Key Takeaways:
- Definisi dan Sifat Biaya Tetap (Fixed Cost): Biaya yang dikeluarkan perusahaan dengan nilai konstan dan tidak berubah seiring fluktuasi volume produksi atau penjualan. Biaya ini wajib ditanggung perusahaan, menjadikannya kunci manajemen keuangan yang efisien.
- Contoh Utama Biaya Tetap: Termasuk sewa kantor/bangunan (sewa ruko, coworking space), gaji karyawan tetap, penyusutan aset (kendaraan, mesin), biaya utilitas minimum, serta premi asuransi dan biaya keanggotaan/lisensi usaha.
- Cara Mengidentifikasi Biaya Tetap: Dapat dilihat dari pola pembayaran yang rutin dan nominalnya konstan setiap periode (bulanan/tahunan), serta sering diatur dalam perjanjian kontrak. Kewajiban pembayaran tetap ada meskipun produksi/penjualan terhenti.
- Rumus dan Contoh Perhitungan Total Biaya Tetap: Total Biaya Tetap dihitung dengan menjumlahkan semua komponen biaya tetap: Sewa + Gaji Tetap + Penyusutan + Utilitas Minimum + Asuransi + Biaya Rutin Lain. (Contoh: Rp8.000.000 + Rp6.000.000 + Rp1.500.000 + Rp700.000 + Rp300.000 + Rp500.000 = Rp17.000.000).
- Perbedaan Biaya Tetap dan Biaya Variabel: Biaya Tetap (seperti gaji karyawan tetap) bersifat konstan, sementara Biaya Variabel (variable cost seperti komisi sales atau biaya pengemasan per unit) bersifat fluktuatif dan berubah mengikuti volume aktivitas bisnis.
Biaya tetap (fixed cost) usaha meliputi sewa kantor/bangunan, gaji karyawan tetap, penyusutan aset, biaya utilitas minimum, dan premi asuransi. Fixed cost adalah biaya yang dikeluarkan perusahaan dengan nilai tetap dari waktu ke waktu, meskipun volume produksi atau penjualan mengalami perubahan.
Ini merupakan kunci manajemen keuangan agar efisien, sebab sifatnya yang konstan menuntut Sobat DOKU harus tetap menanggungnya baik saat bisnis dalam kondisi ramai maupun sepi. Oleh karena itu, pebisnis perlu mengelola biaya tetap dengan cermat agar tidak membebani arus kas dan menjaga kondisi keuangan tetap stabil.
Contoh Biaya Tetap dalam Bisnis

Biaya tetap ini termasuk biaya umum yang sudah ditetapkan di awal perjanjian kontrak, penjadwalan, dan lainnya, sehingga sifatnya konstan selama masa berlakunya. Untuk membantu Sobat DOKU memahami konsep fixed cost secara aplikatif, berikut ini beberapa contoh biaya tetap dalam bisnis yang dikelompokkan berdasarkan fungsinya:
1. Sewa Kantor dan Bangunan
Biaya sewa kantor dan bangunan yang dibayarkan secara periodik termasuk jenis fixed cost. Pasalnya, tarif biaya sewa telah ditetapkan sesuai perjanjian, biasanya bulanan maupun tahunan, sehingga tidak akan mengalami perubahan selama masa perjanjian masih berlaku meskipun penjualan maupun produksi naik turun.
Biaya sewa juga termasuk pengeluaran besar dalam fixed cost, sehingga keputusan untuk lokasi maupun ukuran bangunan perlu dipertimbangkan dengan matang. Adapun contoh biaya sewa, yakni sewa ruko, coworking space, gudang penyimpanan barang, pabrik kecil untuk produksi, hingga kitchen cloud.
Saat hendak memutuskan untuk menyewa bangunan, Sobat DOKU perlu menilai terkait efektivitas bangunan, kenyamanan, dan apakah ruangan yang digunakan telah sesuai kebutuhan dan budget atau tidak.
2. Gaji Karyawan Tetap
Gaji karyawan tetap juga termasuk sebagai jenis fixed cost karena perlu dibayarkan secara konsisten secara periodik sesuai perjanjian sebelumnya. Jadi, meski pendapatan perusahaan sedang naik turun, nominal gaji karyawan tetap tidak terpengaruh nilainya.
Contoh karyawan tetap dalam perusahaan seperti admin, supervisor operasional, customer service, security, hingga akuntan. Perlu dicatat, karyawan tetap berbeda dengan pekerja kontrak atau freelancer yang bersifat variabel.
Gaji karyawan tetap juga termasuk dalam bagian struktur biaya jangka panjang perusahaan, sehingga Anda harus memastikan agar produktivitasnya juga sebanding dengan biaya yang dikeluarkan perusahaan.
3. Penyusutan Aset
Penyusutan juga termasuk dalam biaya tetap ketika nilai aset yang dimiliki perusahaan mengalami penurunan seiring berjalannya waktu, seperti mesin jahit, oven industri, kendaraan, komputer, peralatan produksi, serta meja dan kursi kantor.
Meskipun tidak ada uang yang benar-benar keluar setiap bulannya, penyusutan tetap masuk dalam kategori fixed cost karena nilainya telah ditetapkan dan dicatat secara periodik. Penyusutan aset juga mempunyai peran penting dalam perhitungan HPP, penetapan harga jual, hingga penilaian nilai buku aset bisnis.
4. Biaya Utilitas Minimum
Contoh biaya tetap lainnya, yaitu tagihan utilitas minimum yang perlu dibayarkan meski penggunaannya rendah, seperti listrik dengan beban minimum, telepon kantor, internet bulanan, sampai biaya air untuk unit komersial.
Apabila tagihan utilitas mengalami peningkatan maupun penurunan penggunaan, beban minimumnya tetap muncul sebagai fixed cost. Dalam melancarkan keuangan bisnis, tagihan utilitas ini perlu Anda perhitungkan ketika mengestimasi biaya operasional dasar per bulannya.
5. Asuransi dan Biaya Keanggotaan
Premi asuransi seperti asuransi kesehatan perusahaan, asuransi mesin produksi, asuransi kebakaran gedung, maupun asuransi kendaraan operasional termasuk dalam kategori biaya tetap. Premi asuransi umumnya dibayar perusahaan dalam interval bulanan atau tahunan dengan nilai tetap.
Di samping asuransi, ada pula biaya keanggotaan seperti izin tahunan, lisensi usaha, membership aplikasi bisnis, biaya asosiasi profesi, hingga langganan software yang bersifat fixed fee juga tergolong sebagai contoh biaya tetap.
Komponen ini penting dalam melindungi operasional dan legitimasi bisnis meskipun tidak berpengaruh terhadap volume produksi atau penjualan secara langsung.
Cara Mengidentifikasi Biaya Tetap dalam Bisnis
Agar tidak salah mengklasifikasikan pengeluaran, Sobat DOKU dapat mengidentifikasi biaya tetap dengan memperhatikan pola pembayaran dan sifat pengeluarannya. Biaya tetap biasanya memiliki nominal yang konstan setiap periode, misalnya bulanan atau tahunan, dan sering kali diatur dalam perjanjian kontrak, seperti sewa bangunan atau langganan software.
Tanda lainnya adalah kewajiban pembayaran yang tetap harus dipenuhi meski produksi berhenti. Jika suatu biaya tetap muncul terlepas dari naik turunnya volume penjualan, seperti gaji karyawan tetap, utilitas minimum, atau premi asuransi, maka biaya tersebut termasuk fixed cost. Komponen-komponen ini biasanya juga tercatat secara rutin pada laporan keuangan, sehingga mudah diprediksi saat menyusun anggaran.
Rumus Biaya Tetap untuk Bisnis dan Cara Menghitungnya

Cara menghitung total fixed cost adalah dengan menjumlahkan seluruh jenis biaya tetap dalam satu periode tertentu, mulai dari biaya sewa, gaji tetap, penyusutan, utilitas, asuransi, dan biaya-biaya rutin lainnya.
Adapun rumus biaya tetap adalah sebagai berikut.
Total Biaya Tetap = Sewa + Gaji Tetap + Penyusutan + Utilitas Minimum + Asuransi + Biaya Rutin Lain
Contoh perhitungan biaya tetap, suatu perusahaan kecil mempunyai biaya tetap bulanan dengan rincian sebagai berikut.
- Biaya sewa bangunan: Rp8.000.000
- Gaji tetap: Rp6.000.000
- Penyusutan aset: Rp.1.500.000
- Utilitas minimum (listrik dan internet): Rp700.000
- Biaya asuransi: Rp300.000
- Biaya rutin lainnya (kebersihan dan keamanan): Rp500.000
Berdasarkan rincian biaya tetap di atas, berikut ini cara menghitungnya menggunakan rumus dasar total biaya tetap.
Total Biaya Tetap = Sewa + Gaji Tetap + Penyusutan + Utilitas Minimum + Asuransi + Biaya Rutin Lain
Total Biaya Tetap = Rp8.000.000 + Rp6.000.000 + Rp1.500.000 + Rp700.000 + Rp300.000 + Rp500.000 = Rp17.000.000
Jadi, total biaya tetap yang perlu dibayarkan perusahaan kecil tersebut adalah Rp17.000.000 per bulannya.
Rumus biaya tetap ini mempunyai fungsi khusus, yakni untuk membantu menentukan harga jual agar bisa menutup biaya dan mendapatkan keuntungan, menghitung Break Even Point (BEP) atau kondisi ketika bisnis dalam keadaan tidak rugi dan tidak untung, serta menjadi fondasi dalam menyusun anggaran karena nilainya yang stabil.
Perbedaan Biaya Tetap dan Biaya Variabel dalam Operasional
Pada umumnya, dalam perusahaan bukan hanya terdapat biaya tetap, tetapi juga ada biaya variabel atau variable cost. Kedua biaya tersebut memiliki perbedaan spesifik, tetapi sama-sama penting bagi jalannya bisnis.
Apabila biaya tetap nilainya bersifat konstan meski produksi atau penjualan fluktuatif, biaya variabel justru nilainya berubah atau bersifat fluktuatif tergantung volume aktivitas bisnis. Jika produksi menurun, maka nilai biaya variabel juga menurun. Sebaliknya, jika produksi meningkat, nilai biaya variabel turut meningkat. Contohnya, gaji karyawan tetap termasuk fixed cost karena nilainya tetap dan tidak terpengaruh aktivitas bisnis, sedangkan komisi sales termasuk biaya variabel karena nilainya tergantung pada penjualan.
Selain itu, ada sewa gudang yang termasuk biaya tetap karena pembayarannya tetap dalam periode tertentu, sementara biaya pengemasan per unit tergolong biaya variabel sebab nominalnya tergantung jumlah unit yang dikemas.
Stabilkan Arus Keuangan dengan Mengelola Biaya Tetap
Setelah tahu contoh biaya tetap dan cara menghitungnya, kini saatnya Sobat DOKU untuk rutin mengevaluasi fixed cost agar arus kas tetap stabil. Pengelolaan biaya tetap dapat membantu bisnis dalam menjaga stabilitas keuangan, terutama ketika penjualan sedang turun. Hal ini krusial untuk menentukan harga, perencanaan strategi, hingga analisis profitabilitas yang akurat.
Pengelolaan fixed cost (sewa, gaji, lisensi) yang efisien harus didukung oleh manajemen kas yang masuk (penerimaan) yang sama efisiennya. DOKU sudah disebutkan dapat membantu Anda mengelola biaya tetap, tetapi peran terbesarnya adalah memastikan cash flow yang masuk berjalan lancar, otomatis, dan terintegrasi agar Anda cepat mencapai titik impas (BEP) dan mulai mendapatkan laba.
