Key Takeaways:
- Laporan Laba Rugi Manufaktur: Dokumen keuangan krusial yang menunjukkan keuntungan atau kerugian perusahaan manufaktur dalam periode tertentu, berbeda dengan perusahaan dagang/jasa karena melibatkan proses produksi bahan mentah menjadi barang jadi.
- Elemen Kunci: Laporan laba rugi terdiri dari pendapatan (pemasukan), beban (pengeluaran operasional), laba (pendapatan > beban), dan rugi (beban > pendapatan). Dalam manufaktur, pencatatannya lebih spesifik terkait operasional pabrik.
- Manfaat Laporan Laba Rugi: Berguna untuk menilai kinerja perusahaan secara objektif, meningkatkan citra positif di mata investor, dan sebagai alat kontrol keuangan internal untuk meminimalkan penyalahgunaan anggaran.
- Langkah Penyusunan: Dimulai dengan menentukan periode laporan, menyusun neraca saldo, menghitung Harga Pokok Penjualan (HPP), menghitung margin kotor, memasukkan biaya operasional, dan terakhir menghitung pajak penghasilan untuk mendapatkan laba bersih.
- Pentingnya Sistem Pembayaran: Laba yang tercatat tidak berarti tanpa realisasi kas yang lancar. Sistem penerimaan pembayaran digital yang mudah dan terpercaya sangat penting untuk menjaga kesehatan arus kas dan adaptasi bisnis di era digital.
Mengelola keuangan bisnis manufaktur memang punya tantangan tersendiri. Salah satu dokumen krusial yang sering membuat bingung adalah laporan laba rugi perusahaan manufaktur. Padahal, laporan ini adalah salah satu bentuk transparansi terpenting dalam pengelolaan keuangan sebuah perusahaan.
Keberadaannya sangat vital, namun cara pembuatannya punya perbedaan mendasar dibanding perusahaan dagang atau jasa. Perbedaan ini muncul karena perusahaan manufaktur memiliki aktivitas bisnis inti berupa proses produksi. Ada proses mengolah barang mentah menjadi barang jadi. Anda perlu memahami cara penyusunan laporan laba rugi ini dengan benar. Biar tidak bingung, mari kita bedah bersama panduan lengkapnya.
Baca juga: Cara Menyusun Laporan Laba Rugi Perusahaan Dagang Beserta Contohnya, Lengkap!
Apa Saja Elemen Kunci Laporan Laba Rugi Manufaktur?
Laporan laba rugi berfungsi sebagai rapor kinerja finansial utama sebuah bisnis, yang memaparkan keuntungan atau kerugian dalam periode waktu tertentu. Bagi perusahaan manufaktur, laporan ini menjadi jauh lebih spesifik dan kompleks, karena harus merefleksikan seluruh biaya yang terkait dengan proses operasional pabrik, mulai dari pengolahan bahan mentah hingga menjadi barang jadi siap jual.
Pendapatan dan Beban Inti Manufaktur
Seperti laporan keuangan pada umumnya, dua elemen utama yang saling berlawanan adalah pendapatan (revenue) dan beban (expense). Pendapatan mencakup seluruh pemasukan yang masuk ke kas perusahaan, terutama dari hasil penjualan produk manufaktur, ditambah sumber lain seperti pendapatan bunga atau sewa. Sementara itu, Sobat DOKU harus memahami bahwa beban pada manufaktur sangat spesifik; ini adalah semua kewajiban pembayaran yang dikeluarkan untuk operasional, mencakup biaya produksi (cost of goods sold), gaji karyawan pabrik, biaya operasional umum, hingga beban nonoperasional. Analisis perbandingan antara total pendapatan dan total beban ini adalah langkah pertama untuk mengukur kesehatan finansial perusahaan.
Penentu Laba dan Ragam Tingkat Keuntungan
Hasil dari pengurangan total pendapatan dengan total beban akan menentukan dua elemen terakhir: laba (profit) atau rugi (loss). Perusahaan dikatakan meraih laba ketika nilai total pendapatan jauh lebih besar dibandingkan dengan nilai total beban yang dikeluarkan. Dalam laporan laba rugi manufaktur, laba disajikan dalam beberapa tingkatan untuk analisis yang mendalam, seperti laba kotor (pendapatan dikurangi biaya produksi), laba sebelum pajak, dan yang paling utama, laba bersih. Sebaliknya, perusahaan mengalami kerugian jika total beban keseluruhan yang dicatat ternyata membengkak dan melebihi jumlah pendapatan yang berhasil diterima selama periode tersebut.
Baca Juga: Siap Jadi Raksasa Industri? Ini 5 Kunci Sukses Perusahaan Manufaktur
Lebih dari Sekadar Angka: Manfaat Laporan Laba Rugi
Menyusun laporan laba rugi perusahaan manufaktur dengan baik dan benar bukan sekadar formalitas tutup buku. Anda bisa mendapatkan berbagai manfaat nyata yang sangat menunjang kelangsungan usaha. Manfaat terbesarnya adalah kemampuan Anda dalam menilai kinerja perusahaan secara lebih objektif. Dari laporan ini, Anda bisa melihat dengan jernih nilai pengeluaran dan membandingkannya langsung dengan pendapatan. Anda bisa bertanya, apakah beban pengeluaran yang sudah dibayarkan berhasil mendatangkan pemasukan yang setimpal?
Laporan laba rugi yang sehat juga bisa Anda gunakan sebagai bagian dari upaya meningkatkan profil perusahaan. Bayangkan jika perusahaan Anda mampu mencatatkan laba bersih secara terus-menerus. Tentu saja ini akan meningkatkan citra positif perusahaan di mata investor, konsumen, dan relasi bisnis. Keberadaan laporan ini menjadi bukti kuat bahwa bisnis Anda dikelola dengan baik.
Bagi pihak manajemen internal, laporan ini adalah sarana penting untuk mengontrol keuangan perusahaan. Pihak manajemen bisa tahu setiap pos pengeluaran perusahaan secara detail beserta nilainya. Dengan data yang transparan ini, pengelolaan keuangan bisa berlangsung lebih akuntabel. Hal ini juga dapat meminimalkan risiko penyalahgunaan anggaran oleh pihak-pihak yang tidak bertanggung jawab.
Langkah Menyusun Laporan Laba Rugi
Penyusunan laporan laba rugi memerlukan alur sistematis, dimulai dari penentuan kerangka waktu hingga perhitungan laba bersih. Proses ini sangat vital sebagai tolok ukur kinerja bisnis. Bagi perusahaan manufaktur, prosesnya melibatkan tahapan krusial, terutama pada perhitungan Harga Pokok Penjualan (HPP) yang mempengaruhi seluruh analisis profitabilitas.
1. Penyiapan Data Awal dan Penghitungan Pendapatan

Langkah pertama dalam menyusun laporan ini adalah menentukan periode laporan yang akan dianalisis, apakah bulanan, semesteran, atau tahunan, tergantung kebutuhan analisis bisnis Anda, Sobat DOKU. Setelah periode ditetapkan, Anda harus menyusun neraca saldo (trial balance), yang berfungsi sebagai bahan baku utama karena memuat keseluruhan data dari setiap akun buku besar. Dengan data yang lengkap dari neraca saldo, Anda dapat segera menghitung dan memvalidasi keseluruhan pendapatan (revenue) yang berhasil diperoleh perusahaan selama periode waktu yang telah ditentukan.
2. Perhitungan Harga Pokok dan Margin Kotor
Ini adalah langkah krusial, terutama bagi perusahaan manufaktur: menghitung Harga Pokok Penjualan (HPP) atau Cost of Goods Sold (COGS). Nilai HPP ini sangat penting karena menjadi dasar untuk menentukan harga jual produk dan mengukur profitabilitas dasar bisnis. Setelah nilai HPP didapatkan, Anda dapat menghitung margin kotor (gross margin) dengan mencari selisih antara total pendapatan dan HPP. Angka margin kotor ini menunjukkan jumlah keuntungan awal yang diperoleh perusahaan dari aktivitas penjualan, sebelum dikurangi biaya operasional lainnya.
3. Kalkulasi Akhir Menuju Laba Bersih
Margin kotor yang didapat selanjutnya harus dikurangi dengan semua biaya operasional (operating expenses), yang mencakup biaya penjualan, administrasi, dan umum secara keseluruhan. Hasil pengurangan ini disebut laba operasi atau laba sebelum bunga dan pajak, yang menunjukkan efisiensi operasional inti perusahaan. Di titik ini, Anda telah memperoleh laba sebelum dipotong pajak. Langkah terakhir adalah menghitung pajak penghasilan yang wajib dibayar dan menguranginya dari laba sebelum pajak. Proses final ini akan menghasilkan nilai laba bersih perusahaan, yang merupakan indikator profitabilitas akhir.
Contoh Laporan Laba Rugi
Teori dan langkah-langkah tadi mungkin masih terasa sedikit abstrak. Agar Anda mendapatkan gambaran yang lebih utuh dalam menyusun laporan laba rugi perusahaan manufaktur, Anda bisa melihat contoh sederhana di bawah ini. Coba perhatikan bagaimana setiap elemen disusun secara bertahap.

Dari contoh di atas, Anda bisa melihat alur perhitungannya dengan jelas. Semua pendapatan dijumlahkan, lalu dikurangi berbagai biaya secara bertahap. Pengurangan pertama adalah biaya produksi (HPP) untuk mendapatkan Laba Kotor. Setelah itu, dikurangi lagi dengan biaya operasional dan nonoperasional untuk mendapatkan Laba Sebelum Pajak, dan terakhir dikurangi pajak untuk menemukan Laba Bersih.
Baca Juga: Kenali Berbagai Contoh Laporan Keuangan Perusahaan
Laporan Rapi, Keuangan Sehat, Pembayaran Harus Lancar
Itulah panduan dan contoh lengkap dalam menyusun laporan laba rugi. Laporan keuangan yang rapi adalah cerminan fundamental bisnis yang sehat, memberikan Anda kejelasan mengenai keuntungan yang seharusnya diperoleh.
Namun, laba yang tercatat indah dalam laporan tidak berarti apa-apa jika realisasi kas tertunda atau macet di tangan pelanggan. Akurasi laporan hanyalah langkah pertama; langkah selanjutnya adalah memastikan semua pendapatan tersebut benar-benar diterima secara lancar.
Di sinilah sistem penerimaan pembayaran menjadi sangat penting. Di era digital, baik klien B2B maupun konsumen B2C menuntut kemudahan bertransaksi. Proses pembayaran yang rumit, manual, atau terbatas akan memicu penundaan, yang berdampak langsung pada kesehatan cash flow Anda.
Untuk menjaga relevansi bisnis, beradaptasi, dan bersaing di pasar yang kompetitif, jangan biarkan kendala penerimaan pembayaran menghambat potensi Anda.
Ayo bergabung dengan DOKU. Sebagai perusahaan fintech pembayaran dengan pengalaman lebih dari 16 tahun, kami menyediakan solusi terima dan kelola pembayaran digital yang lengkap dan terpercaya. Kami hadir untuk membantu bisnis Anda beradaptasi dengan tantangan zaman. Jadilah pemenang di era baru bisnis digital. Bergabunglah bersama lebih dari 150 ribu merchant DOKU sekarang dan jadikan sistem pembayaran Anda sebagai pondasi pertumbuhan.
