Bisnis makanan adalah salah satu jenis usaha yang paling banyak diminati oleh pemula. Alasannya jelas: semua orang butuh makan, dan produk kuliner cenderung memiliki pasar luas serta potensi repeat order tinggi.
Namun, sebelum terjun, Sobat DOKU perlu punya peta jalan usaha yang jelas, dalam bentuk bisnis plan makanan. Bisnis plan ini berfungsi sebagai acuan strategis, panduan operasional, dan juga alat komunikasi jika suatu hari Anda ingin menggaet investor atau mengajukan pendanaan.
Read More: Pengertian dan Cara Membuat Konsep Bisnis Keren di Era Digital
Apa itu Bisnis Plan?

Dalam membangun usaha, bisnis plan adalah fondasi yang tak bisa dilewatkan. Ia merupakan dokumen tertulis yang merinci visi usaha, langkah-langkah operasional, strategi pemasaran, dan proyeksi keuangan. Dalam konteks kuliner, bisnis plan ini akan membantu Anda fokus pada satu arah dan tidak asal menjual.
Keberadaan bisnis plan juga bisa menjadi alat bantu saat Anda membutuhkan pendanaan dari investor atau ingin mengajak mitra kerja sama. Dokumen ini menunjukkan bahwa Anda serius dan terstruktur, serta telah memikirkan segala risiko dan peluang usaha.
Untuk usaha makanan skala kecil sekalipun, bisnis plan tetap relevan. Dengan rencana yang jelas, Anda dapat menghitung titik impas, strategi pemasaran paling cocok, serta sumber daya apa saja yang dibutuhkan agar usaha berjalan efisien.
Jenis-Jenis Bisnis Plan
Tidak semua bisnis plan ditulis dengan tujuan yang sama. Tergantung kebutuhan dan tahap usaha, Anda bisa memilih salah satu dari lima jenis rencana bisnis berikut ini:
Operations Business Plan
Jenis ini difokuskan pada proses internal bisnis, khususnya bagaimana operasional sehari-hari dijalankan. Contohnya, mengatur jadwal produksi harian, alur kerja karyawan dapur, hingga SOP untuk pengemasan makanan.
Operations business plan penting bagi usaha makanan karena ritme produksinya sangat dinamis. Dengan rencana ini, Anda bisa memastikan tidak ada bottleneck atau penumpukan proses yang menghambat kelancaran usaha.
Growth Business Plan
Growth business plan dibuat untuk menjawab satu pertanyaan besar: “Bagaimana cara memperbesar bisnis ini dalam 6–12 bulan ke depan?”
Di dalamnya, Anda perlu menyusun strategi ekspansi seperti menambah cabang, memperluas wilayah distribusi, atau menambah lini produk.
Plan ini cocok ketika usaha Anda sudah berjalan stabil dan siap naik level. Pastikan isi dokumen mencakup proyeksi keuangan, kebutuhan SDM tambahan, dan strategi promosi untuk memperbesar jangkauan pasar.
Read More: Angel Investor Kunci Sukses Startup dan Cara Kerjanya
Development Business Plan
Rencana ini fokus pada pengembangan organisasi dan struktur internal. Misalnya, jika Anda ingin memperjelas pembagian tugas dalam tim (produksi, marketing, keuangan), maka development business plan akan sangat membantu.
Poin penting lain adalah pengelolaan SOP dan sistem pelaporan. Dengan struktur yang rapi, tim kerja lebih efisien dan risiko kesalahan operasional dapat ditekan. Ini juga berguna saat ingin mengajukan kerja sama bisnis atau waralaba.
Startup Business Plan
Startup business plan paling cocok untuk Anda yang baru pertama kali membangun usaha makanan dari nol. Di dalamnya, perlu dijelaskan ide produk, cara memasarkan, target pasar, struktur biaya awal, dan strategi bertahan di bulan-bulan pertama.
Rencana ini sebaiknya tidak terlalu rumit. Cukup padat, jelas, dan bisa dipraktikkan. Tujuannya adalah memberikan gambaran realistis tentang modal, peluang, dan tantangan di tahap awal bisnis.
Strategic Business Plan
Ini adalah rencana bisnis dengan cakupan paling luas dan mendalam. Strategic plan mencakup visi-misi, tujuan jangka panjang, roadmap ekspansi, hingga tolok ukur keberhasilan tiap fase.
Strategic plan dibutuhkan untuk usaha makanan yang ingin ekspansi dalam skala besar, misalnya membuka waralaba, menjalin kemitraan global, atau membidik investor. Karena bersifat jangka panjang, rencana ini memerlukan riset pasar dan analisis kompetitor yang mendalam.
Read More: Contoh Bisnis Plan yang Lengkap, Template & Panduan Praktis
Keunggulan Memilih Bisnis Makanan
Bisnis makanan memiliki banyak keunggulan jika dibandingkan dengan sektor lainnya. Selain merupakan kebutuhan pokok, makanan juga mudah dipasarkan dan berpotensi menghasilkan repeat order tinggi.
1. Produk Makanan Lebih Cepat Dikenal Masyarakat
Makanan mudah dikenali karena bisa langsung dicicipi dan dirasakan manfaatnya. Jika rasanya enak dan tampilannya menarik, produk makanan Anda bisa cepat mendapat perhatian pelanggan. Hal ini tentu berbeda dibanding produk seperti fashion atau elektronik yang butuh pertimbangan lebih lama.
Apalagi di era media sosial seperti sekarang, satu foto makanan yang menggoda bisa langsung viral dan meningkatkan pesanan. Banyak usaha kuliner yang sukses besar hanya karena kekuatan konten dari pelanggan. Kemudahan branding ini menjadi nilai plus tersendiri. Anda bisa membangun reputasi dengan cepat jika konsumen merasa puas dan rela merekomendasikan produk Anda.
2. Pilihan Produk Bervariasi
Dari makanan berat, camilan, minuman, hingga makanan sehat, bisnis kuliner menawarkan banyak pilihan yang bisa dikembangkan sesuai modal dan target pasar. Anda bisa memulai dari satu menu sederhana dan menambah variasi seiring waktu.
Kelebihan ini memberi fleksibilitas tinggi. Misalnya, jika produk nasi kotak belum terlalu diminati, Anda bisa coba ganti menjadi rice bowl kekinian yang lebih praktis dan disukai generasi muda.
Tak hanya itu, makanan musiman atau edisi spesial juga bisa menjadi peluang pendapatan tambahan. Strategi menu terbatas ini sering kali efektif menarik minat beli dalam waktu singkat.
3. Peluang Usaha Sampai ke Mancanegara
Makanan Indonesia kini sudah banyak dikenal hingga ke luar negeri. Produk seperti keripik, sambal, dan kue kering mulai menembus pasar ekspor berkat kemasan dan strategi branding yang kuat.
Peluang ini bisa dimulai dari menjual ke diaspora Indonesia atau mengikuti pameran kuliner internasional. Anda juga bisa menjalin kemitraan dengan ekspedisi atau e-commerce luar negeri.
Dengan sistem franchise atau reseller luar negeri, usaha Anda bisa tumbuh lintas batas. Yang penting, pastikan produk memiliki sertifikasi yang sesuai dan daya tahan yang mencukupi.
Read more: Tampilkan Wajah Terbaik Bisnis dengan Profil Perusahaan
4. Pasti Ada Pembeli
Karena makanan adalah kebutuhan pokok, akan selalu ada orang yang membelinya. Anda hanya perlu menemukan segmen pasar yang tepat dan menawarkan produk yang relevan dengan kebutuhan mereka.
Misalnya, target pekerja kantor akan lebih tertarik pada menu cepat saji dan terjangkau. Sementara segmen keluarga akan lebih suka porsi besar dengan menu yang sehat dan bervariasi. Dengan strategi harga, rasa, dan kemasan yang pas, Anda bisa membangun pelanggan tetap yang berulang kali membeli produk Anda.
Cara Membuat Bisnis Plan Makanan

Menyusun bisnis plan bukan sekadar formalitas, tapi bagian penting dari membangun fondasi usaha yang kuat. Bagi usaha makanan, rencana bisnis yang rapi akan membantu Anda lebih fokus saat memproduksi, menjual, dan mengelola keuangan.
Langkah-langkah di bawah ini bisa Anda ikuti sebagai panduan menyusun bisnis plan makanan dari awal hingga siap dijalankan.
1. Lakukan Riset Pasar Produk yang Akan Dirilis
Langkah pertama adalah memahami pasar yang ingin Anda tuju. Siapa calon pembelinya? Apa kebiasaan konsumsi mereka? Apa menu favorit yang sedang tren di lingkungan Anda?
Riset pasar bisa dilakukan secara sederhana, seperti observasi kompetitor di sekitar, bertanya langsung ke calon konsumen, atau melakukan polling kecil-kecilan di media sosial. Semakin spesifik risetnya, semakin tepat juga produk yang akan Anda kembangkan.
Contohnya, jika mayoritas konsumen Anda adalah pekerja kantoran, maka makanan praktis, hemat waktu, dan bisa di-delivery akan lebih diminati dibanding menu dine-in berat. Gunakan temuan ini sebagai landasan penentuan produk.
2. Pahami Kebiasaan Pelanggan
Setelah tahu siapa targetnya, Anda perlu lebih dalam memahami kebiasaan mereka. Apakah mereka suka jajan malam? Sering pesan lewat aplikasi? Suka promo atau loyalty point?
Mengetahui pola perilaku ini akan membantu Anda menyusun strategi penjualan dan pemasaran yang lebih akurat. Anda bisa menyesuaikan waktu posting konten promosi, menu spesial berdasarkan jam makan, hingga metode pengiriman terbaik.
Interaksi juga penting. Luangkan waktu untuk bertanya atau mengajak diskusi singkat dengan pelanggan, baik langsung maupun di kolom komentar media sosial. Dari situ, Anda bisa dapat insight produk dan pelayanan apa yang perlu ditingkatkan.
3. Tentukan Visi dan Misi Bisnis
Visi dan misi bukan sekadar pajangan. Ini akan menjadi arah jangka panjang dari usaha Anda. Visi menggambarkan “mau dibawa ke mana” bisnis ini, sementara misi menjelaskan cara mencapainya.
Sebagai contoh:
- Visi: Menjadi pilihan utama makanan rumahan sehat dan terjangkau di Jakarta Selatan.
- Misi: Menyediakan menu harian sehat dengan bahan lokal segar, pengemasan ramah lingkungan, dan pelayanan cepat.
Dengan memiliki visi-misi yang jelas, Anda dan tim akan lebih terarah dalam mengambil keputusan, baik terkait produk, pemasaran, hingga kerja sama bisnis di masa depan.
4. Bangun Profil Bisnis
Profil bisnis adalah wajah dari usaha Anda. Biasanya terdiri dari nama usaha, jenis makanan yang dijual, lokasi produksi, dan informasi kontak. Jika memungkinkan, tambahkan juga nilai-nilai yang Anda pegang, seperti “halal”, “organik”, “bebas MSG”, atau “bahan lokal”.
Gunakan gaya bahasa yang sesuai dengan citra bisnis Anda. Jika menyasar anak muda, gunakan nada santai dan desain visual menarik. Untuk pasar keluarga atau ibu rumah tangga, bisa gunakan nada yang lebih informatif dan penuh empati.
Pastikan profil ini bisa dibaca dengan mudah di media sosial, katalog, bahkan kemasan makanan. Jangan lupa juga menyiapkan logo dan tagline yang menggambarkan semangat usaha Anda.
5. Tentukan Kategori Rencana Bisnis
Langkah berikutnya adalah memilih kategori bisnis plan yang paling cocok untuk fase usaha Anda. Bila baru mulai, gunakan Startup Business Plan. Jika ingin memperluas cabang, gunakan Growth Business Plan.
Menentukan kategori ini akan menentukan seberapa dalam dan luas isi dokumen Anda. Untuk kebutuhan internal, Anda bisa fokus ke operasional harian. Tapi untuk kebutuhan investor atau mitra, sertakan data proyeksi keuangan, pasar, dan roadmap jangka panjang.
Kategori bisnis plan ini juga bisa disesuaikan dan digabung, tergantung kebutuhan. Yang terpenting, dokumen Anda menjawab “apa yang ingin dicapai” dan “bagaimana cara mencapainya”.
Identifikasi Unique Selling Product (USP)
USP adalah keunggulan spesifik yang membedakan produk Anda dari kompetitor. Mungkin Anda punya resep turun-temurun, kemasan ramah lingkungan, atau pelayanan 24 jam? Itulah USP Anda.
USP ini harus jelas dan konsisten ditampilkan dalam setiap promosi. Saat pelanggan tahu apa yang membuat produk Anda istimewa, mereka akan lebih mudah mengingat dan merekomendasikan bisnis Anda.
Tak hanya di dalam bisnis plan, USP juga sebaiknya disisipkan dalam bio media sosial, banner, dan materi promosi lainnya. Ini adalah “nilai jual” utama Anda.
Persiapan Produk yang Ingin Dikomersilkan
Tahap terakhir adalah validasi produk. Lakukan uji coba terbatas (soft launch), kumpulkan testimoni, dan buat perbaikan berdasarkan masukan dari konsumen. Jangan terburu-buru menjual skala besar tanpa validasi rasa dan harga.
Perhitungkan juga biaya per porsi, margin keuntungan, dan kapasitas produksi harian. Pastikan semua sudah terukur. Gunakan spreadsheet sederhana untuk mencatat harga bahan, tenaga kerja, dan biaya operasional lainnya.
Setelah semuanya siap, barulah Anda bisa mulai promosi dan distribusi. Jangan lupa catat semua transaksi dari awal agar bisnis Anda langsung terdokumentasi sejak hari pertama.
Memulai usaha makanan tanpa rencana yang jelas bisa berisiko. Maka dari itu, menyusun bisnis plan makanan bukan hanya disarankan tapi sangat penting. Dengan panduan yang sudah kamu pelajari di atas, kini Anda bisa memulai langkah pertama usaha kuliner secara lebih percaya diri.
Dan saat semua aspek bisnis telah disiapkan, jangan lupa pastikan sistem pembayaran Anda juga profesional dan praktis. Gunakan platform terpercaya seperti payment gateway untuk memudahkan pelanggan bertransaksi dari mana saja, baik lewat e-wallet, transfer bank, QRIS, maupun kartu kredit.Yuk, cari tahu selengkapnya di sini: Optimalkan Transaksi Bisnis Anda dengan Payment Gateway DOKU.
