Key Takeaways
- Lonjakan adopsi AI dan perubahan perilaku pengguna menunjukkan bahwa ekosistem Indonesia kian siap membangun solusi AI yang memiliki nilai bisnis
- Event AI Tech That Matters menunjukkan bahwa pentingnya membangun produk AI yang tidak hanya canggih, tetapi relevan dengan kebutuhan pengguna.
- DOKU MCP Server dengan dukungan AP2 menghadirkan infrastruktur pembayaran yang aman dan terhubung langsung dengan AI agent, mempercepat inovasi sekaligus membuka peluang Agentic Commerce.
Dalam beberapa tahun terakhir, perkembangan AI mengalami lonjakan signifikan, bukan hanya dari sisi teknologi, tetapi juga dampaknya terhadap perilaku pengguna dan pertumbuhan industri. Di Indonesia maupun global, aplikasi yang memasarkan fitur AI mengalami pertumbuhan pendapatan hingga +127% S1 2025 dan S1 2024 (YoY). Ekosistemnya pun semakin kuat, tercermin dari meningkatnya minat investor, dengan pendanaan privat mencapai USD 91 juta sepanjang S2 2024 hingga S1 2025.
Perubahan Perilaku Pengguna di Era AI
Tren ini sejalan dengan perubahan cara pengguna berinteraksi dan mengambil keputusan di ruang digital. Data dari Google, Temasek, Bain & Company dalam e-Conomy SEA Report 2025 menunjukkan bahwa:
- 75% pengguna merasa chatbot, penerjemah, dan pencarian gambar berbasis AI membantu mereka menemukan konten dan menyelesaikan tugas dengan lebih cepat.
- 74% terbantu oleh rekomendasi cerdas dan feed yang terpersonalisasi.
45% menggunakan AI untuk menghemat waktu dalam riset dan perbandingan. - 45% lainnya mengaku bisa mengambil keputusan lebih cepat dengan usaha mental yang lebih sedikit.
Di sisi lain, cara orang melakukan pencarian juga berubah, dari hanya teks menjadi multimodal (teks, gambar, suara), dari kueri pendek menjadi kueri panjang dan kompleks, serta dari proses lama menjadi jawaban yang cepat dan presisi. Perubahan ini membuka peluang komersial baru yaitu mulai dari insight pencarian visual yang tumbuh 70% YoY, hingga traffic yang lebih berkualitas ke situs bisnis.
AI dan Interaksi untuk Transaksi
Di Indonesia, implementasi AI dalam transaksi pun mulai terlihat jelas. Salah satu pendekatan yang diprediksi akan lebih dahulu berkembang adalah Human-in-the-Loop (HITL), model di mana pengguna tetap mengkonfirmasi keputusan pembayaran yang dilakukan oleh AI agent. Model ini dianggap sesuai dengan perilaku konsumen lokal yang masih mengutamakan keamanan dan kontrol dalam proses pembayaran, meski otomatisasi AI semakin berkembang.
Secara keseluruhan, kombinasi antara pertumbuhan pasar, kesiapan teknologi, perubahan perilaku pencarian, dan meningkatnya kenyamanan konsumen dalam berinteraksi dengan AI membuka peluang besar bagi pelaku bisnis untuk menciptakan produk AI yang benar-benar bernilai komersial. Indonesia bukan hanya menjadi pengguna AI, tetapi juga mulai menjadi ekosistem yang siap membangun dan menskalakan inovasi berbasis AI.
Baca juga: Mendorong Masa Depan Agentic Commerce: DOKU MCP Server dan Protokol Agent Payments dari Google
Tech That Matters: Membuat Produk AI yang Bernilai Bisnis

Namun perkembangan cepat ini memunculkan tantangannya tersendiri yaitu “Bagaimana membangun produk AI yang bukan hanya canggih, tetapi benar-benar menghasilkan nilai bisnis?” Pertanyaan inilah yang melatarbelakangi terselenggaranya acara “Tech That Matters: Build AI Products That Actually Sell”, sebuah event yang diadakan DOKU yang berkolaborasi dengan BuildClub.ai, digelar pada 20 November 2025 di GoWork Treasury Tower, SCBD Jakarta.
DOKU, perusahaan fintech pembayaran ini berkomitmen mendukung inovasi AI yang membawa dampak bagi dunia bisnis. Melalui Tech That Matters, DOKU menghadirkan ruang diskusi bagi para inovator untuk membahas bagaimana membangun produk AI yang kuat secara teknologi, layak secara komersial, dan mudah diskalakan.

Acara ini mempertemukan founder startup, builder AI, dan komunitas teknologi untuk bertukar wawasan, menjajaki peluang kolaborasi, sekaligus mempelajari studi kasus nyata dalam membangun solusi AI yang memberikan nilai bisnis. Adapun para pembicara dalam acara ini merupakan para pendiri dan builder AI terdepan di Indonesia.
Mereka hadir membawa pengalaman dan peran masing-masing dari perusahaan serta komunitas yang menjadi penggerak utama inovasi AI di Indonesia:
- Chris Yeo (CEO DOKU)
DOKU adalah perusahaan fintech pembayaran yang menyediakan berbagai solusi untuk mendukung pertumbuhan bisnis. Di era AI saat ini, salah satu layanan yang semakin relevan adalah DOKU MCP Server dengan dukungan AP2, yang memungkinkan AI agent terhubung langsung ke metode pembayaran digital secara aman.
- Aurelius Ivan Wijaya (BuildClub City Lead & AI Engineer)
BuildClub.ai adalah komunitas global untuk para AI builders yang menghubungkan founder, developer, dan inovator produk untuk berkolaborasi serta menciptakan solusi AI yang siap digunakan di dunia nyata.
- Arsifa Deliyana (CEO Videfly)
Videfly adalah platform AI asal Indonesia yang dapat mengubah tautan produk menjadi video promosi secara instan, membantu bisnis dan online sellers membuat konten berkualitas dengan mudah.
- Kevin Daniel (CEO QuantumByte)
QuantumByte adalah platform builder aplikasi AI yang memungkinkan siapapun membuat dan meluncurkan aplikasi menggunakan bahasa natural dan antarmuka low-code, sehingga inovasi dapat dilakukan lebih cepat.

Dengan hadirnya para pembicara dari berbagai perusahaan dan komunitas yang dari pengembangan AI, sesi diskusi dalam Tech That Matters tidak hanya membahas teori dan tren, tetapi juga pengalaman langsung membangun solusi AI yang siap pakai. Di titik inilah, peran DOKU sebagai enabler teknologi pembayaran menjadi semakin relevan, terutama ketika AI mulai bergerak dari sekadar eksplorasi informasi menuju eksekusi transaksi.
CEO DOKU, Chris Yeo juga menegaskan bagaimana pergeseran besar di era AI terutama Agentic Commerce membuka peluang baru bagi bisnis untuk menciptakan pengalaman digital yang lebih cerdas dan terintegrasi:

Lebih lanjut, Chris Yeo juga menegaskan komitmen DOKU dalam memberdayakan komunitas teknologi melalui produk terbaru DOKU, “Itulah sebabnya kami memperkenalkan MCP Server lebih awal, untuk memberikan komunitas teknologi alat yang mereka butuhkan untuk bereksperimen, membangun, dan berinovasi di era baru AI-driven commerce. Kami antusias berkolaborasi dengan komunitas seperti ini agar solusi yang kami hadirkan benar-benar sesuai kebutuhan mereka dan dapat mempercepat pertumbuhan ekosistem yang lebih luas. Pada akhirnya, kami berkomitmen membantu bisnis dari berbagai skala untuk tumbuh lebih cepat melalui inovasi teknologi pembayaran.”
Acara ini menegaskan bahwa masa depan AI ditentukan oleh kemampuan industri membangun solusi yang kokoh secara teknologi dan layak secara bisnis. Tech That Matters menunjukkan bahwa Indonesia memiliki talenta, komunitas, dan infrastruktur yang cukup untuk lebih dari sekedar menjadi pengguna teknologi AI secara global. Dengan membangun produk yang kuat secara teknis, memahami kebutuhan lokal, dan siap menyesuaikan dengan skala bisnis, para AI builder Indonesia memiliki peluang besar untuk menciptakan inovasi yang dapat bersuara di panggung yang lebih luas.
.jpg)