Hard Sell vs Soft Sell – Dalam dunia pemasaran dan penjualan, dua pendekatan yang sering dibahas adalah soft selling dan hard selling. Kedua strategi ini memiliki tujuan yang sama, yaitu untuk mendorong transaksi, namun cara dan pendekatannya sangat berbeda. Artikel ini akan membahas perbedaan keduanya, kegunaan, teknik, jenis-jenis, serta tren terkini dari masing-masing metode, dan juga kapan sebaiknya menggunakan masing-masing pendekatan.
Baca juga: Direct Selling: Strategi Efektif untuk Bisnis, Yuk Pelajari!
Apa itu Softselling?

Soft selling adalah pendekatan penjualan yang lebih halus dan tidak memaksa, di mana penjual fokus pada membangun hubungan yang baik dengan prospek dan menciptakan pengalaman yang nyaman tanpa menekan mereka untuk segera membeli. Berbeda dengan hard selling, yang cenderung langsung meminta penutupan transaksi dengan tekanan tinggi, soft selling lebih mengutamakan hubungan jangka panjang dan pemahaman terhadap kebutuhan pelanggan.
Menurut artikel dari HubSpot, soft selling melibatkan teknik-teknik seperti melakukan riset terlebih dahulu, mendengarkan aktif, dan bertanya dengan cerdas untuk membangun kepercayaan dan kredibilitas. Teknik ini bertujuan untuk memberikan nilai terlebih dahulu kepada prospek, tanpa meminta mereka untuk membeli segera. Ini memungkinkan penjual untuk tetap terhubung dan memberikan solusi yang tepat sesuai dengan kebutuhan pelanggan.
Kegunaan Softselling
Soft selling memiliki manfaat penting dalam menciptakan hubungan yang lebih langgeng dengan pelanggan. Pendekatan ini tidak hanya fokus pada penutupan transaksi, tetapi juga pada pemberian nilai dan membangun kepercayaan. Berikut adalah beberapa kegunaan utama soft selling:
- Membangun hubungan jangka panjang dengan pelanggan.
- Meningkatkan loyalitas pelanggan karena mereka merasa dihargai dan tidak ditekan untuk membeli.
- Menarik pelanggan yang membutuhkan waktu lebih lama untuk membuat keputusan pembelian.
- Menciptakan pengalaman positif yang membuat pelanggan ingin kembali.
Teknik Soft Selling
Soft selling adalah pendekatan yang lebih halus dalam penjualan, berfokus pada hubungan yang baik dengan prospek, memberikan nilai, dan memberi ruang bagi mereka untuk membuat keputusan tanpa tekanan. Berikut adalah beberapa teknik yang dapat digunakan dalam soft selling:
- Lakukan Riset: Kenali tantangan dan kebutuhan prospek sebelum menawarkan produk.
- Jadilah Pribadi: Berkomunikasilah dengan cara yang santai dan empatik, jangan terlalu formal.
- Bangun Hubungan: Fokus pada hubungan jangka panjang dan kepercayaan, bukan hanya pada penutupan transaksi.
- Dengarkan dengan Aktif: Pastikan prospek merasa didengar dan dipahami dengan baik.
- Berikan Nilai: Tawarkan informasi atau solusi yang relevan tanpa langsung meminta mereka membeli.
- Berikan Waktu: Beri ruang bagi prospek untuk mempertimbangkan pilihan mereka.
Jenis-jenis Softselling
Soft selling tidak hanya mengandalkan pendekatan umum, tetapi juga memiliki berbagai strategi yang disesuaikan dengan kebutuhan prospek. Berikut adalah beberapa jenis soft selling yang bisa diterapkan:
- Inbound Selling: Menarik pelanggan melalui konten yang relevan dan berguna seperti artikel, blog, atau media sosial.
- Emotional Selling: Membangun hubungan emosional dengan pelanggan untuk mendorong mereka merasa lebih terhubung dengan produk.
- Needs-based Selling: Memahami kebutuhan spesifik pelanggan dan menawarkan solusi yang sesuai tanpa paksaan.
Kelebihan dan kekurangan softselling
Kelebihan soft selling terletak pada kemampuannya membangun hubungan jangka panjang dengan pelanggan, menciptakan loyalitas, serta meningkatkan kepuasan pelanggan karena pendekatannya yang tidak memaksa, sementara kekurangannya adalah proses penjualannya yang lebih lambat dan membutuhkan waktu lebih lama untuk menghasilkan konversi penjualan yang signifikan.
Tren Terkini dalam Soft Selling:
Perkembangan teknologi dan kebutuhan pasar yang semakin berubah mendorong munculnya tren baru dalam teknik soft selling. Berikut adalah beberapa tren terkini dalam soft selling:
- Penggunaan platform digital untuk interaksi yang lebih personal, seperti melalui media sosial dan aplikasi pesan.
- Peningkatan penggunaan chatbots yang berfungsi sebagai “penjual virtual” yang dapat memberikan jawaban cepat dan personal.
- Content marketing yang berbasis edukasi, seperti video tutorial, webinar, dan blog yang menawarkan solusi tanpa penekanan jualan langsung.
Contoh Copy Softselling
Gunakan pendekatan yang lebih lembut dan tidak terlalu memaksa dalam memasarkan produk atau jasa. Fokusnya adalah pada membangun hubungan dengan audiens, menggugah rasa ingin tahu, dan memberikan informasi yang berguna. Pesan yang disampaikan lebih berfokus pada manfaat produk dan cara produk tersebut dapat meningkatkan kualitas hidup atau memenuhi kebutuhan audiens tanpa tekanan untuk membeli secara langsung.
Contoh Soft Selling:
- “Tingkatkan Kenyamanan Rumah Anda”
- Setiap rumah punya karakteristik unik, dan kenyamanan adalah kunci. Kami hadir dengan pilihan furnitur yang bisa melengkapi rumah Anda, memberikan kesan hangat dan menenangkan. Cek koleksi kami dan temukan produk yang cocok dengan gaya hidup Anda.
- “Bersantai dengan Segelas Kopi”
- Nikmati momen santai di rumah dengan secangkir kopi hangat dari biji pilihan. Rasakan aroma yang menggoda dan rasa yang memanjakan lidah. Kami hadir untuk membawa kualitas terbaik untuk setiap tegukan.
- “Ciptakan Momen Spesial Bersama Keluarga”
- Liburan bersama keluarga lebih menyenangkan dengan pilihan produk berkualitas yang mendukung aktivitas Anda. Dari perlengkapan piknik hingga game seru, temukan berbagai ide untuk menciptakan momen tak terlupakan.
- “Investasi Kesehatan Anda”
- Kesehatan adalah aset yang tak ternilai. Dengan rutin berolahraga menggunakan alat fitness yang tepat, Anda akan merasa lebih bugar dan semangat. Temukan produk kami yang didesain untuk mendukung gaya hidup sehat Anda.
- “Bawa Suasana Baru di Ruangan Anda”
- Tidak perlu renovasi besar-besaran, cukup dengan aksen dekorasi yang tepat, Anda bisa menghadirkan suasana baru di ruang tamu Anda. Kami menawarkan berbagai produk yang bisa menambah sentuhan elegan dan nyaman.
Baca juga: Soft Selling adalah Strategi Marketing Andal, Ini Buktinya!
Apa itu Hardselling?
Hardselling adalah pendekatan penjualan yang lebih langsung dan agresif, dengan fokus utama pada penutupan penjualan. Teknik ini cenderung memanfaatkan urgensi dan dorongan yang kuat untuk mendorong pelanggan membuat keputusan pembelian secepat mungkin. Hard selling sering kali melibatkan tawaran terbatas, diskon besar, atau dorongan kuat yang memfokuskan pada keuntungan langsung bagi pelanggan.
Kegunaan Hardselling
Hard selling berguna untuk mempengaruhi pelanggan yang siap membeli dengan segera. Teknik ini menekankan urgensi dan keputusan cepat. Berikut adalah beberapa kegunaan utama hard selling:
- Mempercepat keputusan pembelian untuk pelanggan yang siap membeli atau membutuhkan dorongan.
- Efektif untuk produk atau layanan yang membutuhkan keputusan cepat, seperti penawaran terbatas atau produk musiman.
- Meningkatkan volume penjualan dalam waktu singkat dengan penekanan pada urgensi.
Teknik Hardselling
Hard selling melibatkan taktik yang lebih langsung dan mendesak untuk mendorong pelanggan membuat keputusan pembelian dengan cepat. Berikut adalah beberapa teknik yang umum digunakan:
- Limited-Time Offers: Memberikan penawaran terbatas untuk mendorong pembelian cepat.
- Scarcity Tactics: Menunjukkan bahwa produk terbatas dan mendorong pembelian karena takut kehabisan.
- Aggressive Persuasion: Menggunakan argumen yang kuat untuk meyakinkan pelanggan agar segera membeli.
- Fear of Missing Out (FOMO): Menggunakan taktik ketakutan untuk menciptakan rasa urgensi.
- Clear Calls to Action: Penekanan pada ajakan yang jelas dan langsung untuk membeli produk sekarang juga.
Jenis-jenis Hardselling
Hard selling dapat diterapkan dalam berbagai bentuk dan situasi, masing-masing memiliki pendekatan yang menekankan pada penutupan penjualan yang cepat. Berikut adalah beberapa jenis hardselling yang umum:
- Transactional Selling: Fokus pada penutupan penjualan tanpa banyak memperhatikan hubungan jangka panjang.
- Telemarketing: Teknik penjualan melalui telepon yang mengharuskan penjual untuk segera melakukan penutupan transaksi.
- Retail Selling: Penjualan di toko dengan menawarkan diskon atau promosi menarik yang mendesak pelanggan untuk membeli segera.
Kelebihan hard selling adalah kemampuannya untuk mendorong keputusan pembelian cepat dan meningkatkan volume penjualan dalam waktu singkat, terutama untuk produk yang membutuhkan urgensi, sementara kekurangannya adalah pendekatan yang lebih agresif dapat membuat pelanggan merasa tertekan dan berpotensi merusak hubungan jangka panjang dengan mereka.
Tren Terkini Hardselling
Berikut adalah tren terkini dalam hardselling yang semakin banyak diterapkan di dunia pemasaran:
- Pemasaran dengan urgensi melalui penawaran waktu terbatas atau kuota yang terbatas.
- Retargeting dan Remarketing yang menampilkan iklan kepada pelanggan yang telah menunjukkan minat pada produk atau layanan.
- Promo Flash Sales: Penawaran diskon besar dalam periode waktu yang sangat singkat, umumnya digunakan oleh e-commerce.
Contoh Copy Hardselling
Gunakan pendekatan yang lebih langsung dan agresif dalam penjualan. Biasanya, dalam teknik ini, penjual akan menekankan pada urgensi dan keuntungan segera dari membeli produk atau layanan yang ditawarkan. Pesan-pesan yang digunakan cenderung lebih to the point dan bisa menyertakan diskon, penawaran terbatas, atau dorongan kuat agar konsumen segera melakukan tindakan pembelian.
- “Diskon 50% untuk Semua Produk!”
- Jangan lewatkan! Hanya hari ini, nikmati diskon besar-besaran hingga 50% untuk semua produk. Segera belanja sekarang dan dapatkan harga terbaik sebelum stok habis!
- “Beli 1 Gratis 1 – Hanya di Hari Ini!”
- Ingin punya lebih banyak? Beli satu produk sekarang dan dapatkan satu lagi secara gratis! Penawaran terbatas hanya untuk hari ini, jadi pastikan Anda tidak ketinggalan!
- “Jaminan Uang Kembali 100%!”
- Tidak puas dengan produk kami? Tidak masalah! Kami menawarkan jaminan uang kembali 100% jika Anda tidak puas dengan kualitasnya. Pesan sekarang dan buktikan sendiri!
- “Promo Flash Sale: Hanya 24 Jam!”
- Waktunya terbatas! Dapatkan harga spesial untuk produk pilihan kami hanya dalam 24 jam ke depan. Ayo, beli sekarang sebelum terlambat dan rasakan manfaatnya!
- “Segera Dapatkan Hadiah Langsung!”
- Setiap pembelian sekarang bisa mendapatkan hadiah menarik langsung! Jangan tunggu lagi, segera lakukan pembelian dan dapatkan hadiah eksklusif yang sudah kami siapkan khusus untuk Anda.
Perbedaan Soft Selling dan Hard Selling:
Soft selling adalah pendekatan penjualan yang lebih halus dan fokus pada membangun hubungan jangka panjang dengan pelanggan. Dalam soft selling, penjual lebih mengutamakan memberikan nilai, mendengarkan dengan aktif, dan memberikan ruang bagi pelanggan untuk membuat keputusan tanpa tekanan. Pendekatan ini cocok untuk produk yang lebih kompleks, mahal, atau memerlukan pertimbangan lebih lama sebelum pembelian.
Di sisi lain, hard selling adalah pendekatan yang lebih langsung dan agresif, di mana penjual mendorong pelanggan untuk segera membeli dengan menciptakan rasa urgensi, seperti penawaran terbatas atau diskon besar. Teknik ini efektif untuk mendorong keputusan pembelian cepat, terutama untuk produk yang lebih sederhana atau saat pelanggan sudah siap membeli.
Perbedaan utama antara keduanya terletak pada intensitas dan cara pendekatan: soft selling lebih berfokus pada hubungan dan memberi ruang bagi pelanggan, sementara hard selling lebih menekankan pada penutupan transaksi dengan segera dan urgensi. Keduanya memiliki kegunaan dan konteks yang berbeda, dan sering kali kombinasi keduanya dapat digunakan untuk hasil yang optimal, tergantung pada situasi dan kebutuhan pelanggan.
Kapan Menggunakan Softselling dan Kapan Menggunakan Hardselling?
- Gunakan Softselling ketika Anda ingin membangun hubungan jangka panjang dengan pelanggan, atau jika produk Anda memerlukan pertimbangan lebih dalam oleh pelanggan. Cocok untuk produk yang mahal, kompleks, atau memiliki banyak pilihan.
- Gunakan Hardselling ketika Anda ingin mendorong keputusan cepat, seperti dalam penjualan produk dengan diskon terbatas, saat pelanggan menunjukkan ketertarikan yang kuat, atau dalam situasi yang membutuhkan penutupan cepat.
Industri apa yang cocok menggunakan softselling dan hardselling
Soft Selling lebih cocok untuk industri yang membutuhkan pendekatan yang lebih halus dan berfokus pada hubungan jangka panjang dengan konsumen. Teknik ini cocok untuk produk atau layanan yang memerlukan edukasi mendalam dan sering kali melibatkan keputusan pembelian yang tidak segera. Contohnya adalah industri teknologi, kesehatan, dan pendidikan, di mana tujuan utamanya adalah membangun kepercayaan dan membina hubungan emosional dengan pelanggan.
Sebaliknya, Hard Selling efektif di industri yang lebih menekankan pada transaksi cepat dan keputusan pembelian yang langsung. Teknik ini sangat sesuai untuk produk yang membutuhkan dorongan atau urgensi untuk membeli, seperti otomotif, retail, atau makanan dan minuman cepat saji. Pendekatan hard selling mengandalkan promosi yang menggoda untuk memotivasi konsumen melakukan pembelian segera.
Mana yang Lebih Baik: Softselling vs Hardselling?
Tidak ada jawaban yang pasti mana yang lebih baik antara soft selling dan hard selling. Semua bergantung pada konteks dan jenis produk yang dijual.
- Softselling lebih cocok untuk membangun hubungan jangka panjang dan mengedepankan edukasi pelanggan.
- Hardselling lebih efektif dalam situasi di mana ada urgensi atau produk yang dapat langsung memenuhi kebutuhan spesifik pelanggan.
Kedua teknik ini memiliki tempatnya masing-masing dalam dunia pemasaran, dan kadang-kadang, pendekatan yang paling efektif adalah kombinasi keduanya, tergantung pada fase perjalanan pelanggan dan tujuan pemasaran yang ingin dicapai.
Dengan memahami keduanya dan memilih pendekatan yang tepat, Anda dapat meningkatkan efektivitas penjualan dan membangun hubungan yang lebih kuat dengan pelanggan.
Sebagai kesimpulan, baik soft selling maupun hard selling memiliki kelebihan dan kekurangannya masing-masing, tergantung pada konteks dan produk yang dijual. Memahami perbedaan kedua pendekatan ini akan membantu Anda memilih strategi yang paling efektif dalam mencapai tujuan pemasaran Anda. Agar lebih mudah dalam menangkap informasi dari artikel ini, berikut adalah tabel perbandingan tindakan antara soft selling dan hard selling, yang akan memberikan gambaran jelas mengenai kapan dan bagaimana masing-masing teknik ini diterapkan:
Aspek | Soft Selling | Hard Selling |
Pendekatan | Halus, tidak memaksa, membangun hubungan jangka panjang | Langsung, agresif, fokus pada penutupan transaksi cepat |
Tujuan | Membangun hubungan, memberikan nilai, dan kesadaran produk | Mempercepat keputusan pembelian |
Teknik Utama | Riset, mendengarkan aktif, bertanya dengan cerdas, memberi ruang | Penawaran terbatas, urgensi, tawaran besar, FOMO (Fear of Missing Out) |
Kecepatan Penjualan | Lambat, proses bertahap, memperkenalkan produk secara perlahan | Cepat, keputusan pembelian segera |
Jenis Produk yang Tepat | Produk kompleks, mahal, atau yang memerlukan pertimbangan panjang | Produk sederhana atau musiman yang membutuhkan keputusan cepat |
Kelebihan | Membangun loyalitas dan hubungan jangka panjang | Mendorong pembelian cepat, meningkatkan volume penjualan |
Kekurangan | Proses yang lebih lama untuk konversi, membutuhkan kesabaran | Pendekatan agresif bisa merusak hubungan jangka panjang |
Contoh Teknik | Inbound selling, emotional selling, needs-based selling | Limited-time offers, scarcity tactics, aggressive persuasion |
Contoh Copywriting | “Tingkatkan kenyamanan rumah Anda dengan furnitur pilihan kami” | “Diskon 50% untuk semua produk! Hanya hari ini!” |
Tren Terkini | Penggunaan media sosial, edukasi melalui content marketing | Pemasaran dengan urgensi, flash sales, retargeting |
Kapan Digunakan | Saat ingin membangun hubungan pelanggan jangka panjang | Saat perlu mendesak keputusan pembelian segera |
Dengan tabel ini, Anda dapat lebih mudah memahami perbedaan mendasar antara kedua pendekatan penjualan tersebut dan memilih yang paling sesuai untuk bisnis Anda.
Baca juga: Cross Selling Adalah Strategi Pemasaran yang Jitu! Ini Alasan dan Strateginya
Ingin Bisnis UMKM / Korporasi Anda Tumbuh Pesat di Tahun 2025? Berikan Opsi Pembayaran Beragam untuk Pelanggan Anda bersama DOKU
Di tahun 2025, pelanggan semakin mengutamakan kenyamanan dan kemudahan dalam bertransaksi. Faktanya, 67% orang Indonesia kini lebih memilih bertransaksi secara cashless karena alasan kemudahan dan keamanan (Visa Study).
Keunggulan DOKU:
Metode Pembayaran Luas
DOKU menyediakan rangkaian produk pembayaran terluas, mulai dari Kartu Kredit, cicilan Kartu Kredit, Transfer Bank, E-wallet, PayLater, Direct Debit, Digital Banking, QRIS, hingga OTC (Over The Counter), di mana pelanggan bisa melunasi pembeliannya melalui transaksi tunai di gerai minimarket dengan menggunakan kode tertentu.
Memiliki Lisensi Terlengkap
DOKU adalah satu-satunya penyedia layanan pembayaran di Indonesia yang memiliki lima lisensi dari Bank Indonesia, yaitu untuk payment gateway, transfer dana, uang elektronik, dompet elektronik, dan operator QRIS.
Pengalaman dan Sertifikasi Unggul
Dengan menggunakan payment gateway yang tepat, hal tersebut memungkinkan pelanggan melakukan pembayaran tanpa kendala. Alhasil, komplain pelanggan dapat terhindarkan.
Perlu diketahui, Payment Card Industry Data Security Standard (PCI DSS) adalah standar keamanan informasi kepemilikan yang dikelola oleh PCI Security Standards Council, yang dibentuk oleh American Express, Discover Financial Services, JCB International, MasterCard Worldwide, dan Visa Inc.
Telah Dipercaya Ratusan Ribu Merchant Korporat
Tercatat lebih dari 150.000 merchant korporat dari lintas industri telah menggunakan layanan pembayaran DOKU, termasuk diantaranya Google, Garuda, Prudential dan Traveloka.
CEO DOKU, Chris Yeo, menegaskan pentingnya keunggulan yang dimiliki DOKU dalam sektor fintech pembayaran di Indonesia. “Saya pikir keunggulan kami sebagai payment fintech company adalah memiliki 6 lisensi pembayaran yang tidak dimiliki oleh semua fintech di Indonesia. Lisensi pembayaran ini memungkinkan kami menghasilkan berbagai macam produk pembayaran yang berbeda, seperti payment gateway, pembayaran lintas batas (cross-border), pembayaran tagihan (billers), e-money, e-wallet, QRIS, hingga collecting agent untuk mengumpulkan Penerimaan Negara Bukan Pajak (PNBP).”
Hubungi kami
Sales kami siap memberikan informasi lebih lanjut, atau daftar di sini untuk mulai menawarkan berbagai opsi pembayaran kepada pelanggan Anda!