Meta Deskripsi:
Untuk menyusun laporan keuangan perusahaan dengan tepat, Anda harus pahami dulu lima jenis laporan berikut beserta fungsi dan formatnya!
Jika Anda adalah seorang pemilik usaha, laporan keuangan perusahaan merupakan dokumen wajib yang harus Anda susun dan terbitkan dalam periode tertentu. Laporan keuangan tidak hanya sekadar menampilkan catatan pemasukan dan pengeluaran secara rinci.
Saat disusun secara tepat dan cermat, dokumen ini juga bisa Anda jadikan acuan dalam menentukan langkah operasional perusahaan selanjutnya.
Secara umum, laporan keuangan yang diterbitkan oleh perusahaan terdiri dari lima jenis: laporan neraca, laba rugi, perubahan modal, arus kas, serta catatan atas laporan keuangan yang berisi penjelasan lebih lanjut mengenai sejumlah komponen.
Bagaimana cara menyusun dan memaparkannya dengan baik? Berikut penjelasan tentang lima jenis laporan keuangan perusahaan beserta fungsi dan formatnya yang bisa Anda cermati!
Apa Itu Laporan Keuangan Perusahaan?

Sebelum membahas lebih jauh mengenai jenis-jenisnya, Anda harus memahami dulu apa yang dimaksud dengan laporan keuangan bagi perusahaan. Laporan keuangan perusahaan dikenal pula dengan istilah financial reporting. Istilah ini merujuk pada catatan informasi suatu perusahaan mengenai seluruh kegiatan finansial yang dilakukannya.
Laporan tersebut dibuat dalam periode tertentu, tergantung kebutuhan perusahaan. Beberapa perusahaan biasanya menerbitkan laporan keuangan setiap satu tahun sekali. Namun, ada pula perusahaan yang melaporkan aktivitas keuangannya setiap bulan, 3 – 4 bulan sekali, atau dalam rentang satu semester.
Dalam hal rentang waktu terbit, masing-masing perusahaan mungkin akan memiliki kebijakan yang berbeda. Meski demikian, setiap perusahaan harus memastikan jika seluruh transaksi masuk dan keluar harus dilaporkan secara detail dalam laporan ini.
Penyusunan laporan keuangan yang akurat akan menghasilkan penghitungan yang tepat guna bagi pengembangan perusahaan.
Seberapa Penting Laporan Keuangan bagi Perusahaan?
Laporan keuangan perusahaan tidak hanya bermanfaat bagi pemilik bisnis dalam mengevaluasi perusahaannya. Laporan ini juga menjadi unsur yang krusial untuk diketahui pihak lain, seperti investor maupun stakeholders.
Dengan mencermati laporan keuangan yang diterbitkan, seluruh pihak tersebut dapat ikut memastikan bahwa aktivitas perusahaan dalam mengelola dana masuk dan keluar sesuai dengan keadaan di lapangan.
Lalu, apa saja fungsi laporan keuangan bagi perusahaan? Berikut adalah beberapa di antaranya:
- Menyajikan informasi kegiatan finansial secara sistematis dalam periode yang ditentukan.
- Membantu pihak-pihak yang terlibat dalam pengembangan perusahaan untuk mengambil keputusan tepat. Laporan keuangan bisa dijadikan acuan kelayakan investasi oleh investor atau evaluasi aktivitas peminjaman dana oleh kreditor. Sementara itu, pemilik perusahaan bisa menggunakan laporan ini untuk mengelola kegiatan operasional yang lebih strategis.
- Mencerminkan transparansi finansial yang akan meningkatkan akuntabilitas perusahaan.
- Menjadi salah satu pertimbangan evaluasi kinerja finansial. Dari catatan keuangan yang dilaporkan, pemilik perusahaan dapat melihat perubahan yang terjadi serta menemukan tren yang mungkin muncul dalam setiap periode pelaporan.
- Membuat perusahaan lebih mudah dalam merencanakan keuangan sekaligus mengelola sumber dana dan investasi yang ada secara lebih efisien.
- Menjaga kredibilitas perusahaan karena laporan keuangan termasuk ke dalam kewajiban finansial yang harus dipenuhi. Kebijakan tentang laporan keuangan bahkan ditetapkan dalam aturan negara yang melibatkan lembaga keuangan, perpajakan, maupun lembaga terkait lainnya.
- Membantu perusahaan dalam mengidentifikasi area maupun aktivitas yang perlu perbaikan. Hal ini bisa dilakukan dengan menganalisis rasio keuangan serta kinerja operasional yang turut dicantumkan dalam laporan.
Dengan sederet fungsi yang dimilikinya, laporan keuangan tentu memegang peranan penting dalam manajemen perusahaan. Laporan ini tidak hanya menjadi catatan utama dalam seluruh aktivitas finansial yang sudah dilakukan.
Dengan prosedur tepat dan analisis yang cermat, laporan keuangan perusahaan juga dapat Anda jadikan acuan dalam proses pengembangan bisnis di masa yang akan datang.
Jenis-Jenis Laporan Keuangan Perusahaan
Setelah mengetahui apa itu laporan keuangan perusahaan dan memahami urgensinya bagi berbagai pihak, kini saatnya Anda mengenal lebih jauh beberapa jenis laporan keuangan.
Umumnya, perusahaan akan mengeluarkan laporan keuangan dalam bentuk laporan neraca, laporan laba rugi, laporan perubahan modal, laporan arus kas, serta dokumen tambahan berupa catatan atas laporan keuangan.
Yuk, pahami lima jenis laporan keuangan beserta fungsi dan formatnya berikut ini!
Laporan Neraca
Jenis laporan keuangan perusahaan pertama dan menjadi salah satu yang paling umum adalah laporan neraca. Dikenal dengan istilah balance sheet, laporan ini memuat gambaran kondisi keuangan badan usaha dalam waktu tertentu.
Ada tiga unsur utama yang harus dicantumkan dalam laporan neraca, yakni aset, kewajiban, dan ekuitas. Aset berarti segala hal milik perusahaan yang dianggap dapat memberikan nilai bagi kegiatan usaha. Bentuknya bervariasi, bisa berupa modal atau sumber dana, bangunan sarana dan prasarana, uang kas rutin, hingga peralatan inventaris.
Kewajiban yang menjadi unsur kedua merujuk pada segala jenis aktivitas finansial yang harus ditanggung perusahaan. Hal ini dapat termasuk cicilan modal kepada pihak bank, pajak yang harus ditunaikan, gaji karyawan, serta jenis tagihan lain yang harus dibayarkan oleh pihak perusahaan.
Selanjutnya, laporan neraca juga harus mencantumkan ekuitas, yakni sisa aset yang dimiliki perusahaan setelah seluruh kewajiban dilakukan. Jadi, dapat disimpulkan jika formula dari laporan neraca adalah Aset = Kewajiban + Ekuitas. Laporan neraca yang sehat akan menampilkan nilai seimbang dalam unsur kewajiban dan ekuitasnya.
Fungsi Laporan Neraca
- Memberikan gambaran atas posisi keuangan perusahaan dalam rentang waktu tertentu.
- Menampilkan struktur modal perusahaan yang lebih mudah untuk diidentifikasi dan dianalisis.
- Memudahkan pemilik perusahaan maupun stakeholders terkait dalam membuat keputusan terkait aktivitas finansial perusahaan.
Format Laporan Neraca
LAPORAN NERACA KEUANGANPERIODE JUNI 2024AsetKewajibanAset LancarKewajiban Jangka PendekKasRp50.000.000Utang UsahaRp20.000.000BankRp30.000.000Piutang Lain-LainRp20.000.000EkuitasPersediaanRp40.000.000Modal DisetorRp150.000.000Biaya Bayar di MukaRp15.000.000Laba DitahanRp35.000.000Jumlah Aset LancarRp155.000.000Jumlah ekuitasRp205.000.000Aset Tidak LancarInventarisRp70.000.000Akumulasi Penyusutan Aset TetapRp20.000.000Jumlah Aset Tidak LancarRp50.000.000Jumlah AsetRp205.000.000Jumlah KewajibanRp205.000.000
Laporan Laba Rugi
Catatan laba rugi atau income statement merupakan bagian dari laporan keuangan perusahaan yang berisi penjabaran unsur pendapatan dan beban keuangan yang harus dikeluarkan. Penjabaran ini nantinya akan menghasilkan nominal laba atau rugi bersih yang didapatkan perusahaan dalam periode tertentu.
Suatu laporan laba rugi harus memuat empat unsur utama, yakni pendapatan (revenue), beban (expenses), keuntungan atau laba (profit), serta kerugian (loss). Setiap aktiva yang didapatkan perusahaan dalam kegiatan operasional akan dimasukkan ke dalam bagian pendapatan. Sebaliknya, pemakaian aktiva atau sumber dana dalam kegiatan ini dicantumkan dalam bagian beban.
Seperti yang sudah disebutkan sebelumnya, bagian keuntungan dan kerugian menjadi hasil akhir dari jenis laporan ini. Jika ekuitas perusahaan mengalami peningkatan, maka akan dicatat dalam bagian keuntungan. Namun, jika terdapat penurunan ekuitas karena beban lebih besar dari pendapatan, hasil laporan akan menunjukkan kerugian.
Fungsi Laporan Laba Rugi
- Menjadi salah satu bahan evaluasi perusahaan untuk menentukan strategi bisnis jangka pendek maupun panjang.
- Menjadi penentu besaran pajak yang harus dilaporkan kepada lembaga terkait untuk periode berikutnya.
- Menjadi tolak ukur dalam penghitungan efektivitas finansial perusahaan.
- Membantu perusahaan dalam mengidentifikasi sumber pendapatan dan pengeluaran.
- Memberikan gambaran tentang pergerakan aktivitas keuangan perusahaan dalam periode yang ditentukan.
Format Laporan Laba Rugi
PendapatanPendapatan UsahaRp1.000.000.000Pendapatan Lain-LainRp200.000.000Total PendapatanRp1.200.000.000BebanBeban Pokok PenjualanRp600.000.000Beban OperasionalRp300.000.000Beban BungaRp50.000.000Beban Pajak PenghasilanRp100.000.000Total BebanRp1.050.000.000Laba BersihRp150.000.000
Laporan Perubahan Modal
Bagi suatu perusahaan, modal atau ekuitas merupakan salah satu unsur yang sifatnya dapat berubah tergantung pada kegiatan usaha yang dilakukan. Oleh karena itu, perubahan modal pun harus dicatat secara rinci di dalam laporan keuangan perusahaan.
Jenis laporan keuangan yang mencatat perubahan modal harus memuat keterangan mengenai modal awal yang didapatkan, modal investasi dari pemilik, aktivitas penarikan modal (withdrawal), dan modal akhir.
Selain itu, perlu dicantumkan pula berbagai faktor yang berpotensi memengaruhi besaran modal. Faktor-faktor tersebut umumnya meliputi laba dan rugi, kebijakan akuntansi, koreksi kesalahan laporan pada periode sebelumnya, serta perubahan pada cadangan revaluasi jika ada.
Fungsi Laporan Perubahan Modal
- Memberikan gambaran kepada pemilik usaha maupun stakeholders mengenai pergerakan modal dalam jangka waktu tertentu.
- Melengkapi laporan keuangan inti yang harus disetorkan oleh perusahaan kepada lembaga atau pihak terkait.
- Membantu perusahaan mengetahui besaran investasi serta dana bersih yang diterima sebagai bahan penyusunan laporan pertanggungjawaban.
- Menjadi salah satu unsur evaluasi aktivitas keuangan yang dilakukan oleh badan usaha.
Format Laporan Perubahan Modal
Laporan Perubahan ModalPeriode Desember 2024Modal Awal (Pembukaan)Rp235.000.000Laba BersihRp67.000.000TotalRp302.000.000Beban Pengeluaran PerusahaanRp15.000.000Laba DitahanRp27.000.000Efek Koreksi Periode SebelumnyaRp3.000.000TotalRp45.000.000Modal Akhir (Penutupan)Rp257.000.000
Laporan Arus Kas
Jenis laporan keuangan perusahaan yang keempat adalah laporan arus kas. Laporan ini tergolong yang paling umum digunakan oleh para pemilik perusahaan dalam menjabarkan aktivitas keuangan di badan usaha mereka. Tujuan utama dari pencatatan arus kas adalah melacak seluruh pemasukan serta pengeluaran dana yang dilakukan oleh perusahaan.
Sebelum menyusun laporan arus kas sendiri, Anda perlu memahami jika laporan jenis ini memiliki tiga komponen inti yang tidak boleh dilewatkan. Komponen pertama berupa arus kas dari kegiatan operasional, yakni berisi catatan pemasukan dan pengeluaran rutin perusahaan. Biasanya, laporan kas operasional akan menjabarkan kegiatan seperti keuntungan hasil penjualan, pemberian gaji karyawan, serta pelunasan pajak.
Dalam komponen kedua, Anda perlu menjabarkan arus kas kegiatan investasi yang berlangsung di dalam perusahaan. Beberapa hal yang perlu dicantumkan dalam catatan ini meliputi penerimaan penanaman modal sebagai aset tetap atau penggunaan aset perusahaan pada jangka panjang.
Komponen ketiga dalam laporan arus kas memuat segala jenis kegiatan pendanaan yang dilakukan perusahaan. Bagian ini umumnya memuat catatan mengenai emisi saham atau pelunasan kredit jika perusahaan meminjam modal kepada pihak bank.
Fungsi Laporan Arus Kas
- Menjadi salah satu dasar pengambilan keputusan untuk menentukan strategi finansial perusahaan.
- Memudahkan pemilik usaha dalam mengevaluasi kesehatan finansial badan usahanya.
- Memberikan informasi dan penjabaran yang lebih detail tentang laporan laba bersih yang diterima.
- Membantu perusahaan dalam melakukan monitoring berbagai jenis transaksi yang terjadi, terutama kegiatan investasi atau penanaman modal.
Format Laporan Arus Kas
Laporan Arus KasPeriode Desember 2024AktivaAktiva LancarKasRp4.000.000Piutang DagangRp20.000.000Cadangan Kerugian PiutangRp1.000.000PerlengkapanRp2.000.000Persediaan BarangRp14.000.000Aktiva TetapKendaraanRp26.000.000Penyusutan KendaraanRp2.000.000GedungRp40.000.000Penyusutan GedungRp4.000.000TanahRp30.000.000Total Aktiva Lancar dan TetapRp129.000.000KewajibanUtang DagangRp20.000.000Utang SewaRp10.000.000Utang BankRp40.000.000Total UtangRp70.000.000EkuitasModalRp50.000.000Laba/Rugi Periode IniRp9.000.000Total EkuitasRp59.000.000Total Kewajiban dan EkuitasRp129.000.000
- Catatan atas Laporan Keuangan
Jenis laporan keuangan perusahaan yang terakhir adalah catatan atas laporan keuangan. Jika dijelaskan secara sederhana, jenis laporan ini merupakan pelengkap bagi keempat jenis laporan sebelumnya, yaitu untuk laporan neraca, laporan laba rugi, laporan perubahan modal, dan laporan arus kas.
Anda mungkin bertanya-tanya, apakah catatan atas laporan keuangan tetap harus dibuat jika semua aktivitas finansial perusahaan sudah dijabarkan dalam laporan terpisah? Jawabannya tentu harus, ya! Bisa dibilang, catatan yang dilampirkan ini merupakan informasi tambahan yang berguna bagi pertanggungjawaban badan usaha.
Selain dianggap penting bagi pemilik usaha, catatan atas laporan keuangan juga dibutuhkan oleh sejumlah pihak eksternal lain yang terlibat dalam aktivitas perusahaan. Para investor dan pihak stakeholder lain berhak mencermati catatan ini untuk mendapatkan gambaran pengelolaan keuangan badan usaha. Ada kalanya, pemerintah dan lembaga tertentu juga memerlukan catatan tersebut dalam proses audit berkala.
Fungsi Catatan atas Laporan Keuangan
- Memberikan gambaran umum bagaimana perusahaan menyusun laporan keuangannya.
- Menjabarkan informasi atau catatan penting terhadap beberapa komponen dalam laporan keuangan yang masih memerlukan konfirmasi atau penjelasan lebih lanjut.
- Memberikan tambahan informasi tentang kebijakan fiskal yang dilakukan dalam perusahaan, termasuk catatan mengenai inventaris badan usaha, cadangan kas yang ada, atau kapasitas sumber daya dan produksi yang tersedia.
- Membantu perusahaan menyimpulkan ketercapaian target keuangan dalam rentang waktu yang telah ditentukan.
- Memberikan gambaran bagi stakeholder dalam pengambilan keputusan terkait operasional perusahaan di periode berikutnya.
Format Catatan atas Laporan Keuangan
Format catatan atas laporan keuangan mungkin akan berbeda bagi tiap perusahaan karena disesuaikan dengan informasi yang ingin disampaikan. Meski demikian, catatan ini umumnya memuat sejumlah komponen utama sebagai berikut:
- Gambaran Umum Perusahaan, meliputi riwayat pendirian perusahaan, struktur kepengurusan, dan informasi mengenai penerbitan laporan keuangan (periode pelaporan serta tanggal terbit).
- Ikhtisar Kebijakan Akuntansi Signifikan, meliputi surat pernyataan perusahaan terhadap Standar Akuntansi Keuangan, dasar penyusunan laporan keuangan, serta kebijakan akuntansi yang diterapkan oleh perusahaan.
- Pengungkapan Atas Pos-Pos Laporan Keuangan, berisi penjelasan lebih rinci mengenai komponen yang sudah dicantumkan dalam laporan. Termasuk di dalamnya adalah penjelasan mengenai aset, liabilitas, ekuitas perusahaan, serta pengungkapan lain yang dianggap perlu penjelasan lebih lanjut.
Itulah penjelasan mengenai lima jenis laporan keuangan perusahaan yang harus disusun oleh pemilik usaha. Kelima jenis laporan tersebut dibutuhkan sebagai bahan pertanggungjawaban sekaligus dasar evaluasi untuk menyusun kebijakan operasional perusahaan selanjutnya.
Selain menyusun laporan keuangan dengan cermat, perusahaan kekinian juga harus menerapkan sistem transaksi digital yang tepat sasaran. Solusi fintech DOKU bisa menjadi pilihan terbaik untuk meningkatkan efektivitas perusahaan. Salah satu produk unggulannya, Wallet as a Service, bahkan menawarkan layanan kelola arus uang untuk bisnis yang Anda jalankan.
Jadi, tunggu apalagi? Yuk, cari tahu lebih jauh tentang beragam produk unggulan DOKU dan pilih solusi paling tepat bagi usaha Anda!
Ingin mempelajari lebih lanjut soal layanan payment gateway DOKU? Hubungi tim sales kami di sini untuk mendapatkan informasi lebih detail, atau Anda bisa langsung daftar di sini untuk bergabung dengan DOKU dan mulai nikmati solusi pembayaran yang inovatif!