Temukan Peluang Bisnis di Balik Inklusi Keuangan Digital Ini

inklusi keuangan digital
Table of Contents

Key Takeways:

  • Meski tingkat inklusi keuangan 2025 mencapai 80,51%, literasi keuangan masih di angka 66,46%. Artinya, masyarakat sudah bisa bertransaksi digital, tapi belum sepenuhnya memahami cara mengelola keuangan dan berinvestasi.
  • Tantangan inklusi dan literasi keuangan dapat menjadi peluang bagi pebisnis untuk menghadirkan solusi yang lebih inklusif, aman, dan relevan dengan kebutuhan masyarakat.
  • Kolaborasi lintas sektor adalah kunci di momentum Bulan Inklusi Keuangan agar menjadi pengingat bagi pemerintah, fintech, dan pelaku usaha untuk bergerak bersama. Fintech pembayaran seperti DOKU juga berperan dalam mempercepat adopsi pembayaran digital, memperluas pasar, dan memperkuat ekosistem ekonomi digital Indonesia yang berkelanjutan.

Pertumbuhan bisnis di Indonesia, baik UMKM maupun enterprise, kini semakin ditopang oleh teknologi pembayaran digital dan layanan fintech. Namun, pondasi utamanya tetap ada pada inklusi keuangan, sejauh mana masyarakat bisa ikut serta dalam aktivitas ekonomi. Data OJK (2025) menunjukkan tingkat inklusi keuangan sudah mencapai 80,51%, menandakan mayoritas masyarakat memiliki akses ke rekening bank, dompet digital, hingga asuransi. Meski begitu, tingkat literasi keuangan baru 66,46%, sehingga banyak orang memang bisa bertransaksi digital, tetapi belum sepenuhnya memahami cara mengelola uang, berinvestasi, atau melindungi diri dari risiko keuangan.

Bagi bisnis, kondisi ini bisa dibilang unik, karena di satu sisi, akses keuangan yang semakin luas membuka peluang pasar yang besar. Namun di sisi lain, kurangnya pemahaman membuat banyak orang hanya memakai produk secara terbatas, atau sebaliknya, memakainya berlebihan untuk konsumsi tanpa kontrol. Jadi, meski jalannya sudah terbuka, tantangannya tetap ada. 

Lalu pertanyaannya, kalau akses sudah tersedia, mengapa masih banyak yang belum bisa memanfaatkannya dengan baik? Selain itu, bagaimana bisnis bisa ikut berperan mengatasi hal ini sekaligus menjadikannya peluang untuk memperluas pasar dan mendorong pertumbuhan?

Baca Juga: Tanggung Jawab Konsumen: Rahasia Transaksi Digital yang Aman & Nyaman

Tantangan Inklusi Keuangan di Indonesia

Meski capaian inklusi keuangan sudah tinggi, tantangannya belum selesai. Agar manfaatnya benar-benar terasa bagi semua kalangan, termasuk jadi peluang pasar baru bagi pelaku usaha masih ada beberapa hal yang perlu dibenahi, berikut tantangannya:

1. Literasi Keuangan Rendah

Banyak masyarakat sudah memiliki rekening bank atau e-wallet, tetapi belum paham cara mengelola dan memanfaatkan produk. Rendahnya literasi keuangan membuat akses yang sudah ada menjadi kurang maksimal.

2. Kesenjangan Digital

Tidak semua daerah di Indonesia memiliki akses internet stabil dan perangkat digital memadai. Hal ini membuat layanan keuangan digital sulit dijangkau, khususnya di wilayah 3T (terdepan, terluar, tertinggal).

3. Kepercayaan terhadap Lembaga Keuangan

Banyak orang sebenarnya sudah akrab dengan dompet digital atau aplikasi pinjaman. Tapi maraknya kebocoran data, pinjol ilegal, sampai maraknya penipuan online yang membuat sebagian masyarakat jadi khawatir. Akibatnya, meski akses ada, mereka tetap memilih cara lama karena merasa lebih aman.

Baca juga: Fintech & Inklusi Keuangan Indonesia: Apa ya Kaitannya?

Peluang Inklusi Keuangan bagi Bisnis

Meski tantangannya tidak sedikit, inklusi keuangan juga membuka sisi lain yang tak kalah penting, yakni peluang bagi bisnis untuk tumbuh lebih cepat.

  • Pasar Konsumen yang Lebih Luas

Akses ke layanan keuangan hingga pembayaran digital membuat lebih banyak masyarakat bisa bertransaksi digital. Ini memperbesar potensi pelanggan, bahkan dari segmen yang sebelumnya sulit dijangkau karena terbatas pada transaksi tunai.

  • Peluang Produk dan Layanan Baru

Dengan semakin banyak orang menggunakan dompet digital, kartu debit, hingga layanan kredit mikro, bisnis bisa menghadirkan produk berbasis langganan, cicilan, atau bundling layanan yang sebelumnya tidak mungkin ditawarkan.

  • Data untuk Strategi Bisnis

Setiap transaksi digital menghasilkan data. Bagi perusahaan, data ini bisa dimanfaatkan untuk memahami perilaku konsumen, mengembangkan penawaran yang dipersonalisasi, hingga merancang strategi pemasaran yang lebih efektif.

  • Inovasi Model Bisnis

Semakin inklusif sistem keuangan, semakin banyak peluang lahirnya inovasi, mulai dari integrasi fintech dengan e-commerce dan program loyalitas berbasis data.

Saatnya Bergerak Bersama

Inklusi keuangan bukan hanya soal membuka akses, tetapi juga memastikan manfaatnya benar-benar dirasakan masyarakat sekaligus menciptakan peluang baru bagi dunia usaha. Bagi bisnis, semakin luasnya akses ke layanan keuangan berarti semakin besar pula ruang untuk berinovasi, memperluas pasar, dan membangun strategi pertumbuhan yang berkelanjutan.

Momentum Bulan Inklusi Keuangan setiap Oktober menjadi pengingat penting bahwa kolaborasi antara pemerintah, lembaga keuangan, fintech, dan pelaku usaha sangatlah krusial. Di sinilah peran perusahaan fintech pembayaran seperti DOKU menjadi penting. Dengan menghadirkan solusi pembayaran digital yang aman, seamless, dan sesuai regulasi, DOKU mendukung percepatan adopsi layanan keuangan sekaligus membantu bisnis menjangkau pasar yang lebih luas.

Pada akhirnya, inklusi keuangan digital juga dapat menjadi peluang bagi setiap pelaku usaha untuk ikut membangun ekosistem ekonomi digital Indonesia yang lebih inklusif, berkelanjutan, dan kompetitif.