Kenali Perbedaan Venture Capital & Private Equity untuk Bisnis Anda

perbedaan venture capital dan private equity
Table of Contents

Key Takeaways:

  • Fokus Investasi: Venture Capital (VC) menargetkan perusahaan rintisan (startup) tahap awal dengan ide inovatif dan potensi pertumbuhan tinggi (risiko tinggi). Private Equity (PE) menargetkan perusahaan mapan yang sudah teruji profitabilitasnya untuk diakuisisi atau direstrukturisasi (risiko lebih stabil).
  • Skala & Bentuk Pendanaan: VC umumnya memberikan pendanaan kecil hingga menengah secara bertahap dan kepemilikan minoritas. PE memberikan investasi besar untuk akuisisi atau ekspansi signifikan, seringkali menuntut kepemilikan mayoritas.
  • Keterlibatan Investor: VC terlibat aktif (hands-on), menyediakan mentoring dan strategi untuk mendorong pertumbuhan. PE menawarkan bimbingan strategis dan menempatkan orang berpengalaman di dewan untuk transformasi operasional.
  • Peran dalam Ekosistem: VC memberdayakan inovasi agar startup berkembang menjadi bisnis besar. PE mendorong skala dan transformasi perusahaan yang sudah ada.
  • Keputusan Pendanaan: Pemilihan antara VC dan PE harus didasarkan pada tahap perkembangan dan tujuan bisnis. Gunakan VC jika mencari pertumbuhan cepat (startup), dan gunakan PE jika membutuhkan transformasi atau ekspansi besar (perusahaan mapan).

Bagi Sobat DOKU yang berkecimpung di dunia bisnis, istilah venture capital (VC) tentu sudah tidak asing. VC adalah salah satu jenis pendanaan strategis yang krusial untuk mendorong pertumbuhan agresif perusahaan. Namun, ketika membahas pendanaan dari investor, apa itu venture capital dan private equity, beserta perbedaannya?

Singkatnya, capital venture adalah investasi di perusahaan rintisan, fokus pada startup dengan potensi pertumbuhan tinggi, sedangkan private equity adalah investasi pada perusahaan yang lebih besar, lebih matang atau mapan (enterprise). Meskipun private equity dan venture capital adalah strategi investasi terkemuka yang mendorong pertumbuhan bisnis, keduanya memiliki perbedaan fundamental. Perbedaan tersebut terletak pada tahap bisnis yang didanai, tingkat risiko, persentase kepemilikan, dan tujuan akhir investasi.

Memasuki dunia pencarian investor bisa menjadi prospek yang menakutkan dan berakibat fatal jika tanpa bekal pengetahuan yang memadai. Oleh karena itu, langkah awal yang wajib dilakukan setiap founder adalah memutuskan jenis investasi yang dicari dan meninjau kecocokan model pendanaan tersebut. Memahami perbedaan mendasar antara venture capital dan private equity, yang kerap dianggap sama, adalah tanggung jawab utama Anda untuk menentukan arah masa depan perusahaan.

Perbedaan Utama Venture Capital dan Private Equity

Untuk membantu Sobat DOKU mengambil keputusan pendanaan yang tepat, bagian ini akan menggambarkan lebih detail mengenai perbedaan krusial antara VC dan PE secara sederhana dan mudah dipahami.

Tahap Bisnis yang Didanai

Tahap Bisnis yang Didanai

Salah satu pembeda paling signifikan adalah jenis perusahaan yang ditargetkan. Venture capital (VC) berfokus pada perusahaan rintisan (startup) tahap awal yang memiliki ide atau teknologi inovatif, namun riwayat operasionalnya masih terbatas atau belum teruji profitabilitasnya. Investor VC mengambil pendekatan terarah, sering berfokus pada sektor atau teknologi spesifik seperti fintech, bioteknologi, atau layanan kesehatan.

Sebaliknya, private equity (PE) menargetkan perusahaan yang sudah mapan dengan rekam jejak profitabilitas dan arus kas yang terbukti stabil. Investor PE biasanya masuk untuk melakukan reposisi strategis atau mengatasi kinerja buruk guna memaksimalkan pendapatan. PE memiliki cakupan investasi yang lebih luas di berbagai industri, namun cenderung menyasar sektor tradisional seperti manufaktur, pertanian, atau ritel.

Besaran dan Bentuk Investasi

Modal ventura, meskipun substansial, biasanya memberikan pendanaan berskala kecil hingga menengah demi pertumbuhan yang cepat. Mereka juga berpotensi memberikan investasi lanjutan dalam putaran berikutnya. Pendekatan bertahap ini memudahkan pemodal untuk memitigasi risiko dengan mengevaluasi perkembangan perusahaan sebelum memberikan tambahan modal.

Sementara itu, PE dikenal melakukan investasi yang lebih besar. Biasanya digunakan untuk membiayai akuisisi perusahaan, restrukturisasi, atau untuk upaya ekspansi yang signifikan. Investor cenderung menuntut kepemilikan ekuitas yang tinggi, sering kali mencapai kepemilikan mayoritas, yang artinya mereka dapat mengambil alih sebagian besar saham.

Tingkat Risiko dan Ekspektasi Return

Venture capital adalah investasi berisiko tinggi karena banyaknya startup yang gagal dan waktu bertahun-tahun yang dibutuhkan untuk mencapai laba. Untuk memitigasi risiko ini, pemodal melakukan diversifikasi portofolio dengan menanam modal di banyak perusahaan. Harapannya, keberhasilan beberapa investasi dapat menutupi kerugian dan memberikan imbal hasil yang signifikan.

Berbeda dengan VC, PE tidak mampu mengambil risiko tinggi karena satu perusahaan yang gagal bisa menghancurkan pendanaan. Mereka mengutamakan bisnis mapan dan terbukti dengan arus kas yang konsisten, sehingga kemungkinan kerugiannya lebih rendah. Investor biasanya menargetkan return lebih stabil dalam jangka tertentu.

Bentuk Keterlibatan Investor

Bentuk Keterlibatan Investor

VC sering kali menerapkan pendekatan langsung, berpartisipasi aktif dalam proses pengambilan keputusan strategis perusahaan-perusahaan portofolionya. Selain modal, mereka juga memberikan dukungan berupa mentoring, strategi pertumbuhan, dan koneksi industri untuk membantu mendorong pertumbuhan dan peningkatan operasional.

Lain halnya dengan PE yang menawarkan bimbingan dan arahan strategis, termasuk menempatkan orang yang berpengalaman dalam dewan perusahaan. Bentuk keterlibatan ini membuat kedua dukungan pembiayaan memiliki tingkat intervensi yang berbeda pada perusahaan yang didanai.

Struktur Kepemilikan dan Kontrol

Private equity biasanya mengakuisisi saham pengendali di perusahaan-perusahaan portofolionya, dan sering kali menjadi pemegang saham mayoritas. Tingkat kepemilikan ini memudahkan mereka untuk memberikan pengaruh yang signifikan terhadap arah strategis dan keputusan operasional perusahaan.

Di sisi lain, VC hanya memiliki saham minoritas dan bisa memimpin atau berpartisipasi dalam beberapa putaran pendanaan. Mereka dapat meningkatkan kepemilikan secara bertahap seiring waktu, tetapi jarang berusaha untuk memperoleh kendali atau pengaruh atas tujuan perusahaan. Pendekatan ini mempermudah para pendiri dan tim manajemen untuk mempertahankan kendali sambil tetap mendapatkan manfaat dari dukungan finansial.

Contoh Nyata Pendanaan Venture Capital dan Private Equity

Melalui Venture Capital, startup teknologi, marketplace, atau aplikasi digital bisa mendapatkan pendanaan dalam jumlah besar tanpa harus segera mengembalikan modal. Investasi tersebut dapat digunakan untuk mengembangkan produk, melakukan pemasaran secara agresif, dan melakukan ekspansi. Ketika usaha meningkat, perusahaan bisa mulai melakukan pengembangan yang lebih luas sampai dapat menjual saham ke publik.

Sementara itu, perusahaan ritel, manufaktur, atau franchise yang menggunakan private equity bisa terselamatkan dari krisis dan ambang kebangkrutan. PE membantu restrukturisasi dengan mengidentifikasi apa yang perlu diubah dan menyusun strategi agar operasional lebih efisien. Bisnis juga berpotensi memperluas cabangnya setelah pendekatan yang diterapkan berhasil.

Meskipun sama-sama menanamkan modal, kedua jenis investor ini memiliki peran berbeda dalam ekosistem bisnis. Keterlibatan PE mendorong skala dan transformasi perusahaan, sedangkan VC memberdayakan inovasi startup agar bisa berkembang menjadi bisnis yang lebih besar.

Saatnya Memilih Pendanaan yang Tepat untuk Pertumbuhan Bisnis

Memahami perbedaan VC dan PE dapat membantu Anda membuat keputusan pendanaan yang lebih strategis. Anda perlu menilai kebutuhan bisnis: apakah mencari pertumbuhan cepat seperti startup (VC), atau membutuhkan transformasi dan ekspansi besar (PE). Pendanaan yang sesuai dapat mempercepat pertumbuhan bisnis dan meningkatkan profit, asalkan didukung oleh model bisnis yang solid dan tujuan jangka panjang yang jelas.

Investor manapun yang Anda pilih, baik VC yang menuntut pertumbuhan eksponensial maupun PE yang fokus pada efisiensi operasional, keduanya akan meninjau seberapa siap dan efisien sistem kas dan penerimaan Anda. Pertumbuhan yang agresif atau transformasi yang ketat membutuhkan sistem pembayaran yang mampu diskalakan, rekonsiliasi yang instan, dan minim error finansial.

Jangan biarkan peluang investasi besar hilang hanya karena infrastruktur transaksi Anda masih manual dan berisiko. Siapkan perusahaan Anda untuk pertumbuhan atau transformasi dengan fondasi keuangan yang kuat. Ketahui lebih lanjut tentang peluang pertumbuhan bisnis dengan DOKU untuk melengkapi strategi pendanaan Anda dengan sistem penerimaan kas yang efisien dan siap untuk menghadapi skalabilitas bisnis apa pun.