Pahami Manajemen UMKM agar Bisnis Terus Bertumbuh

Pahami Manajemen UMKM agar Bisnis Terus Bertumbuh
Table of Contents

KEY TAKEAWAYS: 

  • Penting untuk mengelola UMKM secara menyeluruh, tidak hanya penjualan, meliputi keuangan, pemasaran, risiko, produksi, SDM, pengembangan, dan pemulihan.
  • Identifikasi dan mitigasi risiko, serta siapkan rencana cadangan untuk menghadapi tantangan tak terduga.
  • Kelola utang dan modal dengan hati-hati; laporan keuangan penting untuk mengontrol biaya, mengetahui laba rugi, dan mengelola arus kas.
  • Manajemen usaha yang baik membantu adaptasi, menjaga kepuasan pelanggan, dan membangun loyalitas melalui pemanfaatan teknologi dan SOP yang jelas.
  • Gunakan payment gateway untuk transaksi efisien, pastikan legalitas bisnis, dan libatkan tenaga ahli untuk memperkuat posisi UMKM.

Mengelola UMKM bukan hanya soal membuat produk laku di pasaran. Di balik proses jual beli, ada pekerjaan penting yang sering terabaikan: memastikan usaha berjalan efisien, mampu bersaing di tengah persaingan yang semakin ketat, dan tetap bertahan dalam jangka panjang. Inilah esensi dari manajemen UMKM.

Namun, kenyataannya masih banyak pelaku usaha yang kebingungan saat berhadapan dengan aspek manajemen, terutama dalam hal keuangan dan pengendalian risiko. Padahal, tanpa fondasi yang kuat di dua area ini, usaha bisa mudah goyah.

Bayangkan ketika harga bahan baku melonjak atau tren pasar tiba-tiba berubah. Tanpa strategi yang jelas, pemilik usaha bisa kewalahan dan kesulitan mengambil keputusan tepat. Sebaliknya, jika pengelolaan dilakukan dengan rapi dan terarah, tantangan tersebut justru bisa diubah menjadi peluang untuk berkembang.

Manajemen UMKM dan Pentingnya untuk Bisnis

Manajemen UMKM dan Pentingnya untuk Bisnis

Menurut James A.F. Stoner, manajemen dalam bisnis adalah proses perencanaan, pengorganisasian, serta pemanfaatan sumber daya untuk mencapai tujuan organisasi. Definisi ini juga berlaku dalam konteks UMKM yang ruang lingkupnya cukup luas. 

Dalam buku Encep Saifullah, dkk. berjudul “Manajemen Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah (UMKM)”, dijelaskan bahwa manajemen UMKM mencakup keuangan, pemasaran, produksi, sumber daya manusia, pengelolaan risiko, hingga pemulihan usaha.

Keterkaitan antar aspek ini sangat erat. Keuangan yang sehat menunjang produksi, strategi pemasaran yang tepat mendatangkan konsumen baru, sementara pengelolaan SDM yang baik memastikan operasional berjalan lancar. 

Jika sistem manajemen dijalankan rapi, UMKM dapat lebih mudah beradaptasi, mengurangi risiko, dan menjaga stabilitas arus kas. Sebaliknya, tanpa pengaturan yang jelas, usaha akan cepat goyah: distribusi bisa terhambat, pelayanan tidak konsisten, bahkan pelanggan bisa beralih meskipun produk yang ditawarkan berkualitas. 

Inilah alasan mengapa manajemen yang baik menjadi fondasi bagi pertumbuhan dan keberlanjutan UMKM.

Manajemen Usaha, Kunci Adaptasi dan Pelanggan yang Setia

Manajemen Usaha, Kunci Adaptasi dan Pelanggan yang Setia

Manajemen usaha bukan hanya soal menjaga arus kas tetap sehat, tapi juga mencakup strategi pemasaran, produksi, hingga pengelolaan SDM. Ketiga aspek ini saling melengkapi dan membentuk fondasi kuat untuk keberlangsungan bisnis.

Usaha dengan manajemen yang rapi lebih mudah beradaptasi, menjaga kepuasan pelanggan, serta membangun basis konsumen yang loyal. Inilah modal besar agar bisnis bisa bertahan sekaligus berkembang.

Ada beberapa langkah yang bisa diterapkan. Teknologi dapat dimanfaatkan untuk mendukung operasional, mulai dari pencatatan inventaris hingga transaksi. Proses kerja juga bisa ditingkatkan dengan SOP yang jelas serta distribusi produk yang lebih cepat. Alur kerja yang efisien pada akhirnya akan berdampak pada kualitas pelayanan.

Contoh nyata bisa dilihat dari Martha Tilaar Group. Perusahaan yang kini dikenal secara internasional ini, awalnya hanya dimulai dari garasi orang tua DR. Martha Tilaar pada tahun 1970. Perjalanannya tidak singkat, mulai dari membangun kerja sama bisnis, melakukan akuisisi, meluncurkan inovasi produk, hingga terus beradaptasi dengan perkembangan zaman dan persaingan pasar.

Setelah lebih dari 55 tahun, Martha Tilaar Group bukan hanya diakui secara global dan meraih berbagai penghargaan, tetapi juga berhasil melahirkan banyak anak perusahaan besar. Kisah ini menjadi bukti bahwa manajemen usaha yang terencana mampu menjadi titik balik keberhasilan, bahkan untuk bisnis yang dimulai dari skala UMKM.

Manajemen Risiko Bisnis

Bagi UMKM yang baru merintis, manajemen risiko bukan barang mewah, melainkan kebutuhan agar usaha bisa bertahan dalam kondisi yang tidak pasti. 

Langkah pertama adalah mengidentifikasi jenis risiko: operasional (misalnya gangguan produksi atau pemasok), finansial (arus kas tidak stabil), dan pasar (perubahan permintaan atau persaingan). Lalu, nilai risiko tersebut berdasarkan tingkat dampak & probabilitas agar kamu tahu mana yang harus segera ditangani.

Setelah identifikasi, penting juga menyusun strategi penanganan:

  • Diversifikasi produk atau saluran distribusi, agar bisnis tidak tergantung pada satu lini atau klien. 
  • Digitalisasi dan pengelolaan arus kas ketat, dengan alat pencatatan keuangan sederhana agar pengeluaran dan pemasukan selalu terpantau. 
  • Rencana kontinjensi atau cadangan, seperti dana darurat atau pemasok alternatif, agar saat terjadi kejadian tak terduga bisnis tetap bisa berjalan. 

Dengan pendekatan yang adaptif dan berkelanjutan, UMKM dapat meningkatkan ketahanan bisnis meskipun belum memiliki sistem manajemen risiko formal

Manajemen Keuangan yang Efektif

Manajemen Keuangan yang Efektif

Mengatur keuangan secara tepat menjadi fondasi utama agar UMKM bisa bertahan sekaligus berkembang. Pencatatan arus kas yang rapi, pembukuan yang jelas, hingga perencanaan anggaran yang terukur membantu pelaku usaha mengambil keputusan yang lebih bijak. Utang maupun modal usaha juga perlu dikelola hati-hati supaya tidak berubah menjadi beban.

Menurut DJPB Kementerian Keuangan, laporan keuangan memiliki berbagai fungsi penting. Mulai dari mengontrol biaya operasional, mengetahui laba rugi, mengelola arus kas, hingga menjadi syarat untuk memperoleh pinjaman dari bank. Sistem yang tertata rapi membuat pelaku usaha lebih mudah memantau perkembangan sekaligus menekan risiko salah kelola.

Kisah UMKM lokal bisa jadi contoh nyata. Sepatu Brodo asal Bandung, misalnya, berhasil tumbuh dari modal terbatas sekitar Rp7 juta berkat pengelolaan arus kas yang disiplin. Yukka Harlanda selaku pendiri memilih strategi pembayaran vendor di muka sebelum jatuh tempo, sehingga risiko utang menumpuk bisa dihindari. Meski sempat goyah akibat pandemi, Brodo mampu bangkit kembali dengan manajemen keuangan yang lebih hati-hati, hingga kini dikenal sebagai brand lokal yang sukses berekspansi.

Untuk meminimalkan risiko salah catat transaksi sekaligus memantau arus keuangan secara real-time, pemilik UMKM bisa memanfaatkan layanan payment gateway. Solusi ini membantu proses transaksi jadi lebih cepat, efisien, dan aman, sehingga pengelolaan keuangan makin terkendali. 

Yuk, cari tahu bagaimana payment gateway dapat mengoptimalkan transaksi dan mendukung pertumbuhan bisnismu di sini: Pahami Peluang Industri Digital & Games Dengan Rekomendasi Produk, Fitur Hingga Metode Pembayaran DOKU Payment Gateway.