Biaya MDR QRIS yang Perlu Pebisnis Ketahui

Biaya MDR QRIS yang Perlu Pebisnis Ketahui
Table of Contents

KEY TAKEAWAYS: 

  1. Merchant Discount Rate (MDR) adalah potongan biaya yang dikenakan secara otomatis dari setiap transaksi QRIS yang diterima oleh pebisnis. Ini adalah biaya layanan untuk penggunaan sistem pembayaran digital dan bukan biaya tambahan yang dibebankan kepada pelanggan.
  2. Ada tiga pihak utama yang terlibat dalam MDR QRIS: Merchant (pemilik usaha yang menanggung biaya), Penyelenggara Jasa Pembayaran (PJP/PJSP) seperti bank atau fintech yang menyediakan sistem, dan Pihak Pemroses Transaksi (Acquiring & Switching/Processor) yang mengelola infrastruktur teknis.
  3. MDR dihitung sebagai persentase kecil dari total nilai transaksi. Contohnya, jika transaksi Rp50.000 dengan tarif 0,7%, MDR-nya adalah Rp350, sehingga merchant menerima bersih Rp49.650. Penting untuk mencatat nilai bruto, total MDR, dan nilai bersih secara terpisah dalam pembukuan.
  4. MDR dapat memengaruhi strategi harga dan margin bisnis, terutama untuk produk dengan harga jual rendah atau margin tipis. Jika tidak diperhitungkan, biaya ini dapat menggerus laba kotor.
  5. Untuk mengelola MDR secara efisien, pebisnis dapat mempertimbangkan strategi seperti menata ulang paket produk atau bundling untuk meningkatkan Average Order Value (AOV), meningkatkan AOV secara langsung (misalnya dengan upsell), efisiensi biaya lain, dan memantau laporan transaksi secara rutin untuk mengidentifikasi produk yang paling banyak terkena potongan MDR. Selain itu, edukasi kasir dan admin mengenai pencatatan MDR yang terpisah juga penting.

Dalam setiap transaksi menggunakan QRIS, ada potongan kecil yang dikenal sebagai Merchant Discount Rate (MDR). Potongan ini otomatis diambil dari nilai pembayaran yang diterima, sebagai biaya layanan atas penggunaan sistem pembayaran digital. 

Bagi pelaku usaha, MDR merupakan hal wajar karena menjadi bagian dari infrastruktur pembayaran nasional yang aman dan praktis. Namun, tidak jarang para pebisnis baru belum sepenuhnya memahami bagaimana biaya ini bekerja dan dampaknya pada pendapatan harian.

Memahami MDR QRIS

Memahami MDR QRIS

Merchant Discount Rate adalah potongan biaya yang dikenakan setiap kali Anda menerima pembayaran melalui QRIS. Biaya ini berupa persentase kecil dari total transaksi dan berfungsi sebagai imbalan bagi pihak-pihak yang menyediakan layanan infrastruktur pembayaran digital, seperti Penyelenggara Jasa Pembayaran (PJP) dan pemroses transaksi.

Artinya, saat konsumen membayar menggunakan QRIS, dana yang masuk ke rekening Anda sudah otomatis dipotong Merchant Discount Rate. Potongan ini adalah bentuk kompensasi atas layanan verifikasi, pengamanan data, dan kelancaran transaksi digital yang Anda gunakan setiap hari.

Perlu dipahami bahwa ini bukan biaya tambahan yang dibebankan ke pelanggan seperti ongkos kirim, packing, atau service fee. Ini adalah potongan internal yang mengurangi pemasukan kotor Anda, sehingga tidak boleh disamakan dengan biaya operasional atau biaya admin pelanggan.

Oleh karena itu, penting untuk mencatatnya secara terpisah dalam pembukuan bisnis Anda. Dengan begitu, Anda bisa melihat secara transparan berapa pendapatan bersih yang benar-benar masuk ke kas usaha dan memastikan margin keuntungan tetap terjaga saat menentukan harga jual.

Pihak yang Terlibat dalam MDR QRIS

Pihak yang Terlibat dalam MDR QRIS

Meskipun potongan ini hanya sedikit, penting bagi pemilik usaha untuk memahami siapa saja pihak yang terlibat di dalam prosesnya dan bagaimana alur biayanya bekerja. Berikut penjelasan peran masing-masing pihak:

1. Merchant

Anda sebagai pemilik usaha adalah pihak yang menyediakan barang atau jasa dan menerima pembayaran melalui QRIS. 

Saat konsumen membayar, Anda akan menerima dana yang sudah dipotong Merchant Discount Rate, bukan sebagai tambahan biaya kepada pembeli, melainkan sebagai potongan dari sisi merchant. Oleh karena itulah, Anda yang menanggung biayanya dalam struktur transaksi ini.

Sebagai merchant, penting untuk mencatat jumlah potongan ini secara terpisah dalam pembukuan. Hal ini akan membantu Anda mengetahui pendapatan bersih dari setiap transaksi QRIS dan menjaga transparansi dalam laporan keuangan bisnis Anda.

2. Penyelenggara Jasa Pembayaran atau Penyelenggara Jasa Sistem Pembayaran

PJP atau PJSP adalah entitas yang menyediakan sistem pembayaran digital, termasuk modul keamanan, antarmuka pembayaran, dan kepatuhan terhadap regulasi Bank Indonesia. Mereka juga menetapkan atau bekerja sama dalam menentukan tarif Merchant Discount Rate yang berlaku pada merchant.

Pihak ini biasanya adalah bank, fintech, atau lembaga pembayaran yang menjadi penyelenggara utama sistem QRIS. Mereka bertanggung jawab atas pengembangan teknologi serta perlindungan konsumen dalam penggunaan sistem pembayaran elektronik.

3. Pihak Pemroses Transaksi (Acquiring & Switching / Processor)

Pihak ini bertanggung jawab terhadap infrastruktur teknis yang menghubungkan berbagai elemen dalam transaksi. Mulai dari memvalidasi pembayaran, mengotentikasi data, memproses otorisasi, hingga menyelesaikan dana (settlement) ke rekening merchant.

Secara umum, mereka menjembatani alur antara bank/dompet digital konsumen, sistem QRIS, dan merchant. Keberadaan pihak pemroses ini memungkinkan transaksi berjalan dalam hitungan detik dengan tingkat keamanan dan keakuratan tinggi.

Perhitungan Dasar MDR

Saat transaksi QRIS berhasil, ada beberapa tahap utama di mana potongan Merchant Discount Rate diterapkan sebelum dana bersih diteruskan ke merchant:

  1. Transaksi dilaksanakan: Pelanggan membayar jumlah barang/jasa (nilai bruto transaksi).
  2. Merchant Discount Rate dipotong: Sebagian dari nilai transaksi tersebut dikenai rate sesuai persentase yang berlaku.
  3. Nilai bersih diterima merchant: Setelah pemotongan, sisa dari nilai bruto (dikurangi Merchant Discount Rate) dikirim ke merchant.

Contoh Nominal Kecil

Misalnya Anda menjual makanan seharga Rp50.000 dan tarif yang berlaku adalah 0,7 %. Merchant Discount Rate = 0,7 % × Rp50.000 = Rp350. 

Maka, merchant akan menerima bersih Rp50.000 − Rp350 = Rp49.650.

Contoh Nominal Menengah

Misalnya transaksi sebesar Rp500.000 dengan tarif 0,7%. Merchant Discount Rate = 0,7 % × Rp500.000 = Rp3.500. 

Merchant menerima bersih Rp500.000 − Rp 3.500 = Rp496.500.

Dalam pencatatan keuangan, penting untuk memisahkan antara:

  • Nilai bruto transaksi: jumlah yang dibayarkan pelanggan sebelum potongan apa pun.
  • Total Merchant Discount Rate: biaya layanan yang dipotong.
  • Nilai bersih diterima: dana yang Anda terima setelah potongan.

Pemisahan ini membantu Anda menghitung margin yang sebenar-benarnya, menetapkan harga jual yang tepat, dan menjaga transparansi dalam laporan keuangan.

Ketentuan dan Kebijakan Bank Indonesia

Ketentuan dan Kebijakan Bank Indonesia

Struktur tarif Merchant Discount Rate QRIS diatur oleh Bank Indonesia (BI) dan dapat berubah dari waktu ke waktu. BI melalui regulasi dan kebijakan sistem pembayaran menetapkan batas maksimum atau pedoman tarif yang boleh dikenakan. Merchant dan penyelenggara jasa pembayaran wajib mengikuti ketentuan tersebut agar operasional tetap legal dan aman.

Untuk mendapatkan angka Merchant Discount Rate yang terbaru dan sah, Anda harus merujuk ke dokumen resmi BI atau ke penyedia layanan pembayaran seperti Penyelenggara Jasa Pembayaran (PJP) yang Anda gunakan. Biasanya penyedia layanan juga mengumumkan perubahan tarif atau pembaruan regulasi melalui situs web resmi atau ke email merchant.

Selain kepatuhan hukum, penting Anda menjaga komunikasi yang transparan dengan pelanggan jika ada perubahan rate yang dapat berdampak ke harga jual atau biaya transaksi. 

Hal ini meningkatkan kepercayaan karena pelanggan memahami bahwa setiap perubahan tarif bukan semata-merta kenaikan harga, tetapi refleksi dari biaya layanan pembayaran digital yang diatur secara reguler.

Dampak MDR bagi Harga dan Margin Bisnis

Merchant Discount Rate dapat memiliki pengaruh cukup besar terhadap strategi harga dan margin usaha, terutama untuk produk-produk dengan tiket kecil atau margin yang tipis. 

Misalnya, jika Anda menjual produk fisik dengan harga Rp20.000 dan mengenakan Merchant Discount Rate 0,7%, maka potongan kecil tersebut bisa menggerus margin Anda secara proporsional lebih besar dibandingkan jika produk Anda berharga Rp200.000. 

Biaya layanan oleh payment gateway atau sistem pembayaran seperti QRIS bukanlah beban satu kali, melainkan akumulatif, sehingga jika tidak diperhitungkan, laba kotor bisa mengecil bahkan menjadi negatif pada lini produk tertentu.

Untuk mengatasi dampak tersebut, ada beberapa strategi yang bisa Anda pertimbangkan:

1. Menata Ulang Paket Produk atau Bundling

Daripada menjual satuan dengan harga rendah, Anda bisa membuat paket atau bundling produk agar nilai transaksi (Average Order Value, AOV) lebih tinggi. Dengan AOV yang lebih besar, jumlah rate sebagai persentase dari nilai transaksi dianggap lebih kecil dampaknya terhadap margin.

2. Meningkatkan AOV Secara Langsung

Misalnya memberikan opsi upsell, cross-sell, atau minimal pembelian, sehingga pelanggan terdorong membeli lebih banyak atau produk tambahan agar total pembelanjaan lebih besar, sehingga proporsi rate terhadap keseluruhan pendapatan mengecil.

3. Efisiensi Biaya Lain

Pengurangan biaya overhead, penggunaan teknologi untuk otomatisasi, mempercepat proses pengiriman, atau negosiasi dengan penyedia layanan untuk biaya operasional bisa membantu menjaga margin agar tetap sehat meskipun ada potongan rate.

4. Memantau Laporan Transaksi

Selain strategi tersebut, Anda perlu selalu memantau laporan transaksi untuk melihat secara nyata berapa besar kontribusi Merchant Discount Rate terhadap laba kotor.

Dengan rutin melihat data harian atau mingguan, Anda bisa tahu produk mana yang paling banyak kena potongan Merchant Discount Rate dan kapan potongan itu paling besar. Dari situ, Anda bisa memutuskan apakah perlu menaikkan harga, berhenti menjual produk tertentu, atau pakai metode pembayaran lain yang lebih menguntungkan.

Cara Mengelola MDR agar Tetap Efisien

Agar biayanya tidak menjadi beban berlebihan, Anda bisa menerapkan praktik-praktik berikut:

1. Menetapkan Target AOV & Mendorong Bundling

Tentukan minimal pembelian atau bundling produk agar transaksi tidak terlalu kecil. Produk yang dijual dalam paket biasanya punya nilai total yang lebih besar, sehingga rasio Merchant Discount Rate terhadap total pendapatan menurun.

2. Menggunakan Laporan Rutin

Buat sistem laporan transaksi secara harian (atau minimal mingguan) untuk memeriksa:

  • Apakah ada transaksi dengan nominal kecil yang terlalu banyak sehingga akumulasi Merchant Discount Rate tinggi? 
  • Dan apakah ada transaksi gagal bayar atau refund yang tidak tertata dengan baik mempengaruhi perhitungan bersih?

3. Edukasi Kasir dan Admin

Pastikan tim Anda (kasir, admin, staf keuangan) memahami bahwa rate ini harus dicatat secara terpisah, rekonsiliasi (perbandingan antara laporan dari penyedia QRIS dengan laporan internal) harus konsisten. 

Jika terdapat selisih biaya atau perubahan tarif, segera diperiksa. Transparansi internal ini sangat penting agar tidak ada kebocoran margin.

Perbedaan MDR dengan Biaya Lain yang Mirip

Dalam pembayaran digital, Merchant Discount Rate sering disamakan dengan biaya lain seperti biaya transfer, penarikan dana, atau settlement. Padahal, semuanya memiliki fungsi dan waktu pemotongan yang berbeda. Berikut penjelasan perbedaannya:

1. Merchant Discount Rate

Merupakan potongan otomatis yang dikenakan setiap kali transaksi QRIS berhasil.

  • Dipotong langsung saat konsumen melakukan pembayaran.
  • Tercatat di laporan transaksi harian merchant.
  • Merupakan kompensasi atas layanan pembayaran digital yang digunakan.

2. Biaya Transfer Bank

Biaya ini dikenakan saat Anda memindahkan dana dari akun settlement (rekening penampungan) ke rekening pribadi atau bisnis.

  • Tidak dipotong saat transaksi berlangsung, tapi saat payout.
  • Tercatat di mutasi rekening bank, bukan di laporan QRIS.

3. Biaya Penarikan Saldo Platform

Dikenakan saat Anda menarik dana dari platform tertentu (misalnya, marketplace atau dompet digital) ke rekening bank.

  • Biasanya tercatat di laporan settlement atau invoice dari platform.
  • Tidak muncul di laporan harian transaksi QRIS.

Agar keuangan bisnis tetap rapi dan transparan, Anda perlu memisahkan jenis pengeluaran seperti MDR, biaya transfer, dan penarikan saldo dalam sistem pembukuan. Cukup buat chart of accounts sederhana agar semua potongan bisa dilacak secara jelas, mulai dari potongan transaksi harian hingga biaya administrasi bank. Cara ini sangat membantu saat menyusun laporan, mengecek profit margin, atau menjalani proses audit bulanan.

Setelah memahami cara kerja Merchant Discount Rate (MDR), langkah selanjutnya adalah memilih penyedia QRIS resmi yang dapat mendukung kebutuhan bisnis Anda sejak awal. Salah satu pilihan terbaik adalah DOKU, pionir payment gateway Indonesia dengan lisensi terlengkap dari Bank Indonesia.

Melalui DOKU QRIS, Anda bisa menerima berbagai metode pembayaran digital hanya dengan satu kode QR, termasuk e-wallet dan aplikasi bank.

Sebagai bagian dari ekosistem DOKU Payment Gateway, layanan QRIS DOKU ini tidak hanya memudahkan proses transaksi, tetapi juga menyediakan fitur refund online, laporan terpusat, dan dukungan transaksi lintas negara (cross-border) yang membantu bisnis tumbuh lebih efisien.

Pelajari panduan lengkapnya di artikel berikut: DOKU QRIS: Satu QR untuk Semua Pembayaran! Lengkap dengan Refund Online, Laporan Terpusat, dan Dukungan Cross-Border.