Mengatur keuangan usaha bukan hanya soal mencatat pemasukan–pengeluaran, tetapi membangun sistem yang membuat bisnis tahan banting dan mudah tumbuh. Fondasinya jelas: rencana keuangan yang terukur, pemisahan rekening pribadi–bisnis, serta pembukuan arus kas yang disiplin agar setiap keputusan berdasar data, bukan tebakan.
Setelah pondasi, fokuskan pada eksekusi yang rapi: kelola utang dan tagihan tepat waktu untuk menjaga reputasi, reinvestasikan laba demi ekspansi, dan optimalkan teknologi akuntansi serta pembayaran digital agar transaksi tercatat otomatis.
Read More: Dear Pemula, Ini 7 Tips Memulai Usaha Kuliner
1. Buat Perencanaan Keuangan Usaha yang Jelas

Perencanaan keuangan bisnis adalah peta jalan yang menuntun keputusan harian dari belanja bahan baku hingga ekspansi. Dengan rencana yang terukur, kamu tidak hanya tahu berapa modal yang dibutuhkan, tetapi juga kapan uang masuk/keluar dan di mana risiko kebocoran berada. Ini fondasi semua cara mengatur keuangan usaha yang sehat.
Mulailah dengan memetakan kebutuhan modal secara detail: biaya setup, operasional bulanan, dan buffer kas minimal 2–3 bulan. Lalu tetapkan target pendapatan realistis per 1, 3, dan 6 bulan, lengkap dengan proyeksi laba rugi dan arus kas (cash flow). Target ini menjadi patokan evaluasi, bukan sekadar angka di atas kertas.
- Komponen inti rencana: kebutuhan modal awal, biaya tetap vs variabel, proyeksi penjualan (unit × harga), margin kotor yang diincar, dan BEP (break-even point).
- Sumber modal: tabungan, pinjaman bank/fintech, atau investor, pastikan biayanya (bunga/fee) masuk akal terhadap margin.
Dengan rencana yang jelas, kamu bisa mengutamakan belanja yang berdampak, menunda yang tidak mendesak, dan menjaga bisnis tetap likuid.
2. Pisahkan Keuangan Pribadi dan Bisnis
Pemisahan keuangan pribadi dan bisnis adalah langkah sederhana yang efeknya besar. Tanpa rekening terpisah, laporan keuangan akan keruh: sulit menilai laba sebenarnya, rawan salah hitung pajak, dan kredibilitas di mata bank/supplier berkurang. Rekening bisnis membuat arus dana lebih transparan dan profesional.
Buka rekening khusus usaha dan biasakan semua transaksi, penjualan, pembelian, gaji, pajak melalui akun tersebut. Tentukan “gaji pemilik” (owner’s draw) dengan jadwal rutin agar tidak mengambil uang kas seenaknya. Arsipkan bukti transaksi secara digital untuk memudahkan audit dan pelaporan.
- Terapkan chart of accounts sederhana (pendapatan, HPP, operasional, pemasaran, gaji, pajak).
- Hindari “pinjam dulu” kas bisnis untuk kebutuhan pribadi; ini biang kerusakan cash flow.
Kebiasaan rapi ini membuat kinerja usaha terbaca jelas, memudahkan pengajuan pinjaman, dan meningkatkan kepercayaan mitra.
Read More: Ikuti Cara Menentukan Harga Jual Produk Sebelum Berbisnis
3. Catat dan Pantau Arus Kas Secara Rutin

Arus kas adalah nyawa usaha. Mencatat cash flow setiap hari membantu kamu melihat apakah bisnis menghasilkan uang tunai cukup untuk membayar tagihan, gaji, dan stok. Pembukuan rapi juga mengungkap pos boros yang perlu dipangkas dan peluang yang patut digas.
Gunakan aplikasi pembukuan atau POS agar transaksi tercatat otomatis, mengurangi human error. Terapkan ritme kontrol: input harian, review mingguan (saldo, piutang/utang jatuh tempo), dan laporan bulanan (Laba Rugi, Neraca, Arus Kas). Dengan data yang akurat, keputusan bisnis jadi cepat dan tepat.
- Metrik yang dipantau: saldo kas, Operating Cash Flow, Inventory Turnover, dan Cash Conversion Cycle.
- Target sederhana: saldo kas aman ≥ 2 bulan biaya operasional.
Kebiasaan ini membuatmu proaktif, bukan reaktif dalam mengatur keuangan usaha.
4. Kelola Utang dan Tagihan Tepat Waktu
Utang usaha bisa menjadi tuas pertumbuhan jika dikelola disiplin. Catat semua kewajiban: kepada supplier, bank, sewa, hingga pajak, beserta tanggal jatuh temponya. Membayar tagihan tepat waktu menjaga reputasi, membuka peluang diskon pembayaran, dan memperkuat relasi pemasok.
Prioritaskan pembayaran berdenda tinggi atau berdampak operasional besar. Negosiasikan termin (mis. Net 30/45) saat cash flow ketat, namun pastikan putaran stok dan penjualan mampu menutup cicilan. Pembayaran kredit bank yang rapi akan menjaga skor kredit, memudahkan akses pendanaan lebih besar dengan bunga lebih baik.
- Pantau rasio kemampuan bayar, mis. DSCR (Debt Service Coverage Ratio) ≥ 1.2.
- Waspadai sinyal bahaya: menutup utang lama dengan utang baru tanpa rencana perbaikan unit economics.
- Manajemen utang yang sehat melindungi margin dan menjaga bisnis tetap lincah.
5. Gunakan Laba untuk Mengembangkan Bisnis
Tujuan bisnis adalah laba, tetapi kunci pertumbuhan ada pada reinvestasi. Alih-alih menarik semua keuntungan untuk konsumsi pribadi, alokasikan kembali ke hal yang memperbesar pendapatan atau menurunkan biaya. Ini cara paling cepat memperkuat posisi pasar.
Prioritaskan pengembangan kapasitas (alat/mesin, stok bahan kritikal), akuisisi dan retensi pelanggan (iklan terukur berbasis ROAS, program loyalti/referral), serta tim/sistem (SDM kunci, SOP, quality control). Uji varian produk atau kemasan melalui pilot 2–4 minggu sebelum scale agar modal efektif.
- Tetapkan rasio reinvestasi (mis. 40–60% laba bersih selama 6–12 bulan pertama).
- Pantau AOV, repeat rate, dan CAC vs LTV untuk menilai efektivitas reinvestasi.
Dengan disiplin reinvestasi, pertumbuhan jadi berkelanjutan, bukan sekadar lonjakan sesaat.
6. Optimalkan Teknologi untuk Pengelolaan Keuangan
Di era digital, teknologi adalah sekutu. Software akuntansi dan kasir digital (POS) mencatat transaksi otomatis, menyinkronkan stok, dan menyiapkan laporan keuangan sekali klik. Integrasi payment (transfer, QR, kartu, e-wallet) memastikan setiap transaksi tercatat real-time tanpa input ganda.
Bangun dashboard KPI sederhana, omzet harian, margin kotor, saldo kas, piutang jatuh tempo, ROAS agar kamu bisa melihat health check bisnis dalam hitungan menit. Otomatiskan invoice, pengingat penagihan, dan jadwal laporan mingguan/bulanan untuk menekan kerja administratif.
- Keamanan wajib: batasi hak akses, aktifkan MFA, dan lakukan backup berkala.
- Integrasi marketplace/website → akuntansi → bank meminimalkan kesalahan dan mempercepat rekonsiliasi.
Dengan otomasi finansial, waktumu bebas untuk hal bernilai tinggi: inovasi produk dan pelayanan pelanggan.
Sobat DOKU, Anda sudah tahu bagaimana cara mengatur keuangan usaha yang efektif. Menguasai manajemen keuangan adalah pondasi untuk kesuksesan jangka panjang. Namun, semua ini akan sia-sia jika Anda tidak memiliki sistem pembayaran yang andal.
Di sinilah layanan payment gateway hadir sebagai solusi. Dengan layanan payment gateway, Anda bisa menerima pembayaran dari berbagai metode digital yang populer. Semua transaksi tercatat secara otomatis dan rapi, memudahkan Anda dalam memantau arus kas.
Jangan biarkan bisnis Anda terhambat oleh proses manual. Fokuslah pada inovasi produk dan pelayanan terbaik, sementara layanan payment gateway mengurus semua urusan pembayaran Anda. Klik di sini dan optimalkan transaksi bisnis Anda: Optimalkan Transaksi Bisnis Dengan Payment Gateway DOKU.
Ayo bergabung dengan Juragan DOKU, sahabat berjualan persembahan DOKU yang bisa mendukung aktivitas jualan online kamu dengan fitur pembayaran digital dan edukasi pelatihan online bisnis gratis!

Setelah bergabung, kamu bisa menikmati fitur pembayaran digital seperti Payment Link yang bisa perbanyak transaksi sukses melalui WhatsApp, e-Katalog yang bisa buat toko online secara mandiri, QRIS yang bisa terima pembayaran dengan satu kode QR dan yang gak boleh dilewatkan, pelatihan online bisnis gratis yang nantinya akan dibimbing oleh para mentor bisnis yang handal!
Cara bergabungnya mudah, bisa melalui Aplikasi Juragan DOKU yang bisa kamu download via smartphonemu, atau kamu juga bisa mendaftar melalui website di sini.
Terima pembayaran lancar, Usaha makin gencar, Gabung jadi Juragan DOKU, Sekarang!
