Strategi Anti-Fraud untuk Bisnis

strategi anti fraud​
Table of Contents

Key Takeaways:

  • Pentingnya Strategi Anti-Fraud: Strategi anti-fraud adalah sistem pengendalian yang dirancang untuk mencegah, mendeteksi, dan menangani kecurangan. Ini merupakan pendekatan proaktif yang terintegrasi dengan operasional perusahaan dan komponen penting dalam manajemen risiko untuk melindungi bisnis dari kerugian finansial, kerusakan reputasi, dan sanksi regulasi.
  • Empat Pilar Utama Strategi Anti-Fraud: Menurut regulasi OJK, strategi anti-fraud terdiri dari empat pilar utama: pencegahan, deteksi, investigasi, pelaporan, dan sanksi, serta pemantauan, evaluasi, dan tindak lanjut.
  • Pencegahan sebagai Garis Pertahanan Pertama: Pencegahan adalah pilar paling efektif dan murah, bertujuan membangun budaya integritas dan sistem yang kuat. Ini mencakup sosialisasi, pelatihan, pakta integritas, pemisahan tugas, four eyes principle, dan sistem whistleblowing.
  • Deteksi Melalui Teknologi dan Peran Manusia: Karena pencegahan tidak 100% efektif, pilar deteksi penting untuk mengidentifikasi indikasi fraud sedini mungkin. Ini melibatkan penggunaan teknologi canggih seperti analisis data, machine learning, dan sistem peringatan dini, serta peran manusia melalui surveilans, audit mendadak, dan pelaporan whistleblower.
  • Peran Payment Gateway dalam Mendukung Anti-Fraud: Payment gateway yang andal berfungsi sebagai garis pertahanan terdepan dalam mencegah payment fraud. Fitur keamanannya meliputi deteksi fraud berbasis teknologi canggih, enkripsi data standar industri (AES-256), kepatuhan regulasi (PCI DSS), otentikasi berlapis (3D Secure), serta dasbor keamanan dan riwayat transaksi untuk pemantauan dan investigasi.

Bagi pelaku usaha yang ingin bisnisnya terlindungi dari fraud atau tindak kecurangan, Sobat DOKU wajib menerapkan strategi anti-fraud sebagai penguatan sistem pengendalian internal. Strategi anti-fraud adalah sistem pengendalian fraud yang dirancang dengan mengacu pada proses terjadinya fraud dan karakteristik dari potensi tindak kecurangan tersebut.

Menurut regulasi OJK, penyusunan dan penerapan strategi anti-fraud terdiri atas empat pilar, yakni pencegahan; deteksi; investigasi, pelaporan, dan sanksi; pemantauan, evaluasi, dan tindak lanjut. Implementasi strategi ini secara sistematis memungkinkan perusahaan untuk memperkuat infrastruktur keamanan internal, menutup celah potensi kecurangan, serta mempertahankan reputasi dan integritas bisnis.

Apa itu Strategi Anti-Fraud dan Pentingnya untuk Bisnis

Strategi Anti-Fraud dan Pentingnya untuk Bisnis

Strategi anti-fraud adalah rangkaian tindakan terencana dan sistematis yang dirancang untuk mencegah, mendeteksi, dan menangani berbagai bentuk kecurangan yang dapat terjadi dalam lingkungan bisnis. Strategi ini bukan sekadar prosedur reaktif ketika fraud sudah terjadi, tapi juga menjadi pendekatan proaktif yang terintegrasi dengan seluruh aspek operasional perusahaan.

Selain itu, strategi anti-fraud juga menjadi bentuk dukungan terhadap penerapan manajemen risiko yang efektif. Dalam konteks Enterprise Risk Management (ERM), fraud merupakan salah satu risiko operasional yang dapat mengancam keberlangsungan bisnis. Oleh karena itu, strategi anti-fraud menjadi komponen penting dalam kerangka kerja manajemen risiko organisasi bisnis secara keseluruhan, terlebih jika kegiatan usahanya menjadi semakin kompleks.

Semakin kompleks kegiatan usaha mengakibatkan peningkatan eksposur risiko terhadap potensi terjadinya fraud yang tentunya berujung pada kerugian. Kompleksitas ini juga mencakup volume transaksi tinggi, rantai pasok panjang, hingga timbulnya tekanan kompetisi dan target bisnis yang agresif.

Semakin tinggi volume transaksi, semakin sulit sistem atau tim pengawas untuk mendeteksi setiap peluang anomali (transaksi yang menyimpang dari pola normal). Selain itu, rantai pasok yang panjang dan kompleks perlu melibatkan banyak vendor, supplier, serta mitra bisnis, sehingga sulit melakukan verifikasi secara menyeluruh dan rawan menjadi celah untuk melakukan fraud. Ketika target bisnis semakin sulit, tekanan untuk mencapai angka tersebut rawan menciptakan insentif untuk manipulasi data.

Jika semua itu terjadi tanpa strategi anti-fraud yang terstruktur dan komprehensif, perusahaan akan menghadapi risiko serius yang dapat mengancam keberlangsungan bisnis. Beberapa ancaman tersebut meliputi kerugian finansial dan operasional; kerusakan reputasi dan hilangnya kepercayaan publik; hingga sanksi regulasi.

Dan dalam penerapan strategi anti fraud, organisasi bisnis perlu patuh dengan segala regulasi karena itu merupakan standar minimum yang harus dipenuhi. Regulasi memberikan pedoman jelas tentang apa yang harus dilakukan, best practices yang sudah teruji di industri, hingga perlindungan hukum ketika perusahaan sudah mendemonstrasikan kepatuhan dengan itikad baik (good faith compliance). Penerapan strategi yang komprehensif juga pada akhirnya akan bertindak sebagai pelindung aset, integritas, dan reputasi organisasi bisnis.

Pilar Pencegahan dalam Strategi Anti-Fraud

Pilar pencegahan adalah garis pertahanan pertama sekaligus strategi paling murah dalam anti-fraud. Sebab, biaya untuk mencegah kecurangan jauh lebih kecil dibandingkan biaya untuk mendeteksi, menginvestigasi, dan memulihkan kerugian setelah fraud terjadi. Selain itu, pencegahan ini juga bertujuan membangun budaya integritas dan sistem yang kuat, sehingga fraud menjadi semakin sulit dilancarkan.

Langkah pencegahan yang efektif bisa dimulai dengan membangun budaya organisasi yang sadar dan waspada terhadap risiko kecurangan. Kesadaran ini harus tertanam di setiap level, mulai dari top management hingga front-line employees. Capaian ini dapat ditempuh melalui pelaksanaan program sosialisasi rutin, seperti workshop atau kampanye internal yang menekankan dampak fraud terhadap bisnis dan individu. Sosialisasi perlu dilanjutkan dengan pengadaan pelatihan formal yang memberikan pengetahuan sekaligus keterampilan praktis terkait bagaimana mengenali dan mencegahnya dalam pekerjaan sehari-hari.

Agar efek dari sosialisasi dan pelatihannya benar-benar berbuah menjadi kesadaran aktif, perlu diperkuat dengan menyediakan fakta integritas atau dokumen komitmen tertulis, dan meminta setiap karyawan untuk menandatanginya. Ketika seseorang menandatangani komitmen tertulis, maka akan tercipta komitmen psikologis yang lebih kuat. Secara legal, ini juga menjadi bukti bahwa individu tersebut sadar dan telah sepakat untuk patuh.

Kesadaran saja tidak cukup untuk melakukan pencegahan sehingga perlu dukungan sistem dan kebijakan yang struktural untuk meminimalkan kesempatan fraud. Kebijakan keamanan yang bisa diterapkan adalah pemisahan tugas dan four-eyes principle sebagai benteng operasional yang efektif. Pemisahan tugas memastikan bahwa satu orang tidak mengendalikan seluruh proses, sehingga menyulitkan upaya manipulasi tunggal. Sementara itu, four-eyes principle mengharuskan setidaknya dua orang menyetujui transaksi sensitif untuk mencegah keputusan impulsif atau peluang korupsi.

Dalam rangka memperkuat fondasi pilar pencegahan, pelaku bisnis juga perlu menghidupkan sistem whistleblowing sebagai saluran transparan untuk pelaporan aktivitas mencurigakan. Sistem ini harus anonim, mudah diakses (melalui hotline, email khusus, atau platform digital), dan dilindungi dari pembalasan, sehingga karyawan merasa aman melaporkan dugaan fraud.

Pilar Deteksi dalam Strategi Anti-Fraud

Meskipun pilar pencegahan adalah garis pertahanan pertama, kenyataanya jarang ada sistem pencegahan yang 100% efektif. Selalu ada kemungkinan fraud "lolos" dari kontrol preventif. Itulah mengapa perlu ada pilar deteksi untuk mengidentifikasi indikasi fraud sedini mungkin sebelum berdampak besar dan menggerus aset perusahaan. Berbeda dengan pencegahan yang proaktif, deteksi lebih menekankan pemantauan kontinu untuk menangkap pola mencurigakan.

Pengaplikasian teknologi canggih menjadi keharusan di pilar ini, apalagi saat harus berhadapan dengan volume data dan transaksi besar yang hampir tidak realistis jika diperiksa secara manual. Itu sebabnya, perlu teknologi analisis data guna memindai pola transaksi historis agar dapat mendeteksi anomali, machine learning untuk memprediksi fraud secara akurat, dan sistem peringatan dini yang dapat mengirimkan alert secara real-time saat indikasi potensi kecurangan.

Penggunaan teknologi sebagai otomatisasi juga perlu dibarengi dengan peran langsung manusia melalui surveilans, audit mendadak, dan pelaporan whistleblower sebagai alat untuk deteksi. Surveilans dan audit mendadak bertujuan untuk menguji integritas proses tanpa pemberitahuan ataupun alert, sedangkan whistleblower (yang terintegrasi dari pilar pencegahan) sering kali menjadi sumber deteksi paling berharga, karena berasal dari pengamatan internal.

Contoh kasus untuk memahami pilar deteksi: Seorang manager membuat vendor fiktif dan mencoba melakukan transaksi Rp25 juta. Namun, sistem peringatan dini langsung mengirimkan alert karena vendor baru ini terdeteksi tanpa purchase order, data tak lengkap, serta pola pembayaran menyimpang dari historis berdasarkan analisis data transaksi. Audit internal melakukan tindak lanjut dan mendapati bahwa transaksi dikirim kepada vendor tanpa alamat dan kontak yang valid. Dengan kombinasi deteksi tadi, tindak kecurangan dapat diidentifikasi sejak dini sebelum menimbulkan kerugian bisnis.

Pilar Investigasi Fraud (The Deep Dive)

Pilar Investigasi Fraud

Pilar Investigasi adalah tahap yang berfokus pada respons retroaktif setelah kecurangan telah terdeteksi atau terjadi. Tujuannya adalah mengungkap seluruh kebenaran di balik insiden tersebut untuk menentukan tanggung jawab dan kerugian.

  • Penyelidikan Sistematis: Melakukan proses penyelidikan yang terstruktur, dimulai dari pengumpulan fakta terkait kasus, mengidentifikasi pelaku (baik internal maupun eksternal), dan memahami modus operandi (cara operasional) kecurangan.
  • Pengumpulan Bukti dan Kerugian: Mengumpulkan bukti digital dan fisik yang kredibel untuk mendukung temuan, serta melakukan penghitungan kerugian total. Kerugian ini mencakup dampak finansial langsung maupun non-finansial, seperti kerusakan reputasi.
  • Penetapan Sanksi dan Hukuman: Setelah investigasi selesai, perusahaan harus menetapkan tindakan tegas untuk memberikan efek jera. Ini termasuk pemutusan hubungan kerja dan gugatan pidana bagi pelaku internal, serta pemutusan kontrak dan blacklist bagi mitra eksternal yang terlibat.

Pilar Mitigasi dan Pemulihan Risiko (The Fix-It Strategy)

Pilar Mitigasi adalah tahap yang berfokus pada perbaikan proaktif dan pemulihan, dirancang untuk memastikan kecurangan serupa tidak dapat terjadi lagi dan untuk meminimalkan dampak jangka panjang.

  • Perbaikan Sistem Keamanan: Berfokus pada perbaikan dan penguatan sistem yang dieksploitasi oleh fraudster. Ini mencakup penutupan celah keamanan, peningkatan firewall, dan implementasi kontrol akses yang lebih ketat.
  • Pengurangan Risiko Jangka Panjang: Melakukan analisis root cause untuk mengidentifikasi kelemahan mendasar dalam proses dan kontrol, lalu menerapkan perubahan kebijakan permanen.
  • Pemulihan Pasca-Fraud: Upaya untuk memulihkan dana dan mengurangi kerugian finansial. Ini dapat mencakup proses klaim asuransi, upaya penuntutan balik (gugatan perdata) terhadap pihak yang bertanggung jawab, atau peningkatan reserve dana untuk menanggung risiko di masa mendatang.

Fitur Keamanan Payment Gateway dalam Mendukung Strategi Anti-Fraud

Setelah memahami pilar-pilar strategi anti-fraud di atas, kita mengetahui bahwa transaksi atau payment fraud merupakan salah satu area berisiko tinggi yang harus dikelola dengan ketat dalam operasional bisnis. Solusi payment gateway yang andal berfungsi sebagai garis pertahanan terdepan, didukung oleh fitur keamanan berlapis yang dirancang untuk menjaga integritas setiap pembayaran.

Fitur keamanan kritis yang umumnya disediakan oleh payment gateway meliputi:

  • Deteksi Fraud Berbasis Teknologi Canggih: Sistem gateway modern dilengkapi dengan analisis real-time dan machine learning yang memantau setiap transaksi 24/7. Tujuannya adalah mendeteksi pola yang tidak biasa atau mencurigakan, seperti volume pembelian yang tiba-tiba melonjak atau penggunaan kartu dari lokasi geografis berisiko tinggi.
  • Enkripsi Data Standar Industri: Untuk melindungi informasi sensitif seperti detail kartu dan data pribadi, gateway menggunakan enkripsi end-to-end yang kuat (seperti AES-256). Ini memastikan data diacak dan tidak dapat dibaca oleh pihak tidak berwenang saat transit.
  • Kepatuhan Regulasi (PCI DSS Compliance): Kepatuhan terhadap Payment Card Industry Data Security Standard (PCI DSS) adalah wajib. Gateway yang patuh telah menjalani audit berkala untuk membuktikan bahwa mereka memenuhi standar keamanan global tertinggi dalam penanganan data kartu.
  • Otentikasi Berlapis (3D Secure): Mendukung teknologi otentikasi multi-factor seperti 3D Secure (seperti Visa Secure atau Mastercard Identity Check). Ini memberikan lapisan verifikasi tambahan, mengharuskan pemegang kartu mengonfirmasi transaksi melalui bank mereka.
  • Dasbor Keamanan & Riwayat Transaksi: Menyediakan akses ke dasbor keamanan yang transparan serta catatan transaksi yang lengkap. Fitur ini memungkinkan tim merchant memantau risiko secara intuitif dan memiliki data yang memadai untuk keperluan investigasi jika terjadi insiden fraud.

Secara keseluruhan, payment gateway yang terintegrasi mendukung pilar strategi anti-fraud Anda dengan menyediakan enkripsi dan PCI DSS untuk pencegahan akses tidak sah, analisis data canggih untuk deteksi ancaman kecurangan secara dini, hingga riwayat transaksi lengkap untuk mendukung proses investigasi pasca-insiden.

Tingkatkan Keamanan dan Raih Pertumbuhan Bisnis Anda

Jangan biarkan risiko payment fraud menggerus keuntungan dan menghambat peluang ekspansi Anda. Lengkapi strategi anti-fraud internal Anda dengan fondasi transaksi yang andal. Keamanan berlapis yang ketat adalah prasyarat untuk pertumbuhan yang berkelanjutan di pasar digital.

Sebagai pionir payment gateway di Indonesia, DOKU menawarkan keandalan dan fitur anti-fraud canggih yang dibutuhkan oleh bisnis Anda. Infrastruktur ini memungkinkan Anda mengelola risiko secara proaktif dan fokus pada peningkatan volume penjualan.

Ketahui lebih lanjut tentang peluang pertumbuhan bisnis dengan DOKU untuk melengkapi keamanan berlapis Anda dengan sistem payment gateway yang menjamin keamanan dan konversi maksimal.