihan. 

Dampaknya sangat besar, mPesa berhasil mengangkat 194 ribu orang keluar dari kemiskinan dengan memberikan akses ke layanan keuangan yang mudah dan terjangkau dan hanya 17% populasi tanpa akses ke layanan keuangan. Sebanyak 95% penetrasi uang digital dengan 30 juta akun mPesa (55% populasi). Keberhasilannya menjadi bukti bahwa inovasi teknologi dapat mendorong inklusi keuangan di negara berkembang.

Baca juga: Mengungkap Peran Fintech dalam Mewujudkan Inklusi Keuangan Tanpa Batas!

  1. NuBank: Transformasi Perbankan di Amerika Latin

NuBank adalah bank digital terkemuka di Brasil yang mengubah wajah layanan keuangan di Amerika Latin. Sebelum adanya NuBank, sebanyak 41% populasi tidak memiliki akses ke layanan keuangan. Selain itu, lima bank terbesar di Brasil menguasai lebih dari 80% pangsa pasar, namun menawarkan pengalaman pelanggan yang buruk dan layanan mahal. 

NuBank hadir sebagai solusi praktis dan terjangkau dan menarik konsumen dengan kartu kredit tanpa biaya, proses pembukaan rekening yang mudah melalui aplikasi. Strategi “Low and Grow” memungkinkan pengguna memulai dengan limit kecil yang bertambah seiring waktu, didukung efisiensi biaya operasional yang optimal.

Bank Sentral Brasil juga mendukung inklusi keuangan dengan regulasi yang membuka peluang bagi pemain non-bank seperti NuBank. Inisiatif seperti Pix (pembayaran real-time) dan Open Banking memperkuat ekosistem digital yang mendukung pertumbuhan NuBank.

  1. Larisi Purworejo: Digitalisasi UMKM di Indonesia

Larisi Purworejo adalah aplikasi berbasis komunitas yang dirancang untuk mempercepat literasi digital dan mendukung digitalisasi transaksi pembayaran di Kabupaten Purworejo. Sebagai salah satu dari 150 kota cerdas di Indonesia, Purworejo aktif mengadopsi sistem pembayaran nontunai untuk berbagai kebutuhan, seperti layanan PPOB (Payment Point Online Banking) dan pembayaran pajak. Berkat inovasi dari DOKU, aplikasi ini dilengkapi fitur uang elektronik yang mempermudah transaksi nontunai sehari-hari. Inisiatif ini juga memberikan dampak signifikan bagi UMKM lokal, yang kini menikmati peningkatan transaksi dan akses pasar yang lebih luas. Selain itu, Larisi Purworejo membantu mempercepat literasi keuangan di kalangan pengusaha kecil, yang sebelumnya bergantung pada sistem pembayaran tradisional. Dengan mengintegrasikan inklusi keuangan dan teknologi digital, Larisi Purworejo berhasil meningkatkan taraf hidup masyarakat lokal sekaligus mendorong pertumbuhan ekonomi daerah secara berkelanjutan.

Kolaborasi, Kunci Mendorong Inklusi Keuangan di Era Digital

Inklusi Keuangan Indonesia

Sebagai perusahaan fintech pembayaran, DOKU terus berkomitmen untuk memperkuat peran teknologi dalam menjembatani kesenjangan inklusi keuangan, baik di sektor publik maupun swasta. Partisipasi DOKU dalam event Huawei Cloud Indonesia CXO Joint Innovation Camp,Chris Yeo, CEO DOKU, menjadi salah satu pembicara utama yang membahas topik penting tentang “Leveraging Digital Banking Technology for Financial Inclusion Across Public and Private Sectors.” Dalam sesi ini, Chris Yeo akan berbagi pengalaman tentang bagaimana DOKU memanfaatkan teknologi perbankan digital untuk meningkatkan inklusi keuangan, serta menggali bagaimana kemitraan strategis antara sektor publik dan swasta dapat mendorong pertumbuhan ekonomi yang lebih inklusif di Indonesia.

Melihat kesuksesan inisiatif global tersebut, dapat disimpulkan bahwa teknologi pembayaran digital tidak hanya mendorong inklusi keuangan, tetapi juga membuka peluang bagi pertumbuhan ekonomi lokal dan meningkatkan kualitas hidup masyarakat. Inovasi pembayaran digital yang inklusif ini diharapkan terus berkembang, didukung oleh kebijakan publik yang tepat dan kolaborasi antara sektor swasta dan pemerintah.