KEY TAKEAWAYS:
- Berbagai Hambatan dalam Transaksi Online. Transaksi online sering menghadapi kendala teknis (halaman lambat, error sistem) dan non-teknis (metode pembayaran terbatas, keharusan membuat akun baru, biaya tersembunyi).
- Dampak Negatif Hambatan Transaksi. Hambatan-hambatan ini menyebabkan kerugian pendapatan karena pelanggan membatalkan pembelian (lebih dari 70% meninggalkan keranjang belanja) dan beralih ke kompetitor (47% setelah satu kegagalan transaksi).
- Pentingnya Sistem Checkout yang Optimal dan Metode Pembayaran Beragam. Checkout yang rumit menurunkan konversi, sementara terbatasnya pilihan metode pembayaran, terutama tidak adanya dompet digital, membuat pelanggan membatalkan transaksi (51% karena e-wallet tidak tersedia).
- Ancaman Penipuan dan Keamanan. Penyalahgunaan dan penipuan (card-not-present, phishing) merugikan bisnis secara finansial dan reputasi, sehingga kepatuhan standar keamanan (PCI DSS, 3D Secure, tokenisasi, fraud detection AI) sangat penting.
- Solusi Komprehensif dengan Payment Gateway DOKU. DOKU menawarkan solusi untuk mengatasi hambatan ini dengan sistem yang stabil, fleksibel, mendukung berbagai metode pembayaran lokal (QRIS, e-wallet), dilengkapi fitur keamanan AI, serta memiliki UI checkout yang sederhana dan mobile-ready.
Di era digital yang semakin berkembang, transaksi online semestinya menjadi kekuatan utama dalam mendorong pertumbuhan bisnis. Namun kenyataannya, banyak perusahaan, termasuk skala besar, masih menghadapi berbagai hambatan dalam proses pembayaran digital. Mulai dari transaksi yang gagal, sistem checkout yang tidak optimal, hingga metode pembayaran yang tidak sesuai dengan preferensi konsumen, semuanya berpotensi menghambat laju penjualan.
Hambatan-hambatan ini tidak hanya mengganggu kenyamanan pelanggan, tetapi juga berdampak signifikan terhadap efektivitas operasional dan keberhasilan bisnis. Ketika proses transaksi tidak berjalan lancar, pelanggan bisa dengan mudah meninggalkan pembelian mereka dan beralih ke kompetitor. Inilah sebabnya, mengenali dan memahami permasalahan umum dalam transaksi online menjadi langkah strategis untuk meningkatkan konversi serta membangun pengalaman pengguna yang lebih baik.
Hambatan dalam Transaksi Online yang Sering Terjadi

Hambatan dalam transaksi online bisa timbul dari sisi teknis maupun non-teknis, dan dapat terjadi di berbagai tahap, mulai dari proses checkout hingga penyelesaian pembayaran. Secara teknis, pelanggan sering mengalami kendala seperti halaman yang lambat dimuat, error pada sistem, atau form yang tidak responsif. Sementara dari sisi non-teknis, terbatasnya metode pembayaran, keharusan membuat akun baru, hingga adanya biaya tersembunyi sering kali membuat konsumen membatalkan pembelian mereka.
Ketika pengalaman pengguna terganggu oleh hambatan-hambatan tersebut, dampaknya bisa sangat merugikan. Baymard Institute melaporkan bahwa lebih dari 70% pengguna meninggalkan keranjang belanja sebelum menyelesaikan pembayaran. Sebagian besar karena proses checkout yang membingungkan. Situasi ini membuat bisnis kehilangan potensi pendapatan sekaligus kesempatan untuk membangun loyalitas pelanggan secara berkelanjutan.
Kesalahan Pembayaran dan Pembayaran Gagal
Kesalahan dalam proses pembayaran masih menjadi tantangan besar yang sering dihadapi oleh banyak perusahaan. Hal ini bisa dipicu oleh overload sistem gateway, timeout jaringan, hingga kegagalan verifikasi kartu atau kesalahan input data seperti nomor yang salah atau CVV tidak cocok. Pada metode transfer bank, kegagalan bisa terjadi karena gangguan sistem bank atau keterlambatan sinkronisasi saldo secara real-time.
Kegagalan seperti ini tidak hanya menimbulkan frustasi bagi pelanggan, tetapi juga bisa membuat mereka enggan kembali. Riset dari Faster Capital menunjukkan bahwa 47% pelanggan akan mempertimbangkan beralih ke kompetitor setelah mengalami satu kali kegagalan transaksi. Akibatnya, bisnis bisa mengalami kerugian pendapatan dalam jumlah besar, terutama jika volume transaksi harian tinggi.
Untuk meminimalkan risiko tersebut, perusahaan perlu mengimplementasikan sistem fallback dan notifikasi real-time. Sistem fallback memastikan pembayaran tetap bisa diproses melalui jalur alternatif jika terjadi gangguan. Sedangkan notifikasi real-time membantu pengguna segera mengetahui status pembayaran mereka dan memberikan opsi untuk mengulang atau memilih metode lain. Pendekatan ini membantu menjaga kepercayaan sekaligus meningkatkan keberhasilan transaksi.
Gangguan pada Sistem Checkout
Checkout yang rumit dan tidak ramah pengguna sering kali menjadi penghalang utama dalam menyelesaikan transaksi. Berdasarkan data Baymard Institute, sebanyak 17% pengguna membatalkan pembelian karena proses checkout yang terlalu panjang atau membingungkan. Formulir yang terlalu banyak, tampilan yang tidak optimal di perangkat mobile, hingga kewajiban registrasi, menjadi penyebab umum kegagalan di tahap akhir transaksi.
Masalah teknis juga turut memperburuk pengalaman pengguna, seperti error saat mengisi data atau loading halaman yang terlalu lama. Bahkan, menurut BigCommerce keterlambatan hanya satu detik dapat menurunkan konversi hingga 7%. Hambatan ini kerap terjadi karena integrasi payment gateway yang kurang optimal, sistem yang tidak responsif terhadap lonjakan trafik, atau platform checkout yang tidak kompatibel di semua perangkat.
Solusinya, perusahaan perlu melakukan pengujian berkala seperti A/B testing dan UX audit untuk mengidentifikasi serta memperbaiki titik-titik friksi. Pengujian ini bisa memberikan insight berharga dalam menyederhanakan alur transaksi. Selain itu, sistem checkout harus dirancang agar mobile-friendly dan dapat beradaptasi dengan berbagai device, demi memberikan pengalaman bertransaksi yang cepat dan nyaman di mana pun pelanggan berada.
Masalah dengan Metode Pembayaran
Terbatasnya pilihan metode pembayaran dapat menjadi alasan utama pelanggan membatalkan transaksi. Banyak bisnis hanya menawarkan transfer bank lokal atau kartu kredit, padahal tren menunjukkan pergeseran besar ke arah dompet digital. Menurut survei Forbes (2024), 51% konsumen menghentikan pembelian karena metode e-wallet tidak tersedia, sebuah angka yang menunjukkan pentingnya fleksibilitas dalam opsi pembayaran.
Preferensi pembayaran sangat dipengaruhi oleh usia, lokasi, dan kebiasaan digital konsumen. Di Indonesia, misalnya, e-wallet seperti GoPay, OVO, dan DANA menjadi metode yang paling banyak digunakan. Bahkan, survei terbaru menyebutkan 66% konsumen di Indonesia lebih memilih e-wallet ketimbang metode lainnya. Jika sebuah bisnis tidak menyesuaikan diri dengan preferensi ini, maka risiko kehilangan pelanggan akan semakin besar.
Untuk menjawab tantangan ini, perusahaan perlu menyesuaikan opsi pembayaran dengan target demografi. Menambahkan integrasi ke metode populer seperti QRIS atau e-wallet lokal dapat memperluas jangkauan pasar dan meningkatkan konversi. Dengan pendekatan ini, bisnis tidak hanya memenuhi ekspektasi pelanggan, tetapi juga memperkuat daya saing di pasar digital yang semakin dinamis.
Penyalahgunaan dan Penipuan dalam Transaksi Online
Di balik kenyamanan transaksi digital, ada ancaman serius berupa penyalahgunaan dan penipuan. Penggunaan kartu curian dalam transaksi online menjadi salah satu kasus yang paling umum, terutama pada model transaksi tanpa kartu fisik (card-not-present). Selain itu, teknik phising dan social engineering semakin canggih dalam menipu pengguna untuk memberikan informasi sensitif.
Dampaknya sangat merugikan, baik dari segi keuangan maupun reputasi bisnis. Studi dari Telesign menyebutkan bahwa lebih dari 60% konsumen tidak akan kembali jika pernah menjadi korban penipuan. Sekali reputasi bisnis rusak, kepercayaan pelanggan sulit dibangun kembali. Ditambah lagi, berita negatif tentang penipuan mudah menyebar luas melalui media sosial.
Untuk menghadapinya, perusahaan harus mematuhi standar keamanan seperti PCI DSS, serta mengadopsi teknologi canggih seperti 3D Secure, tokenisasi, dan fraud detection berbasis AI. Namun, sistem keamanan juga harus tetap mempertimbangkan kenyamanan pengguna. Oleh karena itu, penting bagi perusahaan untuk menyeimbangkan antara proteksi dan pengalaman pengguna agar proses checkout tetap aman namun tidak merepotkan.
Meningkatkan Kepercayaan Konsumen dalam Transaksi Online
Kepercayaan adalah landasan utama dalam dunia transaksi digital, apalagi karena tidak adanya kontak langsung antara pembeli dan penjual. Dalam konteks ini, pelanggan menilai keamanan dan transparansi sebagai hal yang paling penting sebelum melakukan pembelian. Bahkan menurut PwC, 85% konsumen tidak akan berbelanja di platform yang mereka anggap tidak aman dalam mengelola data.
Elemen-elemen seperti transparansi harga, kebijakan refund yang jelas, dan sistem keamanan yang andal menjadi pilar penting dalam membangun kepercayaan. Sertifikasi seperti SSL, PCI-DSS, serta badge dari penyedia pembayaran terpercaya dapat memperkuat rasa aman pelanggan saat checkout. Selain itu, customer service yang cepat tanggap juga menjadi penentu loyalitas pengguna dalam jangka panjang.
Ulasan positif dan kredibilitas brand sangat berpengaruh dalam keputusan pembelian. Platform yang bekerja sama dengan payment gateway yang kredibel seperti DOKU, akan lebih dipercaya konsumen karena menghadirkan pengalaman transaksi yang profesional dan aman. Logo payment gateway terpercaya di halaman checkout pun bisa menjadi sinyal kepercayaan yang meningkatkan tingkat konversi secara signifikan.
Mengatasi Hambatan dalam Transaksi Online
Untuk mengatasi berbagai hambatan tersebut, perusahaan membutuhkan pendekatan strategis yang menyeluruh. Salah satu solusinya adalah menggunakan payment gateway yang stabil, fleksibel, dan mendukung berbagai metode pembayaran lokal. Fitur seperti integrasi API yang mudah dan notifikasi real-time membantu pelaku usaha mengelola pembayaran secara dinamis dan responsif.
Pastikan menggunakan layanan payment gateway yaang dilengkapi sistem berbasis AI yang mampu mendeteksi transaksi mencurigakan, serta sertifikasi PCI-DSS untuk menjamin standar perlindungan bagi pengguna.
Selain itu, penting juga menggunakan layanan payment gateway yang mendukung metode populer seperti credit card, installment, e-wallet, bank transfer / virtual account, convenience store, paylater, direct debit, digital banking, dan QR payment. Credit card dapat digunakan untuk transaksi cepat dan internasional, serta e-wallet seperti GoPay, OVO, dan DANA untuk kemudahan tanpa input kartu. Bank transfer/virtual account memudahkan pembayaran tanpa kartu kredit, sementara convenience store memungkinkan pembayaran di toko ritel seperti Indomaret atau Alfamart.
Paylater memberikan opsi pembayaran di kemudian hari, dan direct debit memungkinkan pembayaran otomatis untuk langganan atau setiap kali ada transaksi. Selain itu, digital banking memungkinkan transaksi langsung melalui aplikasi bank, serta QR Payment yang memungkinkan transaksi dilakukan dengan memindai kode QR (Quick Response) menggunakan aplikasi pembayaran di ponsel.
Hambatan transaksi seperti checkout yang rumit, metode terbatas, atau kegagalan pembayaran bisa diatasi dengan pendekatan yang tepat. Dengan menggunakan layanan payment gateway yang tepat seperti DOKU, bisnis dapat tumbuh lebih cepat, membangun kepercayaan pelanggan, dan meningkatkan efisiensi proses pembayaran.
Cari tahu bagaimana Payment Gateway DOKU mempermudah transaksi bisnis Anda dan bantu usaha berkembang lebih cepat dan aman, di sini: Optimalkan Transaksi Bisnis Dengan Payment Gateway DOKU.
Referensi
- Baymard Institute. 49 Cart Abandonment Rate Statistics 2025. Diakses pada 04 Juli 2025. https://baymard.com/lists/cart-abandonment-rate
- Amra and Emla. TOP MOBILE CHECKOUT OPTIMIZATION STATISTICS 2025. Diakses pada 04 Juli 2025. https://www.amraandelma.com/mobile-checkout-optimization-statistics/
- BigCommerce. What is page load time and why is it important? Diakses pada 04 Juli 2025. https://www.bigcommerce.com/glossary/page-load/
- Faster Capital. Payment Service Availability: The Impact of Payment Downtime on Customer Loyalty. Diakses pada 04 Juli 2025. https://fastercapital.com/content/Payment-Service-Availability--The-Impact-of-Payment-Downtime-on-Customer-Loyalty.html
- Forbes. 53% of Americans Use Digital Wallets More Than Traditional Payment Methods: Poll. Diakses pada 04 Juli 2025. https://www.forbes.com/advisor/banking/digital-wallets-payment-apps/
- Telesign. Nearly Two-Thirds of Consumers Say Fraud Incidents Damage Brand Trust and Loyalty. Diakses pada 04 Juli 2025. https://www.telesign.com/press/fraud-damages-trust
- Market Us. Digital Trust Statistics 2025 By New Secure Technology. Diakses pada 04 Juli 2025. https://scoop.market.us/digital-trust-statistics/