Laporan laba rugi perusahaan manufaktur memiliki banyak manfaat dalam menunjang kelangsungan usaha. Yuk, pahami cara pembuatannya!
Keberadaan laporan keuangan menjadi salah satu bentuk transparansi pengelolaan keuangan sebuah perusahaan, termasuk di antaranya adalah laporan laba rugi. Hanya saja, cara pembuatan laporan laba rugi pada perusahaan manufaktur yang mempunyai aktivitas bisnis berkaitan dengan proses produksi beda dengan perusahaan lain.
Oleh karena itu, kamu perlu memahami cara penyusunan laporan laba rugi tersebut dengan benar. Biar tak mengalami kesulitan dalam proses penyusunannya, simak panduan lengkapnya sebagai berikut, yuk!
Baca juga: Cara Menyusun Laporan Laba Rugi Perusahaan Dagang Beserta Contohnya, Lengkap!
Pengertian Laporan Laba Rugi Perusahaan Manufaktur
Dalam pengertiannya, laporan laba rugi merupakan jenis laporan keuangan yang memiliki fungsi untuk memaparkan seberapa besar keuntungan maupun kerugian perusahaan. Selain itu, laporan ini dapat pula menjadi acuan dalam menilai performa bisnis perusahaan pada periode waktu tertentu.
Dalam kasus perusahaan manufaktur, proses pembuatan laporan laba rugi perlu kamu lakukan secara spesifik. Pencatatannya melibatkan unsur yang mempunyai kaitan erat dengan operasional bisnis perusahaan, yakni melakukan pengolahan barang mentah menjadi barang setengah jadi maupun barang jadi.
Seperti halnya laporan laba rugi perusahaan dagang, proses penyusunan laporan laba rugi perusahaan manufaktur harus disertai dengan 4 unsur penting, yaitu:
1. Pendapatan
Pertama adalah unsur pendapatan yang telah masuk ke kas perusahaan. Pendapatan tersebut bisa berupa hasil penjualan produk, pendapatan bunga, serta berbagai jenis pendapatan lain yang diterima perusahaan.
2. Beban
Berikutnya adalah beban atau expense. Beban menjadi kewajiban pembayaran oleh perusahaan dalam upaya menjalankan operasional bisnis. Ada berbagai jenis beban yang bisa menjadi tanggungan perusahaan, termasuk di antaranya adalah beban biaya produksi, gaji pegawai, maupun biaya operasional dan nonoperasional.
3. Laba
Ada pula unsur laba yang bisa kamu peroleh ketika mempunyai total nilai pendapatan lebih banyak dibandingkan beban. Di dalamnya, kamu bakal menemukan berbagai jenis laba, termasuk di antaranya adalah laba kotor, laba sebelum pajak, serta laba bersih.
4. Rugi
Ada pula unsur rugi yang ada dalam laporan laba rugi. Perusahaan dapat mengalami kerugian ketika nilai beban keseluruhan yang perlu dibayar lebih besar dibandingkan dengan pendapatan.
Manfaat Penyusunan Laporan Laba Rugi Perusahaan Manufaktur
Dengan melakukan penyusunan laporan laba rugi perusahaan manufaktur dengan baik, kamu bisa mendapatkan berbagai manfaat. Manfaat tersebut di antaranya adalah:
1. Menilai Kinerja Perusahaan
Laporan laba rugi membantu kamu dalam melakukan penilaian kinerja perusahaan secara lebih objektif. Kinerja tersebut bisa kamu lihat dengan memperhatikan nilai pengeluaran dan membandingkannya dengan pendapatan perusahaan. Apakah beban pengeluaran yang dibayarkan sudah mendapatkan pemasukan yang setimpal?
2. Bagian dari Profil Perusahaan
Kamu dapat pula menggunakan laporan laba rugi perusahaan manufaktur sebagai bagian dari upaya meningkatkan profil perusahaan. Apalagi, kalau perusahaan kamu mampu mencatatkan laba bersih secara terus-menerus. Keberadaannya dapat meningkatkan citra perusahaan di mata investor, konsumen, serta relasi bisnis.
3. Sarana Mengontrol perusahaan
Pihak manajemen bisa pula memanfaatkan laporan laba rugi sebagai sarana untuk mengontrol keuangan perusahaan. Dari laporan ini, manajemen bisa tahu setiap pos pengeluaran perusahaan serta nilainya. Dengan begitu, pengelolaan keuangan bisa berlangsung transparan dan dapat meminimalkan penyalahgunaan oleh pihak tak bertanggung jawab.
Tahapan dalam Menyusun Laporan Laba Rugi Perusahaan Manufaktur
Ketika ingin membuat laporan keuangan laba rugi perusahaan manufaktur, kamu dapat mengikuti tahapannya sebagai berikut:
1. Menentukan Periode Laporan
Langkah awal yang perlu kamu lakukan dalam menyusun setiap laporan keuangan adalah dengan menentukan periodenya terlebih dulu. kamu bisa menyusun laporan tersebut dengan periode setiap bulan, semester, maupun tahunan.
2. Susun Laporan Neraca Saldo
Tahapan selanjutnya kamu dapat membuat laporan neraca saldo. Laporan ini memuat keseluruhan data untuk setiap akun yang termuat dalam buku besar.
3. Hitung Pendapatan Perusahaan
Langkah berikutnya, kamu perlu memperhitungkan keseluruhan pendapatan yang diperoleh perusahaan pada periode waktu yang ditentukan.
4. Hitung Harga Pokok Penjualan
Jangan lupa untuk melakukan perhitungan Harga Pokok Penjualan (HPP) atau Cost of Goods Sold (COGS). Perhitungannya berguna untuk menentukan harga jual barang serta mengetahui tingkat keuntungan maupun kerugian perusahaan.
5. Hitung Margin Kotor dan Biaya Operasional
Margin kotor dapat kamu hitung dengan mencari selisih antara total pendapatan dengan HPP. Nilai ini menunjukkan seberapa jumlah kotor yang kamu peroleh dari penjualan barang.
6. Hitung Biaya Operasional dan Penghasilan
Selanjutnya, kamu perlu memasukkan biaya operasional secara keseluruhan. Nilai totalnya bisa kamu masukkan sebagai biaya penjualan dan administrasi. Penghasilan bisa kamu peroleh dengan mengurangi margin kotor dengan biaya penjualan dan administrasi. Kamu pun sudah memperoleh laba sebelum dipotong pajak.
7. Hitung Laba Bersih
Langkah terakhir, kamu dapat melakukan perhitungan pajak penghasilan. Dari situ, kamu bisa menemukan nilai laba bersih dengan mengurangi laba sebelum dipotong pajak dengan nominal pajak penghasilan yang perlu dibayar.
Contoh Laporan Laba Rugi Perusahaan Manufaktur
Untuk memudahkan kamu dalam menyusun laporan laba rugi untuk perusahaan manufaktur, bisa melihat contohnya sebagai berikut:
Laporan Laba Rugi
Pendapatan usaha | ||
Penjualan produk 1 | Rp30.000.000 | |
Penjualan produk 2 | Rp50.000.000 | |
Pendapatan denda keterlambatan | Rp2.000.000 | |
Total pendapatan usaha | Rp82.000.000 | |
Biaya atas pendapatan | Rp82.000.000 | |
Biaya produksi | ||
Biaya bahan baku 1 | Rp5.000.000 | |
Biaya bahan baku 2 | Rp4.000.000 | |
Potongan pembelian | Rp2.000.000 | |
Biaya pengiriman | Rp1.000.000 | |
Total biaya produksi | Rp12.000.000 | |
Biaya lain-lain | ||
Biaya denda keterlambatan | Rp500.000 | |
Biaya kerusakan | Rp300.000 | |
Total biaya lain-lain | Rp800.000 | |
Total biaya atas pendapatan | (Rp12.800.000) | |
Laba / Rugi Kotor | Rp69.200.000 | |
Biaya operasional | ||
Gaji direksi dan karyawan | Rp15.000.000 | |
Tagihan listrik, air, dan telepon | Rp500.000 | |
Administrasi kantor | Rp400.000 | |
Biaya pemasaran | Rp1.500.000 | |
Total biaya operasional | Rp17.400.000 | |
Biaya nonoperasional | ||
Penyusutan mesin pabrik | Rp1.000.000 | |
Penyusutan gedung | Rp5.000.000 | |
Penyusutan kendaraan | Rp2.000.000 | |
Total biaya nonoperasional | Rp8.000.000 | |
Total biaya | (Rp18.200.000) | |
Laba sebelum dipotong pajak | Rp51.000.000 | |
Pajak penghasilan | (Rp6.000.000) | |
Laba/Rugi bersih | Rp45.000.000 |
Nah, itulah contoh lengkap panduan cara membuat laporan laba rugi perusahaan manufaktur. Tidak sulit untuk dilakukan oleh seorang pelaku usaha pemula, kan? Untuk semakin memudahkan proses penyusunannya, kamu bisa berpartner dengan DOKU.
Ingin bisnis tetap relevan, terus beradaptasi dan bersaing di pasar yang semakin kompetitif?
Ayo bergabung dengan DOKU, perusahaan fintech pembayaran yang sudah lebih dari 16 tahun pengalaman menyediakan solusi terima dan kelola pembayaran digital serta fitur lainnya yang bisa memperkaya bisnis sehingga dapat tumbuh dan beradaptasi dengan tantangan bisnis zaman sekarang.
Jadilah pemenang di era baru bisnis digital. Bergabunglah bersama lebih dari 150 ribu merchant DOKU sekarang dan lihat bagaimana DOKU dapat membantu bisnis Anda tumbuh! Klik di sini untuk memulai dan klik di sini apabila butuh bantuan sales kami.