Perbedaan Barcode dan QR Code dalam Pembayaran Digital

Perbedaan Barcode dan QR Code dalam Pembayaran Digital
Table of Contents

KEY TAKEAWAYS: 

  • Meskipun keduanya berfungsi untuk pemindaian cepat, barcode (garis 1D) menyimpan data sederhana untuk identifikasi produk dan stok, sementara QR code (pola 2D) menyimpan informasi lebih kompleks seperti tautan atau instruksi transaksi.
  • Barcode memiliki kapasitas data yang terbatas (ratusan byte), cocok untuk kebutuhan retail dasar. Sebaliknya, QR code mampu menyimpan data hingga 2 kilobyte, membuatnya lebih fleksibel untuk ekosistem digital yang berkembang, termasuk detail pembayaran dan alamat situs web.
  • Barcode memerlukan pemindai laser 1D khusus yang biasa ada di kasir. QR code dapat dipindai dengan mudah menggunakan kamera smartphone atau pemindai 2D, menghilangkan ketergantungan pada perangkat tambahan dan menjadikannya lebih praktis.
  • Barcode dominan di sektor retail, logistik, dan inventori untuk pencatatan barang fisik. QR code memiliki jangkauan penggunaan yang lebih luas, termasuk promosi aplikasi, verifikasi data, dan terutama pembayaran digital, karena kemudahan dan efisiensinya.
  • Di Indonesia, QR code telah berevolusi menjadi standar pembayaran terintegrasi melalui QRIS. Dengan satu kode QRIS, merchant dapat menerima berbagai metode pembayaran dari e-wallet dan mobile banking, menyederhanakan proses bagi pelaku usaha dan konsumen, serta mempercepat transaksi yang terhubung dengan sistem perbankan nasional.

Perbedaan barcode dan QR code seringkali tidak disadari karena keduanya sama-sama bisa dipindai dengan cepat. Padahal, keduanya punya fungsi berbeda, khususnya dalam dunia transaksi digital yang semakin berkembang. 

Barcode biasanya identik dengan label produk di retail, sedangkan QR code lebih sering dipakai untuk kebutuhan digital yang lebih luas. Kesamaan tampilan inilah yang sering membuat orang awam menyangka keduanya bekerja dengan cara yang sama.

Meski sama-sama mempercepat proses pembayaran, kedua hal tersebut memiliki struktur serta mekanisme pemindaian yang berbeda. Barcode hanya menyimpan data sederhana, sementara QR code mampu menampung informasi yang lebih kompleks. Pemahaman ini penting dipahami agar pelaku usaha tidak keliru dalam memilih metode transaksi yang sesuai. 

Penggunaan Barcode dan QR Code

Penggunaan Barcode dan QR Code

Sebelum membahas lebih jauh tentang perbedaannya, ada baiknya kita memahami dulu definisi serta cara penggunaannya. Pelaku usaha dapat melihat gambaran jelas bagaimana keduanya berperan dalam mempermudah transaksi maupun manajemen bisnis.

Apa itu Barcode?

Barcode merupakan deretan garis hitam dengan jarak putih yang memiliki ketebalan berbeda-beda dan dibaca menggunakan mesin. Setiap variasi garis mewakili angka atau huruf tertentu yang terhubung ke database produk. 

Ketika dipindai, data langsung muncul di layar komputer atau mesin kasir sehingga mempercepat proses input. Cara kerja tersebut menjadikannya standar dalam dunia retail dan distribusi.

Strukturnya bersifat satu dimensi atau 1D, sehingga data yang dapat disimpan relatif terbatas. Fungsinya umumnya sebatas identifikasi produk, pencatatan stok, hingga pelacakan logistik. Keunggulannya terletak pada kecepatan pemindaian yang mengurangi kesalahan input manual. Oleh karena itu, sistem ini masih banyak digunakan hingga saat ini dalam rantai pasok maupun penjualan sehari-hari.

Apa itu QR Code?

QR code atau Quick Response code berbentuk kotak dengan pola hitam-putih yang tersusun layaknya titik-titik kecil. Berbeda dengan barcode, teknologi ini menyimpan data secara dua dimensi, baik horizontal maupun vertikal. 

Struktur tersebut membuat kapasitas penyimpanan jauh lebih besar. Data yang tersimpan tidak hanya angka saja, tetapi juga bisa berupa teks, tautan, hingga instruksi transaksi digital.

Perkembangan teknologi membuatnya dimanfaatkan dalam berbagai bidang, tidak hanya retail tetapi juga promosi dan pembayaran digital. Banyak restoran, toko, hingga aplikasi keuangan kini menyediakan kode ini untuk mengakses layanan mereka. 

Pemindaiannya pun praktis karena cukup menggunakan kamera ponsel, tanpa perlu perangkat tambahan. Kemudahan inilah yang menjadikan teknologi ini semakin populer di era transaksi modern.

Perbedaan Barcode dan QR Code

Perbedaan Barcode dan QR Code

Sekilas, memang sama-sama berfungsi sebagai media identifikasi digital. Namun, keduanya berbeda dari sisi struktur, kapasitas data, cara pembacaan, hingga aplikasi penggunaan. Mari kita lihat perbedaannya lebih dalam.

Bentuk dan Struktur

Barcode memiliki bentuk garis-garis vertikal dengan variasi ketebalan dan jarak yang menyimpan data sederhana. Informasi hanya bisa dibaca secara linear, sehingga kapasitas penyimpanan relatif terbatas. 

Sebaliknya, QR code berbentuk kotak dengan pola hitam-putih dua dimensi yang lebih kompleks. Pola tersebut memungkinkan penyimpanan informasi yang lebih beragam dan fleksibel.

Perbedaan struktur membuat keduanya memiliki fungsi yang berbeda pula. Barcode lebih cocok digunakan untuk data sederhana seperti kode produk atau harga. QR code justru mampu menyimpan tautan digital, instruksi transaksi, hingga akses ke aplikasi tertentu. Inilah alasan mengapa jenis kode ini semakin banyak dipilih dalam transaksi modern.

Kapasitas Data

Barcode hanya mampu menyimpan data dalam jumlah terbatas, biasanya ratusan byte saja. Kapasitas ini cukup untuk kebutuhan retail atau logistik yang hanya membutuhkan kode angka singkat. Namun ketika digunakan pada kebutuhan digital yang lebih kompleks, kapasitas tersebut menjadi kurang memadai. Hal inilah yang membuat penggunaannya tidak sefleksibel QR code.

QR code memiliki kapasitas penyimpanan hingga 2 kilobyte data. Jumlah ini memungkinkan penyimpanan alamat website, detail pembayaran, maupun informasi tambahan lainnya. Kapasitas yang lebih besar membuat penggunaannya selaras dengan perkembangan ekosistem digital saat ini. Bagi pelaku usaha, hal ini berarti transaksi bisa berlangsung lebih cepat sekaligus efisien.

Cara Pembacaan

Barcode dibaca menggunakan pemindai laser satu dimensi yang biasanya tersedia di kasir retail. Proses ini mempercepat input data produk tanpa perlu mengetik manual. 

Sementara itu, QR code dapat dipindai menggunakan kamera smartphone maupun scanner dua dimensi. Fitur kamera bawaan pada ponsel membuat proses pembacaan jadi lebih praktis dan bisa dilakukan oleh siapa saja.

Kemudahan ini membuat pelaku usaha tidak lagi bergantung pada perangkat khusus untuk melakukan pemindaian. Cukup menampilkan kode QR, konsumen dapat langsung melakukan transaksi melalui aplikasi pembayaran yang mereka miliki. 

Proses ini bukan hanya cepat, tetapi juga lebih praktis untuk berbagai skala usaha. Faktor inilah yang menjadikannya unggul dibandingkan barcode dalam sistem pembayaran digital.

Aplikasi dan Penggunaan

Barcode banyak digunakan di sektor retail, logistik, dan inventori produk. Keunggulannya ada pada efisiensi pencatatan barang fisik yang membutuhkan identifikasi cepat. Kasir cukup melakukan pemindaian, maka sistem langsung menampilkan harga atau detail produk. Fungsinya terbatas pada pengolahan data sederhana namun tetap relevan untuk kebutuhan bisnis harian.

QR code memiliki area penggunaan yang jauh lebih luas. Selain retail, teknologi ini digunakan untuk promosi aplikasi, verifikasi data, hingga transaksi pembayaran digital. Dalam konteks pembayaran, pemindaian memungkinkan konsumen langsung terhubung ke portal tanpa perangkat tambahan. Merchant cukup menampilkan kode statis atau dinamis yang bisa dipindai berbagai aplikasi pembayaran.

Alasan utama QR code lebih diandalkan dalam pembayaran digital terletak pada kemudahan dan efisiensinya. Konsumen tidak perlu repot menyesuaikan aplikasi karena hampir semua e-wallet mendukung pemindaian QR. 

Sementara itu, merchant cukup menyiapkan satu kode yang bisa digunakan oleh berbagai platform pembayaran. Sistem ini jelas memberikan keuntungan praktis baik bagi penyedia layanan maupun pelanggan.

QR Code dalam QRIS

QR Code dalam QRIS

QR Code kini punya peran jauh lebih besar dari sekadar media informasi. Dalam sistem QRIS (Quick Response Code Indonesian Standard), kode QR berubah menjadi gerbang transaksi digital yang terstandarisasi dan nasional.

Fungsi QRIS Sebagai Kode Pembayaran Terintegrasi

Dengan satu kode QRIS, merchant bisa menerima berbagai metode pembayaran dari e-wallet dan mobile banking secara langsung. Sistem ini menyederhanakan proses bagi pelaku usaha, tidak perlu lagi menyiapkan banyak kode QR untuk tiap aplikasi berbeda.

Setiap kali dipindai, QRIS langsung mengarahkan pelanggan ke jalur pembayaran resmi yang sudah terhubung dengan sistem perbankan nasional. Ini menjadikan alur pembayaran lebih cepat dan konsisten di seluruh jenis usaha.

Kemudahan bagi Konsumen dan Merchant

Bagi konsumen, QRIS sangat praktis karena cukup dengan satu pemindaian, mereka bisa menyelesaikan pembayaran menggunakan aplikasi apa pun yang mendukung QRIS, tanpa perlu memilih kode yang sesuai.

Di sisi merchant, cukup satu QR statis atau dinamis yang bisa digunakan oleh semua pelanggan. Transaksi pun jadi lebih cepat, minim error, dan pencatatan keuangan lebih mudah dipantau.

Pemilik bisnis yang ingin menggunakan QRIS perlu melakukan pendaftaran melalui penyedia resmi seperti DOKU, pionir perusahaan payment gateway Tanah Air. Proses ini memastikan setiap transaksi tercatat sah dan terhubung dengan sistem pembayaran nasional. Melalui pendaftaran, merchant akan memperoleh akses ke kode QR standar yang berlaku di seluruh Indonesia. Langkah ini membuat usaha lebih siap menghadapi kebutuhan pembayaran digital yang semakin berkembang.

Dokumen yang dibutuhkan pun sangat sederhana, yakni KTP untuk merchant perorangan atau NPWP bagi merchant berbadan hukum. Persyaratan ini memudahkan siapa pun yang ingin segera menerima pembayaran digital melalui QRIS. Cek informasi lengkap mengenai keuntungan dan cara daftar DOKU QRIS di sini: QRIS DOKU: Satu QR untuk semua pembayaran!