Konsumen Gen Z Tahun Berapa? Ini Rahasia Sukses Memasarkan Produk ke Mereka

Setiap generasi memiliki ciri khas dan karakteristiknya sendiri yang membedakannya dari generasi sebelumnya, tak terkecuali Generasi Z atau lebih singkat disebut Gen Z. Lantaran mereka punya karakteristik yang berbeda dibanding generasi sebelumnya, brand juga perlu pendekatan berbeda dalam pemasaran produk yang menyasar kelompok generasi ini. 

Seperti apa strategi marketing yang efektif untuk mengambil hati Gen Z? Mari kita bahas.

Baca juga: 15 Ide Usaha yang Jarang Rugi dan Bisa Dijalankan dengan Modal Kecil

Kapan Gen-Z Lahir?

Sebelum merancang strategi marketing yang ditujukan kepada Generasi Z, penting untuk memahami karakteristik mereka. Pertama, kamu perlu tahu, kelahiran Gen Z tahun berapa? 

Gen Z lahir antara tahun 1997 dan 2012, artinya mereka saat ini berusia belasan tahun hingga pertengahan 20an. Seiring usia yang mulai beranjak dewasa, mereka pun mulai memberikan dampak besar dalam berbagai bidang, termasuk bisnis. Bagaimana tidak? Mereka baru memasuki dunia kerja dan memiliki daya beli yang kuat. 

Apalagi, menurut data BPS, demografi Gen Z mencapai sekitar 27.94% dari total populasi, atau sekitar 74,93 juta jiwa. Angka ini sangat besar sebagai target market. Mau tak mau, pelaku usaha pun harus pintar-pintar menjalankan strategi marketing yang bisa menggaet Gen-Z.

Karakteristik Gen-Z sebagai Konsumen

Setelah menjawab kelahiran Gen Z tahun berapa, mari kita bahas karakter mereka. Gen-Z adalah “digital native.” Sejak usia dini, mereka sudah akrab dengan akses internet dan teknologi digital. 

Faktor inilah yang membuat perilaku dan kebiasaan Gen Z sangat berbeda dengan generasi-generasi sebelumnya, terutama dalam berbelanja. Dibandingkan generasi sebelumnya, Generasi Z disebut sebagai kelompok konsumen paling kritis. 

Berikut beberapa karakteristik Gen Z sebagai konsumen, sebagaimana dirangkum dari Voyado:

  • Berbelanja Dengan Cermat dan Ekonomis

Gen Z menyaksikan orang tua mereka melewati masa-masa ketidakpastian ekomomi saat terjadinya Resesi Besar 2008. Dampaknya, mereka menjadi lebih sensitif terhadap harga. Meskipun memiliki daya beli yang kuat, mereka cenderung mencari promo dan diskon.

  • Kepedulian Tinggi Terhadap Lingkungan

Generasi Z memiliki kepedulian tinggi terhadap lingkungan dan masa depan bumi. Oleh sebab itu, Gen-Z cenderung memilih produk berkualitas tinggi dan sustainable. Melansir First Insight, sebanyak 73% konsumen Gen-Z bersedia membayar 10% lebih untuk produk yang ramah lingkungan.

  • Media Sosial Mempengaruhi Keputusan Membeli

Sebanyak 98% Generasi Z punya smartphone, jadi wajar bila mereka melakukan pembelian melalui perangkat ini. Namun, yang lebih menarik, media sosial punya pengaruh besar bagi Gen Z dalam mengambil keputusan untuk membeli. 

Instagram, TikTok, dan platform sosmed lainnya bukan hanya tempat untuk bersosial, tetapi juga menjadi sumber inspirasi dan tempat mencari informasi produk.

  • Cenderung Mengikuti Influencer

Influencer punya daya tarik besar dalam membentuk opini konsumen, terutama Gen Z. Bahkan, 70% remaja menganggap influencer sebagai tokoh yang lebih relatable dibanding artis maupun brand.

  • Lebih Suka Digital Payment

Pembayaran digital lebih populer di kalangan Gen Z. Bagaimana tidak? Gen Z suka segala sesuatu yang cepat dan praktis. Jadi, pemilik usaha harus mengakomodasi preferensi ini kalau mau menggaet Gen Z. Misalnya dengan memanfaatkan DOKU sebagai payment gateway yang menyediakan berbagai metode pembayaran, baik offline maupun online.

Tantangan Memasarkan ke Gen-Z

Untuk menarik perhatian Generasi Z, tim pemasaran harus menghadapi beberapa tantangan yang cukup unik, seperti:

  • Generasi Z memiliki short attention span jadi mereka lebih suka konten visual berdurasi pendek. 
  • Generasi Z selalu mencari promo dan diskon. 
  • Generasi Z menyukai segala sesuatu yang instan, termasuk proses beanja yang mudah dan cepat.
  • Generasi Z tidak takut mengeluarkan uang untuk barang berkualitas, tapi kecewa jika kualitas tidak sebanding dengan harga. Mereka juga tidak sungkan memberikan kritik secara terbuka di media sosial. 

Tantangan dalam memasarkan ke Gen Z memang cukup unik. Namun, semua itu bisa diatasi apabila marketer mau beradaptasi dan menerapkan strategi marketing yang sesuai.

Tips Memasarkan Produk untuk Gen-Z

Kalau mau sukses memasarkan ke Gen-Z, marketer harus menggunakan media sosial. Sprout Social menyarankan tips berikut untuk menggaet Gen Z di medsos:

  1. Contoh Content Creator

Menurut ahli media sosial Aleks Stojanovic, brand perlu membuat konten seperti yang dibuat oleh content creator. Artinya, buatlah konten yang menarik atau informatif, alih-alih cuma mengejar jualan.

  1. Jangan Langsung Jualan

Masih berhubungan dengan poin sebelumnya, jangan terlalu cepat menawarkan produk di media sosial. Pasalnya, terlalu fokus jualan justru bisa merusak konten. Sebaliknya, mulailah dengan membangun “kolam” followers melalui konten yang worth viewing dan worth sharing. Penjualan bisa dikejar nanti.

  1. Manfaatkan Kolom Komentar

Jangan hanya fokus membuat postingan menarik, tetapi tingkatkan juga engamenent di kolom komentar. Bahkan, brand besar seperti McDonald’s pun menerapkan strategi ini, lho.

  1. Perhatikan Customer Care di Sosmed

Gen Z tidak segan untuk mengkritik dan minta pertanggungjawaban secara terbuka. Jadi, jangan main-main dengan customer care di media sosial. 

  1. Temui Gen Z di Platform Kesukaan Mereka

Media sosial sekarang banyak banget, dan Generasi Z punya tempat favorit masing-masing. Jangan cuma ikut-ikutan, tetapi pilihlah platform yang sesuai dengan target dan tujuan brand kamu.

  1. Tunjukkan Value yang Dianut Brand Kamu

Generasi Z menyukai brand yang peduli dengan isu-isu penting. Jadi, kalau mau konten kamu disukai, buatlah sesuatu yang bermanfaat dan relatable.

  1. Kerja Sama dengan Influencer

Generasi Z mudah terpengaruh oleh influencer yang mereka ikuti. Jadi,  jangan ragu untuk menawarkan endorsement ke influencer, content creator, hingga selebriti. 

  1. Gunakan Feedback Pelanggan Sebagai Konten

Bagi Generasi Z, kejujuran itu penting. Jadi, jangan ragu untuk menggunakan feedback dari pelanggan sebagai konten, seperti testimoni atau review

  1. Manfaatkan FOMO

Kita tahu Gen-Z punya karakter takut ketinggalan alias FOMO. Mereka juga suka diskon. Jadi, berikan kode promo dengan batas waktu.

  1. Jangan Takut Mencoba Hal Baru

Media sosial berubah dengan cepat. Mereka terus menghadirkan inovasi dan fitur-fitur baru. Teruslah bereksperimen dan manfaatkan fitur-fitur ini. 

Dengan mengikuti tips ini, brand kamu akan menonjol di media sosial dan punya tempat khusus di hati Gen Z.

Contoh Pemasaran Gen-Z Sukses

Ini dia beberapa contoh strategi pemasaran yang telah sukses mencuri perhatian Gen Z:

1. Kylie Cosmetics: Filter Makeup Kustom di Instagram

Kylie Cosmetics sukses menggaet Gen Z dengan menyediakan filter makeup kustom di Instagram. Tak perlu waktu lama, filter ini pun viral di kalangan Gen Z.

2. Kolaborasi dengan Selebriti oleh KFC, McD, hingga Oreo

Beberapa merek besar sukses menggaet Gen Z melalui strategi kolaborasi dengan selebriti populer. Sebut saja KFC x PUBG, McDonald’s x BTS, dan Oreo x Black Pink.  Kolaborasinya pun sengaja dibatasi, sehingga mendorong jiwa-jiwa FOMO Gen-Z untuk berbondong-bondong membeli sebelum kehabisan.

3. Uniqlo: Simple Made Better

Strategi sukses Uniqlo beda lagi. Sebagai merek fashion internasional, Uniqlo menonjolkan nilai-nilai minimalis yang menekankan kualitas. Dengan kampanye “Simple Made Better”, Uniqlo berhasil menarik perhatian Gen Z hingga penjualan mereka meningkat 18%.

Strategi pemasaran untuk menggaet Gen Z memang membutuhkan pendekatan kreatif. Contoh-contoh di atas menunjukkan betapa pentingnya memahami karakter generasi ini. Dan bicara soal karakter Gen Z, ada satu poin yang tak boleh dilupakan: Gen Z suka segala sesuatu yang instan.

Karenanya, kamu harus memberikan pengalaman belanja yang cepat, mulai dari tanya jawab seputar produk hingga pembayaran. Mengingat Gen Z punya preferensi transaksi digital, bisnismu juga harus menyediakan opsi ini, baik untuk transaksi online maupun offline.

Kabar baiknya, sekarang UMKM bisa dengan mudah menyediakan berbagai metode pembayaran digital, misalnya dengan Juragan DOKU, sahabat berjualan UMKM persembahan DOKU.

Terima Pembayaran Lancar, Usaha Makin Gencar,  Gabung jadi Juragan DOKU, Sekarang!

Ayo bergabung dengan Juragan DOKU, sahabat berjualan persembahan DOKU yang bisa mendukung aktivitas jualan online kamu dengan fitur pembayaran digital dan edukasi pelatihan online bisnis gratis!

Setelah bergabung, kamu bisa menikmati fitur pembayaran digital seperti Payment Link yang bisa perbanyak transaksi sukses melalui WhatsApp, e-Katalog yang bisa buat toko online secara mandiri, QRIS yang bisa terima pembayaran dengan satu kode QR dan yang gak boleh dilewatkan, pelatihan online bisnis gratis yang nantinya akan dibimbing oleh para mentor bisnis yang handal!

Cara bergabungnya mudah, bisa melalui Aplikasi Juragan DOKU yang bisa kamu download via smartphonemu, atau kamu juga bisa mendaftar melalui website di sini