Key Takeaways:
- Enterprise Risk Management (ERM) Penting untuk UMKM: ERM adalah kunci keberlanjutan dan daya saing UMKM di pasar yang dinamis. Ini membantu mengidentifikasi, menilai, dan merespons risiko untuk meminimalkan kerugian finansial, kehilangan pelanggan, hingga kebangkrutan.
- Cakupan Risiko dalam ERM: ERM tidak hanya fokus pada satu jenis masalah, tetapi mencakup berbagai risiko seperti operasional (kerusakan alat, kesalahan manusia), finansial (ketidakstabilan arus kas, gagal bayar), strategis (kesalahan memilih pasar), reputasi (ulasan negatif), dan keamanan digital (serangan siber, kebocoran data).
- Elemen Utama ERM Berdasarkan COSO dan ISO 31000: UMKM dapat mengadaptasi kerangka kerja COSO 2017 (Tata Kelola dan Budaya, Strategi dan Penetapan Tujuan, Kinerja, Tinjauan dan Revisi, Informasi, Komunikasi, dan Pelaporan) serta ISO 31000 (Kepemimpinan dan Komitmen, Integrasi, Desain, Implementasi, Evaluasi, Peningkatan) untuk menyusun manajemen risiko yang efektif.
- Tahapan Implementasi ERM yang Efektif: Implementasi ERM melibatkan tiga tahapan utama:
- Identifikasi dan Analisis Risiko: Menentukan aspek risiko internal dan eksternal, serta menilai dampak (impact) dan probabilitas (likelihood) terjadinya risiko.
- Tetapkan Prioritas dan Alokasi Sumber Daya: Memetakan risiko dengan skala prioritas menggunakan matriks risiko untuk fokus pada ancaman utama yang memiliki dampak terbesar.
- Rancang Strategi Respons dan Mitigasi: Mengembangkan strategi seperti penghindaran, pengalihan risiko (misalnya melalui asuransi), pengurangan risiko (misalnya dengan back up data), atau penerimaan risiko (dengan dana cadangan).
- Manfaat Strategis ERM bagi UMKM: Penerapan ERM memberikan banyak manfaat, termasuk meningkatkan daya tanggap perusahaan, menjaga kesinambungan bisnis, memperkuat kepercayaan mitra dan pelanggan, membangun reputasi, meningkatkan kepuasan karyawan, mengoptimalkan layanan pelanggan, serta memperkuat keunggulan kompetitif. Sistem keuangan yang tangguh juga menjadi fondasi utama dalam mitigasi risiko.
Enterprise Risk Management (ERM) atau manajemen risiko perusahaan adalah salah satu kunci utama keberlanjutan dan daya saing UMKM di tengah pasar yang dinamis. Pasalnya, dunia bisnis penuh dengan tantangan, sehingga memerlukan pengelolaan risiko untuk meminimalkan potensi masalah.
Pebisnis yang gagal mengenali risiko bagi perusahaan sejak dini berisiko mengalami kerugian, mulai dari kerugian finansial, kehilangan pelanggan, hingga ancaman kebangkrutan. Maka dari itu, ERM menjadi aspek penting yang perlu diterapkan sebagai solusi terintegrasi untuk membantu UMKM dalam mengelola, mengidentifikasi, dan mengendalikan berbagai risiko yang bisa memengaruhi stabilitas bisnis.
Dalam hal ini, platform digital yang andal dapat hadir sebagai penyedia sistem mitigasi serta pencatatan keuangan digital yang akurat dan terpercaya. Lewat sistem terintegrasinya, Anda bisa meminimalkan risiko kesalahan transaksi dan memperkuat pengambilan keputusan bisnis.
Definisi dan Konsep Dasar Enterprise Risk Management

Dalam menjalankan bisnis UMKM, setiap pelaku usaha akan dihadapkan dengan tantangan yang bisa berisiko bagi perusahaan. Oleh sebab itu, Sobat DOKU perlu menerapkan Enterprise Risk Management atau ERM untuk memastikan bisnis tetap aman dan stabil.
Lantas, apa itu ERM? ERM atau manajemen risiko perusahaan adalah suatu proses sistematis yang bertujuan untuk mengidentifikasi, menilai, serta merespons berbagai risiko yang dapat memengaruhi pencapaian tujuan bisnis.
Manajemen risiko tidak hanya fokus pada satu jenis masalah saja, tetapi juga akan melihat seluruh bagian perusahaan, antara lain:
- Risiko operasional, seperti kerusakan alat, kesalahan manusia, dan gangguan produksi.
- Risiko finansial, berupa ketidakstabilan arus kas, gagal bayar dari pelanggan, serta fluktuasi nilai tukar.
- Risiko strategis, seperti kesalahan memilih pasar, produk yang tidak sesuai kebutuhan pelanggan, serta strategi pemasaran kurang tepat.
- Risiko reputasi, seperti munculnya ulasan negatif, masalah etika bisnis, serta akibat dari layanan buruk.
- Risiko keamanan digital yang sering terjadi, khususnya bagi UMKM yang baru beralih ke sistem digital. Contohnya: serangan siber, kebocoran data pelanggan, pencurian informasi keuangan.
Dengan menerapkan manajemen risiko, perusahaan akan memiliki fondasi tata kelola risiko yang modern serta adaptif. Kondisi tersebut tentunya bisa membantu UMKM dalam menghindari kerugian besar karena mampu mendeteksi masalah lebih awal, lebih siap beradaptasi dengan perubahan baru, serta menumbuhkan kepercayaan mitra, investor, dan pelanggan.
Para pelaku UMKM dapat mengadaptasi komponen utama ERM berdasarkan standar kerangka kerja COSO dan ISO 31000. Adapun elemen-elemen utamanya adalah sebagai berikut.
1. Elemen Utama ERM COSO
Committee of Sponsoring Organizations of the Treadway Commission (COSO) adalah salah satu rujukan yang banyak diadopsi perusahaan dalam menyusun manajemen risiko. Dalam kerangka kerja COSO 2017, elemen utama manajemen risiko meliputi:
- Tata Kelola dan Budaya: Perusahaan perlu memiliki aturan, nilai, dan budaya kerja yang mampu mendukung pengelolaan risiko. Pimpinan perusahaan juga harus mampu memberikan contoh yang baik, memastikan struktur kerja jelas, serta menempatkan orang kompeten pada posisi yang tepat.
- Strategi dan Penetapan Tujuan: Perusahaan perlu menetapkan arah dan tujuan bisnis dengan mempertimbangkan risiko yang mungkin terjadi.
- Kinerja: Fokus pada proses mengidentifikasi, menilai, serta memprioritaskan risiko yang dapat memengaruhi kinerja perusahaan. Bisnis juga perlu menentukan cara penanganan yang tepat.
- Tinjauan dan Revisi: Perusahaan perlu mengevaluasi ulang sistem manajemen risiko secara berkala, karena situasi bisnis selalu berubah.
- Informasi, Komunikasi, dan Pelaporan: Setiap bagian dari perusahaan, baik tim internal maupun eksternal perlu berbagi informasi secara jelas dan tepat waktu. Teknologi bisa dimanfaatkan untuk memantau, mencatat, serta melaporkan risiko secara efisien.
2. Elemen Utama ERM ISO 31000
ISO 31000 juga termasuk standar yang banyak digunakan perusahaan dalam menyusun manajemen risiko. Berikut ini beberapa komponen utama yang dapat diadaptasi:
- Kepemimpinan dan Komitmen: Setiap pimpinan perusahaan dan badan pengawas perlu berkomitmen dan memastikan bahwa manajemen risiko terintegrasi pada setiap aktivitas perusahaan.
- Integrasi: Risiko perlu dikelola sebagai bagian integral dari proses organisasional, tata kelola, strategi, dan operasional perusahaan.
- Desain: Melibatkan pemahaman seputar perusahaan, menetapkan peran dan wewenang, mengalokasikan sumber daya, dan membangun komunikasi.
- Implementasi: Perusahaan perlu menerapkan manajemen risiko dengan pengembangan rencana yang tepat.
- Evaluasi: Proses evaluasi dilakukan untuk menguji efektivitas manajemen risiko, melalui pengukuran kinerja terhadap tujuan secara berkala serta rencana yang telah ditetapkan.
- Peningkatan: Perusahaan perlu memantau dan menyesuaikan manajemen risiko untuk mengatasi perubahan yang selalu terjadi.
Tahapan Implementasi ERM yang Efektif untuk UMKM

Setiap pelaku UMKM perlu mengetahui secara terperinci terkait tahapan implementasi enterprise risk management agar dapat diterapkan secara optimal. Adapun sejumlah tahapannya adalah sebagai berikut.
1. Identifikasi dan Analisis Risiko
Langkah awal yang perlu dilakukan pebisnis adalah mengidentifikasi risiko perusahaan secara keseluruhan. Sobat DOKU bisa mulai dengan menetapkan aspek-aspek risiko internal (operasional dan sumber daya) serta eksternal, seperti regulasi, pasar, serta kompetitor.
Untuk memudahkanmu dalam mengidentifikasi potensi risiko pada setiap kategori, Anda bisa memanfaatkan alat sederhana, seperti checklist risiko maupun sesi brainstorming tim secara terstruktur.
Jika perusahaan sudah mengidentifikasi daftar risiko, maka perlu dilakukan analisis risiko secara mendalam. Analisis risiko ini bisa Anda lakukan dengan beberapa tahap, yaitu:
- Menilai dampak (impact): Mengetahui seberapa besar kerugian yang dialami perusahaan apabila risikonya terjadi. Bisnis juga bisa memperkirakan kerugian finansial, reputasi, maupun waktu operasionalnya.
- Menilai probabilitas (likelihood): Menganalisis kemungkinan ancaman tersebut dapat terjadi. Hal ini bisa dinilai dengan skala rendah, sedang, tinggi, atau menggunakan angka persentase.
2. Tetapkan Prioritas dan Alokasi Sumber Daya
Tahapan implementasi manajemen risiko berikutnya adalah menetapkan prioritas dan alokasi sumber daya berdasarkan hasil identifikasi dan analisis terhadap risiko.
Pemetaan risiko dengan skala prioritas termasuk hal penting agar perusahaan mampu mendahulukan ancaman utama dan menerapkan strategi yang tepat.
Perusahaan dapat membuat matriks risiko atau risk assessment matrix dengan dua sumbu, yaitu likelihood dan impact. Setiap risiko juga bisa dikategorikan menjadi tingkatan rendah, sedang, dan tinggi agar bisnis bisa lebih fokus dalam menanganinya. Risiko yang berada dalam kuadran “high impact dan high likelihood” berarti menjadi prioritas utama.
Pelaku UMKM juga perlu fokus terhadap mitigasi risiko yang paling kritikal, karena terbatasnya waktu, tenaga, serta modal. Risiko yang mempunyai dampak kecil atau jarang terjadi bisa ditunda mitigasinya agar dana dan waktu tidak terbuang sia-sia.
Jadi, Sobat DOKU perlu memastikan untuk memprioritaskan mitigasi ancaman yang memiliki dampak terbesar terhadap keberlanjutan bisnis.
3. Rancang Strategi Respons dan Mitigasi yang Tepat
Tahapan terakhir adalah dengan merancang strategi respons serta mitigasi manajemen risiko yang tepat. Berikut ini sejumlah strategi yang bisa diikuti:
- Penghindaran: Tidak melakukan aktivitas bisnis yang risikonya terlalu tinggi untuk menghindari potensi kerugian besar. Contohnya, apabila pemasok berada dalam kawasan rawan bencana, perusahaan bisa memutuskan untuk menghindari pemasok tersebut.
- Pengalihan Risiko: Mengalihkan sebagian risiko kepada pihak ketiga. Misalnya, melalui asuransi dan bermitra dengan penyedia layanan eksternal.
- Pengurangan Risiko: Mengurangi kemungkinan risiko atau dampaknya melalui tindakan praktis. Misalnya, menerapkan prosedur check ganda saat mencatat keuangan, melakukan back up data untuk sistem keamanan digital, serta diversifikasi pemasok agar tidak tergantung pada satu vendor.
- Penerimaan Risiko: Menerima risiko, biasanya dilakukan ketika dampaknya kecil atau biaya mitigasi lebih besar daripada kerugiannya. Akan tetapi, tetap menyiapkan dana cadangan dan melakukan monitoring.
Strategi yang Anda terapkan dalam mitigasi manajemen risiko harus realistis dengan menyesuaikan dengan modal, tenaga kerja, serta waktu UMKM. Sobat DOKU juga bisa memasukkan keputusan mitigasi dalam rencana bisnis serta prosedur operasional harian.
Di samping itu, perusahaan juga perlu menentukan tanggung jawab setiap tim terhadap setiap jenis risiko dan upaya mitigasi, menjadwalkan review untuk memeriksa status mitigasi, serta menentukan indikator keberhasilan.
Manfaat Strategis ERM untuk UMKM
Penerapan ERM dalam UMKM adalah suatu upaya dalam memperhatikan risiko bisnis secara mendalam untuk menjaga keberlanjutan bisnis. Hal ini tentunya memberikan manfaat bagi jalannya UMKM secara signifikan. Adapun manfaat enterprise risk management bagi UMKM adalah sebagai berikut:
- Meningkatkan daya tanggap perusahaan terhadap perubahan pasar dan peluang inovasi.
- Membantu menjaga kesinambungan bisnis.
- Memperkuat kepercayaan mitra, investor, maupun pelanggan.
- Membangun reputasi bisnis.
- Meningkatkan kepuasan karyawan karena adanya rencana untuk melindungi sumber daya perusahaan.
- Mengoptimalkan layanan pelanggan agar lebih baik, karena bisnis akan memahami cara menanggapi pelanggan ketika risiko tertentu terjadi.
- Membantu meningkatkan kapabilitas dinamis pada perusahaan, sehingga mampu beradaptasi, belajar, dan merespons perubahan lingkungan bisnis secara cepat.
- Menjadi penguat keunggulan kompetitif dan menciptakan nilai tambah bagi perusahaan, seperti dari segi efisiensi operasional, daya tahan, hingga membuat keputusan bisnis secara lebih cerdas.
Pada dasarnya, praktik ERM dalam UMKM ini akan membuat jalannya perusahaan lebih efisien. Pebisnis bisa mengelola waktu secara optimal, menjaga keberlangsungan bisnisnya, dan memberi dampak positif terhadap sumber daya bisnis.
Tips Praktis Memulai ERM di UMKM
Bagi UMKM yang baru berencana memulai ERM, maka ada beberapa aspek yang perlu diperhatikan agar manajemen risiko dapat tersusun secara maksimal. Adapun tips praktis memulai manajemen risiko perusahaan adalah sebagai berikut:
- Membentuk tim kecil manajemen risiko internal yang terdiri dari pemimpin bisnis serta sejumlah staf kunci, seperti bagian keuangan, operasional, dan pemasaran. Tim ini berperan dalam mengidentifikasi, menilai, serta memantau risiko yang berpotensi mengganggu jalannya bisnis.
- Membuat daftar risiko sederhana dalam bentuk checklist maupun tabel risiko yang berisi jenis risiko, dampak potensial, serta probabilitas. Pelaku UMKM juga bisa memanfaatkan alat bantu sederhana, seperti Microsoft Excel maupun Google Sheet.
- Menetapkan indikator pemantauan risiko untuk setiap jenis risiko untuk memantau tanda-tanda awal risiko meningkat dan menyiapkan langkah mitigasi. Misalnya, pada risiko arus kas, indikatornya adalah keterlambatan pembayaran pelanggan lebih dari 15 hari.
- Mengikuti pelatihan dasar manajemen risiko bagi pemilik serta karyawan UMKM agar dapat memahami konsep ERM dengan tepat.
- Menggunakan software atau aplikasi pendukung untuk pencatatan dan pelaporan risiko. Misalnya, Google Workspace untuk dokumentasi serta pelaporan internal, Notion atau Trello untuk memantau tugas mitigasi, dan DOKU untuk mengelola keuangan dan mencatat transaksi secara akurat.
- Melakukan evaluasi terhadap manajemen risiko dan pembaruan secara berkala agar tetap relevan serta responsif, minimal setiap 6 bulan atau saat terjadi perubahan lingkungan.
Dalam menyusun enterprise risk management, salah satu aspek bisnis yang tidak boleh Anda lewatkan adalah sistem keuangan, karena bidang tersebut krusial bagi perusahaan. Setiap UMKM perlu memiliki sistem keuangan yang tangguh sebagai fondasi utama dalam mitigasi risiko yang ada.
Solusi digital yang tepat dapat hadir sebagai sistem pencatatan dan pelaporan keuangan. Ini akan membantu UMKM dalam mencatat transaksi secara real-time, mengidentifikasi potensi ancaman keuangan lebih cepat, serta memantau arus kas dengan akurat. Dengan memadukan penerapan ERM terstruktur dan teknologi keuangan digital yang terintegrasi, fondasi UMKM akan menjadi jauh lebih kuat dan siap menghadapi tantangan.
Jamin Keberlanjutan Bisnis dengan Mitigasi Risiko Finansial
Penerapan Enterprise Risk Management (ERM) adalah kunci untuk menjaga kesinambungan dan membangun kepercayaan mitra. Namun, semua upaya mitigasi risiko strategis akan sia-sia jika fondasi keuangan Anda masih rentan terhadap ancaman risiko finansial, seperti ketidakstabilan arus kas atau fraud.
Membangun sistem keuangan yang tangguh, terintegrasi, dan real-time adalah langkah mitigasi risiko operasional dan finansial paling fundamental. Solusi yang tepat harus membantu Anda memantau arus kas dengan akurat, mencatat transaksi secara otomatis, dan mendeteksi anomali lebih cepat, sehingga Anda siap menghadapi setiap tantangan pasar.
